Ilmu Komputer

Metode AHP: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan dan Contoh

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai kriteria dan alternatif secara hierarki. Metode ini dikembangkan oleh Thomas L.

Saaty pada tahun 1970-an dan telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang, seperti manajemen, perencanaan, dan pengambilan keputusan. AHP membantu mengurai kompleksitas suatu masalah dengan merinci elemen-elemen keputusan menjadi tingkatan yang lebih kecil, sehingga memudahkan analisis dan penilaian.

Dengan memanfaatkan prinsip perbandingan berpasangan, AHP memungkinkan pemangku kepentingan untuk memberikan bobot atau nilai relatif pada setiap kriteria dan alternatif.

Artikel ini akan menjelaskan secara lebih rinci tentang konsep dasar AHP, langkah-langkah penerapannya, serta manfaatnya dalam meningkatkan proses pengambilan keputusan.

Apa Itu Metode AHP

Metode AHP, atau Analytical Hierarchy Process, adalah suatu metode pengambilan keputusan yang digunakan untuk menangani kompleksitas dalam pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan berbagai kriteria dan alternatif secara hierarki.

Metode ini dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970-an dan telah menjadi alat yang populer dalam berbagai disiplin ilmu, seperti manajemen, perencanaan, dan teknik keputusan.

Pendekatan AHP memecah masalah pengambilan keputusan menjadi tingkatan yang lebih kecil, memudahkan proses analisis dan penilaian.

Dengan menggunakan prinsip perbandingan berpasangan, AHP memungkinkan para pemangku kepentingan untuk memberikan bobot atau nilai relatif pada setiap kriteria dan alternatif yang ada. Ini membantu dalam menghasilkan keputusan yang lebih sistematis dan terstruktur.

Penerapan AHP melibatkan langkah-langkah tertentu, termasuk pembuatan matriks perbandingan berpasangan, perhitungan nilai kriteria dan subkriteria, serta penentuan prioritas.

Metode ini membantu mengatasi subjektivitas dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur.

Dalam artikel ini, kita akan lebih mendalam membahas konsep dasar AHP, langkah-langkah implementasinya, dan pentingnya metode ini dalam meningkatkan kualitas pengambilan keputusan di berbagai konteks.

Kapan AHP Digunakan

Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan ketika kita dihadapkan pada keputusan yang kompleks dan melibatkan banyak kriteria serta alternatif. Berikut adalah beberapa situasi di mana AHP seringkali diterapkan:

1. Pemilihan Keputusan Multikriteria

Metode AHP berguna ketika kita dihadapkan pada keputusan yang melibatkan banyak kriteria. Contohnya, dalam pemilihan vendor, kita dapat mempertimbangkan berbagai faktor seperti kualitas produk, harga, dan keandalan pengiriman.

AHP membantu dalam memberikan bobot pada setiap kriteria dan menganalisis secara hierarkis untuk menentukan pilihan terbaik.

2. Perencanaan dan Strategi

Dalam perencanaan strategis, organisasi seringkali dihadapkan pada banyak skenario dan opsi. AHP dapat membantu dalam mengevaluasi konsekuensi dari berbagai keputusan, memungkinkan perencana untuk membuat pilihan yang sejalan dengan tujuan jangka panjang perusahaan.

3. Evaluasi Kinerja Karyawan

Manajemen sumber daya manusia dapat menggunakan AHP untuk menilai kinerja karyawan. Dengan mempertimbangkan kriteria seperti keterampilan, produktivitas, dan kontribusi terhadap tim, AHP membantu membuat keputusan yang lebih objektif dalam pengembangan karir karyawan.

4. Manajemen Proyek

Dalam konteks manajemen proyek, AHP dapat membantu dalam pemilihan proyek, alokasi sumber daya, dan penentuan prioritas tugas. Ini membantu memastikan bahwa proyek berjalan efisien dan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

5. Pengembangan Produk

Dalam pengembangan produk baru, AHP dapat digunakan untuk mengevaluasi fitur-fitur yang diinginkan oleh pelanggan. Dengan memahami preferensi pelanggan, perusahaan dapat fokus pada pengembangan fitur yang paling bernilai.

6. Penilaian Risiko

Manajemen risiko dapat memanfaatkan AHP untuk menilai dan memprioritaskan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Hal ini memungkinkan organisasi untuk merencanakan langkah-langkah mitigasi yang efektif.

7. Keputusan Investasi

Dalam dunia keuangan, AHP dapat membantu investor dalam memilih portofolio investasi. Dengan mempertimbangkan risiko, hasil potensial, dan tujuan investasi, AHP membantu dalam mengambil keputusan investasi yang lebih informasional.

Cara Kerja Metode AHP

Cara kerja Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat dijelaskan melalui beberapa tahapan yang terstruktur. Berikut adalah penjelasan perpoin secara panjang:

1. Pendefinisian Tujuan dan Kriteria

Tahap pertama dalam AHP adalah mendefinisikan tujuan utama pengambilan keputusan dan kriteria yang akan dievaluasi.

Misalnya, jika kita ingin memilih vendor, tujuan utama mungkin adalah memaksimalkan kualitas produk. Kriteria dapat mencakup harga, keandalan pengiriman, dan layanan pelanggan.

2. Pembentukan Hierarki

Setelah tujuan dan kriteria ditetapkan, langkah berikutnya adalah membentuk hierarki keputusan. Hierarki ini terdiri dari tingkatan-tingkatan yang mencakup tujuan, kriteria, subkriteria, dan alternatif.

Misalnya, kriteria “kualitas produk” dapat dibagi menjadi subkriteria seperti “performa”, “daya tahan”, dan “inovasi”.

3. Penilaian Perbandingan Berpasangan

Pada tahap ini, pemangku kepentingan memberikan nilai perbandingan berpasangan antar elemen dalam setiap tingkatan hierarki.

Contohnya, mereka akan membandingkan sejauh mana “harga” lebih penting daripada “keandalan pengiriman”. Penilaian ini dilakukan dengan skala perbandingan, seperti 1 (sama penting) hingga 9 (sangat lebih penting).

4. Konsistensi Matriks

AHP memeriksa konsistensi nilai perbandingan berpasangan yang diberikan oleh pemangku kepentingan. Jika ada ketidaksesuaian, sistem meminta revisi untuk memastikan konsistensi. Hal ini penting untuk memastikan validitas hasil akhir.

5. Perhitungan Bobot Relatif

Setelah mendapatkan matriks perbandingan berpasangan yang konsisten, AHP menghitung bobot relatif untuk setiap elemen dalam hierarki.

Dengan menggunakan metode eigenvalue dan eigenvector, AHP menghasilkan bobot yang mencerminkan kontribusi relatif masing-masing elemen terhadap tujuan akhir.

6. Konsistensi Global

Konsistensi global diperiksa untuk memastikan bahwa bobot yang dihasilkan sesuai dengan nilai perbandingan berpasangan. Jika hasilnya konsisten, maka bobot tersebut dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.

7. Aggregasi dan Perankingan Alternatif

Bobot yang telah dihitung digunakan untuk mengagregasi nilai pada setiap tingkatan hierarki, dari bawah ke atas.

Hasilnya adalah perankingan alternatif berdasarkan kontribusi relatif mereka terhadap tujuan. Alternatif dengan nilai terbesar dianggap sebagai solusi terbaik.

8. Analisis Sensitivitas

Terakhir, AHP dapat dilengkapi dengan analisis sensitivitas untuk mengukur sejauh mana perubahan dalam penilaian perbandingan berpasangan mempengaruhi hasil akhir. Hal ini membantu dalam memahami seberapa stabil keputusan yang dihasilkan.

Langkah langkah Metode AHP 

Langkah-langkah perhitungan dalam menerapkan metode AHP adalah sebagai berikut:

  1. Menetapkan data kriteria sebagai langkah awal.
  2. Menilai nilai kriteria melalui perbandingan berpasangan, menggunakan skala perbandingan 1-9 sesuai teori. Data perbandingan ini membentuk matriks.
  3. Menjumlahkan nilai dalam setiap kolom matriks yang telah dibuat.
  4. Memnormalisasi matriks dengan membagi setiap nilai kolom dengan total kolom yang bersangkutan, menghasilkan data normalisasi.
  5. Menjumlahkan nilai pada setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen, menghasilkan data prioritas per kriteria.
  6. Catatan: Meskipun perhitungan kriteria telah selesai hingga langkah ini, penting untuk menilai tingkat konsistensi karena keputusan yang diambil sebaiknya didasarkan pada pertimbangan yang konsisten. Oleh karena itu, dilanjutkan dengan perhitungan konsistensi. Data prioritas ini juga digunakan sebagai nilai per kriteria.
  7. Mengalikan setiap nilai dalam kolom pertama dengan prioritas relatif elemen pertama, kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua, dan seterusnya.
  8. Menjumlahkan setiap baris hasil perkalian.
  9. Hasil penjumlahan baris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang bersangkutan.
  10. Jumlahkan hasil bagi tersebut dengan jumlah elemen yang ada, menghasilkan nilai ? maks.
  11. Menghitung Indeks Konsistensi (Consistency Index/CI) dengan rumus: CI = (? maks – n) / n, di mana n adalah jumlah elemen.
  12. Menghitung Rasio Konsistensi (Consistency Ratio/CR) dengan rumus: CR = CI/IR, di mana IR adalah Indeks Random Consistency. Daftar IR dapat ditemukan dalam tabel referensi.

Prosedur ini memberikan panduan langkah-demi-langkah dalam menerapkan metode AHP, yang mencakup evaluasi kriteria, normalisasi data, perhitungan prioritas, dan penilaian konsistensi untuk memastikan keputusan yang dihasilkan memiliki dasar yang kuat.

Menyusun Pertanyaan untuk AHP

Untuk merumuskan pertanyaan dalam kerangka Analytical Hierarchy Process (AHP), terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan:

1. Identifikasi Kriteria

Identifikasi dengan jelas kriteria-kriteria yang relevan dalam konteks evaluasi yang sedang dilakukan. Sebagai contoh, dalam penentuan lokasi perusahaan, kriteria seperti biaya, aksesibilitas, dan kualitas lingkungan kerja mungkin menjadi pertimbangan utama.

2. Pertanyaan yang Spesifik

Sajikan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik yang terkait dengan masing-masing kriteria. Sebagai contoh, “Dalam hal biaya, sejauh mana tingkat biaya sewa berkontribusi pada pemilihan lokasi yang dipertimbangkan?”

3. Skala Pemeringkatan

Gunakan skala pemeringkatan yang sesuai untuk memberikan penilaian relatif terhadap setiap alternatif. Skala yang umum digunakan adalah 1-9, di mana angka 1 menunjukkan tidak penting dan 9 menunjukkan sangat penting.

4. Pertanyaan yang Konsisten

Pastikan pertanyaan yang diajukan konsisten dengan kriteria yang telah diidentifikasi sebelumnya. Hal ini memastikan bahwa respons yang diperoleh mencerminkan dengan akurat preferensi terkait setiap kriteria.

5. Pertanyaan yang Mudah Dipahami

Utamakan kejelasan dalam merumuskan pertanyaan, sehingga orang yang menjawab dapat dengan mudah memahami esensi dari setiap pertanyaan yang diajukan.

6. Pertanyaan yang Tidak Memihak

Pastikan bahwa pertanyaan yang diajukan bersifat netral dan tidak memihak kepada salah satu alternatif. Tujuannya adalah memberikan kesempatan yang seimbang bagi setiap alternatif untuk dinilai.

Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, proses penyusunan pertanyaan untuk AHP dapat menjadi lebih terstruktur dan mendukung perolehan data yang akurat untuk pengambilan keputusan yang berbasis analisis hierarki.

Mengolah Data Kuisioner dengan AHP

Untuk mengelola data kuesioner dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), beberapa langkah yang perlu diambil adalah sebagai berikut:

  1. Pertama, identifikasi hierarki kriteria dan sub-kriteria yang akan digunakan dalam kuesioner. Hierarki ini akan menjadi landasan untuk mengevaluasi berbagai alternatif.
  2. Kedua, hitung nilai rasio kriteria dan sub-kriteria dengan memanfaatkan jawaban dari kuesioner. Langkah ini dapat dilakukan melalui pembuatan matriks perbandingan berpasangan, di mana responden diminta untuk membandingkan dua kriteria atau sub-kriteria menggunakan skala tertentu.
  3. Ketiga, hitung eigenvector dari matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan bobot relatif dari setiap kriteria dan sub-kriteria. Ini membantu mengukur kontribusi relatif dari setiap elemen dalam hierarki.
  4. Keempat, hitung skor alternatif dengan mengalikan bobot relatif dari setiap kriteria dan sub-kriteria dengan jawaban dari kuesioner untuk setiap alternatif. Ini memungkinkan penilaian terhadap setiap alternatif berdasarkan kontribusi mereka terhadap kriteria yang diidentifikasi.
  5. Kelima, bandingkan skor alternatif untuk menentukan alternatif yang paling sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
  6. Terakhir, lakukan analisis dan interpretasi hasil yang diperoleh dari AHP, dan jika diperlukan, lakukan verifikasi hasil dengan menggunakan metode lain untuk memastikan keakuratan dan konsistensi kesimpulan yang dihasilkan.

Kelebihan dan Kekurangan Metode AHP

Kelebihan Metode AHP

1. Penanganan Kriteria yang Kompleks

Metode AHP dapat menangani keputusan yang melibatkan banyak kriteria dan subkriteria dengan cara yang sistematis. Hal ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk merinci dan memahami berbagai aspek yang relevan dalam suatu konteks.

2. Struktur Hierarki

AHP menggunakan struktur hierarki yang mempermudah dalam merinci hubungan antara tujuan utama, kriteria, dan subkriteria. Hal ini membantu dalam mengorganisasi dan memahami hirarki keputusan secara lebih baik.

3. Subjektivitas Dikelola

Dengan memanfaatkan perbandingan berpasangan, AHP membantu mengelola subjektivitas dalam penilaian. Pemangku kepentingan memberikan bobot pada kriteria dan alternatif dengan cara yang terukur dan sistematis.

4. Fleksibilitas Penggunaan

AHP dapat diterapkan dalam berbagai konteks, mulai dari pemilihan vendor, perencanaan strategis, hingga evaluasi kinerja karyawan. Fleksibilitas ini membuatnya dapat diaplikasikan di berbagai industri dan bidang.

5. Pengambilan Keputusan yang Komprehensif

Dengan mengintegrasikan nilai relatif dari berbagai elemen, AHP memberikan keputusan yang lebih holistik dan komprehensif. Ini membantu pengambil keputusan dalam mempertimbangkan aspek-aspek yang beragam dan saling terkait.

Kekurangan Metode AHP

1. Kesulitan Penggunaan Skala Perbandingan

Penilaian dengan skala perbandingan bisa sulit bagi responden dan dapat menghasilkan hasil yang tidak konsisten jika tidak dijelaskan dengan baik. Hal ini dapat memengaruhi validitas dan reliabilitas data.

2. Kemungkinan Konsistensi Rendah

Proses perbandingan berpasangan dapat menghasilkan matriks yang tidak konsisten, terutama jika ada banyak elemen yang dievaluasi. Konsistensi yang rendah dapat mengurangi keandalan hasil.

3. Sensitivitas terhadap Perubahan Data

AHP dapat sangat sensitif terhadap perubahan nilai dalam matriks perbandingan berpasangan, yang dapat mempengaruhi hasil akhir. Oleh karena itu, memerlukan kehati-hatian dan verifikasi dalam pengumpulan data.

4. Keterbatasan dalam Mengatasi Perubahan Prioritas

AHP mungkin kurang efektif dalam mengatasi perubahan prioritas yang tiba-tiba atau adanya dinamika yang signifikan dalam suatu situasi. Ini dapat membatasi fleksibilitasnya dalam beberapa konteks.

5. Kompleksitas Perhitungan

Proses perhitungan AHP melibatkan langkah-langkah yang cukup kompleks, terutama ketika jumlah kriteria dan alternatif cukup besar. Ini dapat menambah kompleksitas pelaksanaan dan memerlukan keahlian khusus.

Contoh Metode AHP

Mari kita ambil contoh penerapan metode AHP dalam konteks pemilihan lokasi untuk membuka cabang perusahaan. Dalam hal ini, kita akan mempertimbangkan tiga kriteria utama: biaya sewa, aksesibilitas, dan keamanan lingkungan sekitar. Alternatif yang dipertimbangkan adalah tiga lokasi berbeda.

Langkah-langkah AHP:

  1. Tentukan hierarki dengan menetapkan tujuan utama (pembukaan cabang), kriteria (biaya sewa, aksesibilitas, keamanan lingkungan), dan subkriteria jika diperlukan.
  2. Gunakan skala perbandingan 1-9 untuk menilai hubungan relatif antar kriteria. Misalnya, jika biaya sewa dianggap lebih penting daripada aksesibilitas, berikan nilai perbandingan yang sesuai.
  3. Dengan hasil penilaian, bangun matriks perbandingan berpasangan untuk setiap pasangan kriteria dan subkriteria.
  4. Hitung eigenvector dari matriks perbandingan berpasangan untuk menentukan bobot relatif dari masing-masing kriteria dan subkriteria.
  5. Normalisasikan matriks dengan membagi setiap elemen kolom dengan total kolom yang bersangkutan untuk mendapatkan bobot yang terstandarisasi.
  6. Hitung skor untuk setiap lokasi dengan mengalikan bobot relatif dari setiap kriteria dengan nilai yang diberikan dalam kuesioner untuk masing-masing lokasi.
  7. Bandingkan skor alternatif untuk menentukan lokasi yang paling sesuai dengan kriteria yang telah diidentifikasi.
  8. Evaluasi konsistensi matriks perbandingan berpasangan untuk memastikan keandalan hasil. Jika diperlukan, lakukan revisi untuk meningkatkan konsistensi.
  9. Analisis hasil perankingan dan ambil keputusan berdasarkan prioritas yang dihasilkan oleh metode AHP.

Dengan menggunakan metode AHP, perusahaan dapat memilih lokasi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan prioritas yang telah ditetapkan secara sistematis dan terstruktur.


Rini Rahmawati