Metode Agile adalah metode yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak yang bisa disebut dengan Software Development Life Cycle. Metode ini biasanya digunakan oleh para perusahaan besar hingga startup dalam proses mengembangkan software.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai apa itu Metode Agile secara rinci supaya kita dapat lebih memahaminya.
Section Artikel
Agile sendiri merupakan sekumpulan metode yang berperan dalam pengembangan perangkat lunak yang mana prosesnya terus diulang dengan aturan dan solusi yang sudah disetujui dan disepakati dalam tim yang telah terstruktur dan terorganisir.
Pengembangan perangkat lunak yang dilakukan oleh Agile Development memiliki jangka waktu yang pendek. Dalam pengembangan perangkat lunak, dibutuhkan kecepatan beradaptasi yang bisa mengatasi perubahan yang terjadi sewaktu – waktu.
Pengembangan Agile atau Agile Development memuat model pengembangan software dengan nilai penting yang mana seluruh tim mengambil keputusan dalam waktu yang singkat, dengan kualitas dan prediksi yang tepat, dan juga memiliki potensi untuk menangani dan menyelesaikan setiap perubahan yang terjadi.
Misalnya saja kita sedang mengembangkan aplikasi, kemudian tiba – tiba muncullah Pandemi yang mengharuskan kita memenuhi kebutuhan – kebutuhan baru di dalam masyarakat. Kita sendiripun juga harus up to date mengenai pemberitaan yang sedang terjadi dan booming. Dengan begitu, perangkat lunak yang dimiliki menjadi fleksibel dan lebih efisien sesuai dengan kondisi dan keinginan pasar.
Dalam mengembangan perangkat lunak, Agile Development berlandaskan konsep yang berasal dari Agile Manifesto yang kemudian dikembangkan 14 tokoh penting terkenal yang berperan dalam dunia industri perangkat lunak.
Kita perlu memahami bahwa Metode Agile memiliki beberapa tujuan penting dalam penggunaannya, berikut penjelasannya :
Tujuan dari metode pengembangan Agile yang pertama yakni untuk menciptakan atau menghasilkan sebuah peranngkat lunak atau software dengan kualitas dan nilai jual yang tinggi namun biaya pembuatannya tetap dapat ditekan.
Yang perlu digaris bawahi di sini, tujuan dari Metode Agile adalah menciptakan suatu produk dengan kualias terbaik.
Metode Agile adalah sebuah model pengembangan yang dilakukan secara berkali – kali dan terus berulang, iteratif, serta bisa berubah sewaktu – waktu ketika dibutuhkan dalam suatu kondisi tertentu.
Pada intinya, metode ini dirancang secara fleksibel dalam mengembangkan suatu proyek jangka pendek.
Suatu perangkat lunak dapat dikembangkan dan akan terus menyesuaikan kebutuhan para penggunanya. Dalam pengembangannya, para tim pengembang berupaya dalam mengontrol biaya sekaligus waktu yang dikeluarkan dalam proses mengembangkan perangkat lunak yang menyesuaikan kebutuhan para pengguna.
Produk perangkat lunak yang dihasilkan tetap dijaga kualitasnya supaya konsisten dan terjaga dengan baik sekalipun biaya dan waktu yang digunakan sebisa mungkin diminimalkan atau ditekan.
Yang dimaksud dengan fleksibel di sini adalah pertemuan yang dilakukan oleh klien kapan saja, akibat dari terjaganya fungsionalitas suatu perangkat lunak. Pada intinya kesalahan dapat diminimalisir terutama pada suatu program maupun produk sesuai dengan proses pengembangan aplikasi.
Proses kolaborasi ini ditujukan agar para tim pengembang bisa mendiskusikan dan memberikan feedback dari klien. Oleh karena itu, koordinasi dan komunikasi antar tim pengembang perlu diciptakan dengan baik.
Metode Agile ditujukan agar para tim pengembang atau developer bisa mendapatkan akses untuk memanajemen atau mengatur urusan dan tugas masing – masing dalam mengembangkan perangkat lunak.
Manajer sendiri memiliki tugas yakni menghubungkan keinginan, kebutuhan, hingga komunikasi lainnya antara tim pengembang dengan para klien. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisisr terjadinya suatu kesalahpahaman.
Dalam mengembangkan perangkat lunak dengan Metode Agile, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui antara lain :
Agile Manifesto merupakan empat nilai penting yang menjadi kunci dalam melakukan pengembangan perangkat lunak, antara lain sebagai berikut :
Perkembangan dari Agile Manifesto melahirkan dua belas prinsip Agile yang dijadikan sebagai dasar dalam menjalankan Metde Agile, antara lain :
Terdapat delapan jenis Metode Agile yakni sebagai berikut :
Metode scrum merupakan sebuah metode yang menitikberatkan pada pengembangan perangkat lunak yang bersifat kompleks. Pengerjaannya akan dipecah dalam beberapa proses kecil yang bernama sprints.
Fitur tertentu akan diselesaikan dalam satu sprint yang mana tiap – tiap anggotanya memiliki peran masing – masing yakni product owner, scrrum master, dan juga development team.
Metode ini cenderung ditujukan pada perusahaan besar dengan jumlah tim yang banyak dan biasanya digunakan untuk proyek yang memakan waktu yang panjang. Dengan adanya metode ini, proyek yang memakan waktu lama dengan tim yang banyak, akan menjadi lebih efektif dan efisien pengerjaannya.
Metode ini memiliki tujuan pengembangan perangkat lunak yang menggunakan sumber daya seminim mungin dengan menyediakan fitur Minimum Viable Product.
Dengan bantuan fitur tersbebut, standar akan terus ditingkatkan sesuai dengan penilaian dan kebutuhan konsumen. Hal tersebut juga berpengaruh pada penggunaan sumber daya, yang dapat membantu perusahaan terutama bagi bisnis baru yang masih terbatas sumber dayanya.
Kanban merupakan metode yang prosesnya memanfaatkan virtual yang akan membuat alur kerja kita menjadi lebih jelas dan terpantau segala aktivitasnya. Visual yang diterapkan pada Kanban dinamai Kanban Board.
Pada Kanban terdapat tiga tahap yakni To Do, In Progress, dan Done. Ketiganya membuat para anggota bisa mengetahui proses pengembangan telah sampai mana.
Metode XP merupakan metode yang memiliki fokus terhadap aspek teknis dalam proses pengembangan supaya perangkat lunak yang diciptakan berkualitas tinggi, yang mana hal tersebut juga berpengaruh terhadao kemampuan para tim pengembang.
Arti ekstrim yang sebenarnya dari metode ini adalah tim harus bisa keluar dari zona nyaman dan memberikan usaha yang ekstra.
Tim dituntut agar bisa melakukan planning kebutuhan konsumen dan mengatasi iterasi, mendesain software, melakukan coding secara intensif, melakukan tes pada unit dan kebutuhan konsumen, dan juga mampu mendengarkan penilaian atau feedback konsumen.
Metode kristal berfokus pada kondisi tim dalam melakukan pengerjaan mulai dari interaksi yang dilakukan antar tim, feedback konsumen, hingga proses dokumentasi supaya pengembangan perangkat lunak dapat lebih optimal.
Tujuh prinsip metode kristal antara lain frequent delivery, reflective improvement, osmotic communication, personal safety, focus on work, easy access to expert users, dan technical tooling.
Metode DSDM merupakan metode yang fokus pada suatu keterlibatan semua anggota tim tanpa terkecuali secara berkelanjutan.
Metode ini memiliki 8 prinsip antara lain fokus untuk kebutuhan bisnis, menyelesaikannya secara tepat waktu, melakukan kolaborasi, memiliki kualitas yang baik, menciptakan fondasi yang kokoh, melakukan pengembangan secara bertahap, melakukan komunikasi dengan jelas, menunjukkan jiwa kepemimpinan.
Metode FDD merupakan metode yang hanya fokus menyelesaikan satu fitur saja dalam waktu tertentu. Langkah yang harus diterapkan dalam menjalankan metode ini adalah mengembangkan model dasar, membuat list fitur, merencanakan pengembangan pada masing – masing fitur, mendesain, lalu membangun fitur.