Home » Machine Learning » Arduino #11: Sensor Cahaya (Pengertian dan Jenis-jenis)

Arduino #11: Sensor Cahaya (Pengertian dan Jenis-jenis)

by YogaBayu
by YogaBayu

Hai teman – teman kembali lagi dengan saya, kita masih akan membahas mengenai sensor khususnya sensor cahaya baik itu pengertian sensor cahaya, sampai jenis jenis nya. Saya yakin teman – teman sebenarnya telah banyak mengetahui sensor ini di lingkungan teman – teman.

Seperti bagaimana lampu jalan bisa mengetahui siang dan malam ? ini juga menggunakan sensor cahaya sebagai penandanya (meskipun ada juga yang menggunakan timer) . Baiklah langsung saja ke pembahasan…

Pengertian

Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat mengubah cahaya atau intensitas cahaya menjadi besaran listrik. Dalam kehidupan sehari hari sebenarnya kita sudah sering melihat atau bahkan menggunakan sensor ini contoh sederhananya adalah dalam remote dan receivernya serta dalam lampu jalan atau taman otomatis.

Sensor cahaya Fotovoltaik

Sensor cahaya jenis Fotovoltaik adalah jenis sensor cahaya yang mampu mengubah energi cahaya menjadi energi listrik. Sensor jenis ini mungkin lebih akrab di telinga teman -teman dengan sebutan “Solar Cell” atau “Photo Cell” yang fungsinya sama yaitu mengubah atau mengkonversi intensitas sinar matahari yang diterima sensor menjadi arus listrik (terutama arus DC).

Sensor jenis ini mempunyai prinsip kerja sederhana yaitu besar energi listrik yang dikeluarkan akan sebanding dengan intensitas cahaya yang diterima sensor

Cara kerja Sollar cell atau sel surya sendiri adalah ketika cahaya matahari mengenai sel selnya, maka cahaya akan diserap oleh sel sel tersebut. Ini berarti energi cahaya yang diserap kemudian ditransfer ke bahan semikonduktor yang berupa silikon. Energi yang tersimpan dalam semikonduktor ini akan mengakibatkan sejumlah elektron terlepas kemudian mengalir didalam semikonduktor, Nah elektron yang mengalir ini adalah Arus listrik.

cara kerja panel surya

Bagaimana kita dapat mendapat kan sejumlah arus listrik tersebut ? caranya yaitu dengan menghubungkan setiap sel surya kemudian diarahkan ke terminal + (positif) dan – (negatif). Sedikit yang perlu teman – teman tahu satu sel surya umumnya menghasilkan tegangan DC 0.5 sampai 1 volt. Tegangan ini cukup kecil sehingga diperlukan beberapa panel surya yang terhubung seri untuk mendapatkan tegangan yang lebih besar atau terhubung paralel untuk memperbesar arus.

Sensor cahaya Fotokonduktif

Selanjutnya adalah sensor cahaya jenis Fotokonduktif yaitu sensor cahaya yang merubah intensitas cahaya yang diterimanya menjadi resistansi (besar output resistansinya adalah sebanding dengan cahaya yang diterima oleh sensor).

Contoh sensor yang termasuk sensor cahaya Fotokonduktif:

a. LDR (Light Dependant Resistor)

Sensor LDR atau Light Dependant Resistor ini adalah termasuk sensor jenis Fotokonduktif dikarenakan perinsip kerja dari sensor ini adalah merubah cahaya yang diterima nya menjadi tahanan listrik. Besar dari tahanan listrik ini berbanding terbalik dengan cahaya yang diterima sensor, jadi jika intensitas cahaya yang diterima oleh sensor tinggi maka tahanan yang dihasilkan oleh sensor akan kecil, sebaliknya jika sensor menerima sedikit cahaya maka semakin besar pula tahanan atau reistansi yang dihasilkannya.

tampilan fisik dan simbol LDR

Sensor ini telah saya bahas sebelumnya dalam artikel Arduino #5: Kontrol lampu LED dengan Sensor LDR. silahkan teman – teman membacanya jika kurang jelas.

b. Photo Transistor

phototransistor dan simbolnya

Sensor Photo Transistor sebenarnya sama dengan transistor pada umumnya tetapi ada hal yang perlu diperhatikan yaitu besar kecil nilai dari kaki basis nya akan bergantung pada intensitas cahaya yang diterima oleh sensor. Jadi jika sensor ini mendapatkan intensitas cahaya yang besar maka arus yang mengalir dari kolektor ke emitor juga semakin besar.

Terdapat beberapa kelebihan dari sensor jenis Photo transistor:

  • Sensor Photo Transistor berukuran kecil, murah, dan sederhana sehingga dapat diaplikasikan dengan mudah dalam berbagai rangkaian.
  • Photo Transistor mempunyai respon yang cepat
  • Dapat menghasilkan arus yang lebih besar dari photo dioda

c. Photo Dioda

sensor photodioda dan simbolnya

Selanjutnya adalah photo dioda. Photo dioda adalah salah satu jenis dioda yang penerapannya dipengaruhi oleh cahaya. Sensor ini akan mengalami perubahan resistansi saat menerima sejumlah intensitas cahaya, besar jumlah resistansi berbanding terbalik dengan intensitas cahaya yang diterima sensor. Semakin banyak cahaya yang diterima maka akan semakin kecil resistansinya. Jika hal itu terjadi maka arus akan mengalir dari anoda ke katoda seperti halnya dioda biasa.

Beberapa cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda antara lain adalah cahaya matahari, cahaya tampak, dan lainnya. Kita banyak menemukan sensor ini di kamera, dan alat – alat untuk scan barcode.

d. Sensor infrared

Sensor Inframerah atau Infrared adalah jenis sensor cahaya yang akan merespon terhadap cahaya inframerah. Sensor ini umumnya terdiri dari photo dioda dan receivernya.

Karena terdiri dari photo dioda maka prinsip kerjanya juga tidak banyak berubah yaitu jika sensor ini menerima pancaran cahaya inframerah maka akan megeluarkan output berupa perubahan tegangan. kita banyak menemukan sensor ini di remote tv dirumah yang akan memberikan perubahan tegangan jika kita menekan salah satu tombolnya.

Sensor infrared ini banyak digunakan dalam pendeteksian suatu objek, pengaman dalam industri, serta untuk encoder.

You may also like