Home » Ilmu Komputer » Analytical Hierarchy Process: Pengertian, Fungsi dan Contoh

Analytical Hierarchy Process: Pengertian, Fungsi dan Contoh

by Rahmaratih
by Rahmaratih

Analisis Hirarki Proses (AHP) adalah metode pengambilan keputusan yang digunakan untuk membantu memilih pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. Metode ini dapat diterapkan pada berbagai jenis keputusan, mulai dari keputusan bisnis hingga keputusan pribadi.

Dalam AHP, pengambil keputusan mempertimbangkan berbagai kriteria yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan kemudian menilai setiap alternatif berdasarkan kriteria tersebut. Dengan memperhitungkan bobot relatif dari setiap kriteria, AHP membantu pengambil keputusan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi. Dalam artikel ini, kami akan membahas lebih detail tentang AHP dan bagaimana metode ini dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan.

Apa Itu AHP

AHP atau Analisis Hirarki Proses adalah metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas Saaty pada tahun 1970-an. Metode ini digunakan untuk membantu pengambil keputusan dalam memilih pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang tersedia. AHP dapat diterapkan pada berbagai jenis keputusan, mulai dari keputusan bisnis hingga keputusan pribadi.

Dalam AHP, pengambil keputusan mempertimbangkan berbagai kriteria yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan kemudian menilai setiap alternatif berdasarkan kriteria tersebut. Dengan memperhitungkan bobot relatif dari setiap kriteria, AHP membantu pengambil keputusan untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan lebih terinformasi.

Metode AHP terdiri dari serangkaian tahapan, mulai dari menentukan tujuan keputusan hingga menghitung skor akhir untuk setiap alternatif. AHP juga dapat membantu pengambil keputusan untuk mempertimbangkan perspektif yang berbeda-beda dari berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam keputusan tersebut.

Dalam praktiknya, AHP telah banyak digunakan dalam berbagai konteks pengambilan keputusan, baik dalam konteks bisnis maupun dalam kehidupan pribadi. Dengan menggunakan AHP, pengambil keputusan dapat mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan dan membuat keputusan yang lebih terinformasi dan tepat.

Pengertian AHP Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa definisi AHP menurut para ahli:

Menurut Thomas L. Saaty, pengembang AHP, AHP adalah metode pengambilan keputusan yang memecahkan masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana, mempertimbangkan hirarki faktor-faktor yang relevan, bobot relatif dari setiap faktor, dan penilaian setiap alternatif berdasarkan faktor-faktor tersebut.

Menurut Bozóki dan Fülöp, AHP adalah teknik yang dapat membantu pengambil keputusan menentukan bobot relatif dari berbagai faktor penting dan menggabungkan bobot tersebut untuk memilih alternatif yang paling cocok.

Menurut Ching-Ter Chang, AHP adalah metode yang memecahkan masalah kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan mengevaluasi bagian-bagian tersebut secara terpisah sebelum digabungkan kembali untuk membentuk kesimpulan akhir.

Menurut Nazri Bin Mohd Nawi, AHP adalah teknik pengambilan keputusan yang membantu pengambil keputusan dalam memilih alternatif terbaik dengan mempertimbangkan hirarki kriteria dan bobot relatifnya.

Menurut Roy Chowdhury, AHP adalah metode pengambilan keputusan yang memungkinkan pengambil keputusan untuk menggabungkan preferensi dan penilaian dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam keputusan.

Menurut Yolanda P. Romero dan Anand B. Joseph, AHP adalah alat bantu pengambilan keputusan yang memungkinkan pengambil keputusan untuk mempertimbangkan preferensi yang berbeda-beda dari berbagai stakeholder dan mengambil keputusan yang lebih akurat dan konsisten.

Menurut Kusdi dan Ririn Tri Ratnasari, AHP adalah teknik pengambilan keputusan yang mempertimbangkan hirarki kriteria dan subkriteria, bobot relatif dari setiap kriteria dan subkriteria, serta penilaian setiap alternatif berdasarkan kriteria dan subkriteria tersebut. Metode ini membantu pengambil keputusan dalam memilih alternatif terbaik dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang relevan dan dapat disesuaikan dengan berbagai jenis keputusan.

Fungsi AHP

Fungsi AHP adalah sebagai alat bantu pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks dengan melibatkan banyak faktor dan alternatif. Beberapa fungsi AHP yang utama antara lain:

  • AHP membantu pengambil keputusan dalam mengidentifikasi kriteria penting yang harus dipertimbangkan dalam memilih alternatif.
  • AHP memungkinkan pengambil keputusan untuk menentukan bobot relatif dari setiap kriteria dan sub-kriteria yang relevan, sehingga dapat diukur kepentingan relatif dari masing-masing faktor.
  • Dengan AHP, pengambil keputusan dapat mengukur preferensi atau prioritas relatif dari setiap alternatif berdasarkan faktor-faktor yang dipertimbangkan.
  • AHP membantu pengambil keputusan dalam memperhitungkan perspektif dan preferensi dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam pengambilan keputusan, sehingga keputusan yang diambil dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan semua pihak yang terlibat.
  • AHP dapat membantu mengurangi bias dalam pengambilan keputusan dengan menyediakan kerangka analitis yang sistematis dan obyektif.

Dengan AHP, masalah kompleks dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dan dapat dipecahkan secara terpisah sebelum digabungkan kembali untuk membentuk kesimpulan akhir.

Dengan fungsi-fungsi di atas, AHP dapat membantu pengambil keputusan dalam berbagai situasi, seperti pemilihan investasi, pemilihan lokasi bisnis, penilaian kinerja karyawan, pemilihan supplier, pemilihan kandidat, dan sebagainya.

Prosedur AHP

Berikut adalah prosedur AHP dalam pengambilan keputusan:

  • Identifikasi faktor-faktor yang relevan dalam pengambilan keputusan dan susun dalam bentuk hirarki, yaitu dengan menentukan faktor utama atau tujuan, faktor subordinat, dan sub-faktor dari masing-masing faktor subordinat.
  • Berikan bobot relatif pada setiap faktor dalam hirarki dengan menggunakan skala preferensi, misalnya skala 1-9, di mana 1 artinya faktor sama pentingnya dengan faktor lainnya, dan 9 artinya faktor sangat penting dibandingkan faktor lainnya.
  • Buat matriks perbandingan berpasangan antara setiap faktor dalam hirarki, di mana setiap elemen dalam matriks merupakan rasio preferensi antara dua faktor. Gunakan skala 1-9 untuk menilai rasio preferensi, di mana 1 artinya kedua faktor sama pentingnya, 3 artinya satu faktor sedikit lebih penting dari yang lain, dan seterusnya.
  • Hitung bobot relatif akhir dari setiap faktor dengan melakukan perhitungan pada matriks perbandingan berpasangan dengan menggunakan metode eigenvalue dan eigenvector.
  • Cek konsistensi hasil perhitungan dengan menghitung nilai konsistensi, yaitu dengan menggunakan nilai CI dan CR. Jika nilai CR lebih kecil dari 0,1, maka hasil perhitungan dianggap konsisten.
  • Gunakan bobot relatif akhir dari setiap faktor untuk mengevaluasi setiap alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif dengan skor tertinggi dianggap sebagai alternatif yang terbaik.

Dalam prosedur AHP, penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang relevan dalam pengambilan keputusan dan menyusun hirarki faktor-faktor dengan cermat.

Selain itu, perhitungan matriks perbandingan berpasangan harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan keakuratan hasil perhitungan dan meminimalkan bias. Jika dilakukan dengan benar, AHP dapat membantu pengambil keputusan dalam memilih alternatif terbaik dengan mempertimbangkan preferensi yang berbeda-beda dari berbagai stakeholder.

Contoh AHP

Berikut ini adalah contoh penggunaan AHP dalam pengambilan keputusan:

Misalnya seorang pengusaha ingin memutuskan mobil apa yang akan dia beli untuk perusahaan. Dia memiliki tiga pilihan mobil yaitu Toyota, Honda, dan Mitsubishi. Namun, dia harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti harga, kualitas, dan ketersediaan suku cadang. Berikut adalah prosedur AHP yang dapat digunakan untuk membantu pengusaha ini memilih mobil terbaik:

  • Faktor utama adalah pilihan mobil yang tersedia. Faktor subordinat adalah harga, kualitas, dan ketersediaan suku cadang. Sub-faktor dari faktor harga adalah harga awal dan biaya pemeliharaan, sub-faktor dari faktor kualitas adalah kualitas desain dan kualitas mesin, dan sub-faktor dari faktor ketersediaan suku cadang adalah ketersediaan suku cadang lokal dan internasional.
  • Berikan bobot relatif pada setiap faktor dalam hirarki dengan menggunakan skala preferensi. Misalnya, harga memiliki bobot relatif sebesar 0,4, kualitas memiliki bobot relatif sebesar 0,3, dan ketersediaan suku cadang memiliki bobot relatif sebesar 0,3.
  • Buat matriks perbandingan berpasangan antara setiap faktor dalam hirarki dengan menggunakan skala 1-9. Misalnya, jika harga lebih penting daripada kualitas, maka perbandingan antara faktor harga dan kualitas adalah 5:3. Begitu juga, jika kualitas lebih penting daripada ketersediaan suku cadang lokal, maka perbandingan antara faktor kualitas dan ketersediaan suku cadang lokal adalah 7:2.
  • Hitung bobot relatif akhir dari setiap faktor dengan melakukan perhitungan pada matriks perbandingan berpasangan dengan menggunakan metode eigenvalue dan eigenvector.
  • Hitung nilai konsistensi dengan menggunakan nilai CI dan CR. Jika nilai CR kurang dari 0,1, maka hasil perhitungan dianggap konsisten.
  • Gunakan bobot relatif akhir dari setiap faktor untuk mengevaluasi setiap alternatif, yaitu Toyota, Honda, dan Mitsubishi. Setelah penilaian dilakukan, ditemukan bahwa Honda memiliki skor tertinggi, yaitu 0,59, dibandingkan dengan Toyota (0,35) dan Mitsubishi (0,06). Oleh karena itu, pengusaha memutuskan untuk membeli mobil Honda.

Dalam contoh ini, AHP membantu pengusaha dalam memilih mobil terbaik dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang relevan. Dengan menggunakan AHP, pengusaha dapat menghindari keputusan yang berdasarkan asumsi atau preferensi pribadi semata.

You may also like