Saat ini penggunaan internet merupakan kebutuhan sehari-hari bagi setiap orang, baik itu untuk keperluan bekerja atau menjalin hubungan sosial dengan orang lain.
Lapisan dasar dari penggunaan internet dikenal dengan istilah web atau World Wide Web yang didalamnya menyediakan berbagai situs website dan layananan aplikasi untuk pengguna.
Saat ini perusahaan-perusahaan kenamaan dunia seperti Meta dan Instragram menggunakan web2 yang mengharuskan pengguna memberikan informasi pribadinya.
Namun, saat ini kemunculan Web3 sangat menarik banyak kalangan yang butuh akan privasi dalam berselancar di dunia maya. Web3 sendiri merupakan evolusi teknologi web generasi ketiga yang memiliki sistem desentralisasi dan berbasis blockchain.
Web3 masuk ke pasaran dengan keunggulan sebagai platform yang lebih cerdas dan adaptif, sekaligus memberikan kenyamanan pada pengguna karena tidak perlu lagi mengorbankan data pribadinya saat menggunakan internet.
Berikut ini adalah penjelasan lengkap tentang Web3 dari mulai pengertian hingga contohnya, simak ulasannya dalam pembahasan di bawah ini!
Section Artikel
Web3 merupakan generasi ketiga dari perkembangan industri web yang berbasis blockchain yang bekerja dengan sistem desentralisasi. Proses kerja Web3 berjalan dan berproses lebih cerdas dan adaptif dalam mengolah informasi dengan memanfaatkan teknologi seperti machine learning, DLT, big data, dan lain sebagainya.
Web3 juga sering diartikan sebagai data yang saling terhubung dengan cara kerja yang terdesentralisasi. Dalam hal ini mayoritas dari data pengguna akan tersimpan di dalam repositori terpusat. Kehadiran Web3 berhubungan erat dengan teknologi blockchain serta mata uang kripto.
Pada dasarnya web3 dan Web3 merupakan teknologi serupa dengan latar belakang sama yang hadir dengan konsep berbeda. Lalu apa perbedaan dari dua teknologi ini? berikut adalah penjelasan lengkapnya!
Perbedaan yang pertama adalah dalam hal kontrol konten yang dihasilkan, dalam Web2 pengguna tidak hanya sekedar menikmati konten di jaringan web, namun mereka juga bisa ikut berpartisipasi dalam berkarya (read-write), walaupun terkadang data yang dihasilkan tidak sepenuhnya dikontrol oleh pembuatnya.
Platform aplikasi web seperti sosial media, blog, dan semacamnya bisanya memegang kendali dari data yang dipakai oleh para pengguna.
Sedangkan dalam Web3 kontrol datanya bersifat read-write-own, artinya pengguna web atau aplikasi bukan hanya bisa menikmati dan membuat konten yang diunggahnya di internet saja, tetapi mereka memiliki hak dan kendali untuk mengatur data dan aset digital yang mereka ciptakan sendiri.
Kedua, pada Web2 sebenarnya memungkinkan para pengguna untuk ikut serta mempublikasikan sebuah konten di internet. Namun, pada kenyataannya, semua konten yang akan dipublikasikan terkait dan berpusat pada situs web yang dimiliki oleh perusahaan raksasa seperti Twitter, Facebook, Instagram, TikTok, dan lainnya.
Sedangkan pada aplikasi Web3 yang berbasis blockchain, sistemnya terdesentralisasi serta tidak di-hosting pada platform yang dipegang dan dikendalikan oleh organisasi atau perusahaan tertentu. Web3 dirancang sedemikian rupa sehingga teknologinya bisa menghasilkan konten yang diciptakan pada aplikasi dengan mudah.
Ketiga, jika pada aplikasi Web2 pengguna harus mengandalkan jasa pembayaran yang sudah tersedia, misalnya seperti kartu kredit atau paypal, yang dibuat untuk memfasilitasi transaksi jual beli online yang terjadi di internet.
Maka dalam Web3, sarana pembayarannya bisa lebih mudah karena sudah memiliki sistem pembayaran khusus yang inheren. Transaksi pada aplikasi Web3 bisa dilakukan dengan memakai mata uang kripto atau dalam bahasa internasional dikenal dengan cryptocurrency. Walaupun pada saat ini masih memiliki kekurangan karena tingkat kecepatan transaksinya yang tergolong masih rendah.
Ada beberapa fungsi Web3 yang bisa dimanfaatkan oleh pengguna untuk mempermudah pemakaian internet, apa saja? berikut adalah beberapa diantaranya!
Dalam ekosistem Web3 para pengguna dipastikan memiliki aset kepemilikan, baik data ataupun layanan yang berada di platform Web3 sepenuhnya bisa dikendalikan dan dimiliki oleh pembuatnya.
Hal ini memungkinkan karena pada web3 menggunakan teknologi berbasis blockchain dan aset berupa krypto yang terdesentralisasi.
Platform dan aplikasi Web3 mempunyai bahasa pemrograman yang terbuka dan kode aplikasi yang bisa dipakai oleh siapa saja. Aplikasi di Web3 juga terbuka dan tidak membatasi atau mengontrol akses para pengguna.
Web3 mengendalikan proses ekonominya dengan mengoperasikan sistem aset krypto. Aset Krypto digunakan sebagai sistem keuangan alternatif berdasarkan blockchain dan kriptografi. Hal tersebut membuat transaksi dengan menggunakan cryptocurrency tidak diatur.
Jika pada era Web2 para pengguna masih harus menukar fasilitas platform dengan data pribadi pengguna, dalam Web3 data pribadi akan lebih aman, karena web3 memberikan ruang aman dan memungkinkan para pengguna memiliki hak kepemilikan langsung atas apa yang sudah mereka buat melalui non-fungibel token atau NFT.
Saat ini sudah semakin banyak aplikasi dan layanan keluaran baru yang bisa diakses menggunakan platform Web3. Diantaranya adalah:
Web3 memiliki 3 komponen inti, apa saja? berikut adalah uraian lengkapnya!
Fitur paling penting yang menjadi komponen web3 adalah jaringan blockchain, sifat dasar teknologi Web3 yang sistemnya terdesentralisasi dibuat dengan menggunakan teknologi blockchain. Oleh karena itu, dengan teknologi ini data yang ada dalam web3 akan terdesentralisasi, terbuka, sekaligus bisa didistribusikan.
Keberadaan Artificial Intelligence (AI) bisa membantu membedakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia asli dan mana yang merupakan rekayasa, sehingga informasi dalam web3 bersifat akurat dan bisa disampaikan pada para pengguna.
Komponen lain dari web3 adalah virtual reality dan augmented reality yang nanti akan dimanfaatkan saat perusahaan menggunakan blockchain mereka dan memakai NFT serta token cryptocurrency untuk membeli aset digital.
Web3 memiliki tiga karakteristik khusus, yaitu:
Web3 sebagai generasi lanjutan dari teknologi web memiliki banyak kelebihan, diantaranya adalah:
Selain memiliki keunggulan, Web3 juga memiliki kekurangan. Karena data pengguna bisa disamarkan seringkali web3 bisa digunakan sebagai media transaksi ilegal seperti pencucian uang dan sebagainya. Transaksi yang dilakukan melalui Web3 tidak akan bisa melacak identitas pelaku.
Seiring dengan perkembangan teknologi dan penciptaan aplikasi-aplikasi baru yang memudahkan kegiatan sehari-hari manusia secara daring. Web3 sudah mendukung penggunaan beberapa web atau aplikasi sebagai berikut ini!
Nah, itu dia informasi lengkap tentang Web3 yang merupakan merupakan evolusi teknologi web generasi ketiga yang memiliki sistem desentralisasi dan berbasis blockchain.
Dalam pembahasan di atas dijelaskan semua instrumen lengkap tentang web3, dari mulai pengertian Web3, Perbedaan Web3 dan Web2, Fungsi Web3, Aplikasi dan layanan yang dapat diakses dalam Web3, komponen web3, karakteristik Web3, Kelebihan Web3, Kekurangan Web3, Lengkap dengan contoh Web3 dalam industri internet masa sekarang.
Secara keseluruhan Web3 masuk ke pasaran internet zaman sekarang dengan keunggulan sebagai platform yang lebih cerdas dan adaptif, sekaligus memberikan kenyamanan pada pengguna karena tidak perlu lagi mengorbankan data pribadinya saat menggunakan internet.
Penggunaan Web3 dalam setiap platform dinilai sebagai evolusi internet yang lebih canggih dan bermanfaat untuk melakukan transaksi secara daring dengan mata uang yang diciptakan platform ini, yaitu mata uang crypto.
Setelah menyimak penjelasan di atas, pembaca diharapkan bisa memahami lebih dalam tentang web3. Semoga penjelasan tersebut bsia bermanfaat!