Section Artikel
Block storage adalah bentuk penyimpanan data yang mengizinkan pengguna untuk menyimpan dan mengelola data dalam bentuk blok-blok yang diskrit. Setiap blok memiliki ukuran yang tetap dan diidentifikasi dengan nomor atau alamat unik. Blok-blok ini dapat diakses, ditulis, dan dibaca oleh sistem penyimpanan atau komputer yang memanfaatkannya.
Berbeda dengan penyimpanan berkas, di mana data disimpan dalam berkas yang memiliki struktur lebih kompleks, block storage menyimpan data dalam unit blok diskrit yang biasanya memiliki ukuran tetap, misalnya 512 byte, 1 kilobyte, atau ukuran lainnya yang lebih besar.
Object storage, block storage, dan file storage adalah tiga jenis penyimpanan data yang berbeda dalam dunia komputasi. Berikut adalah perbedaan utama di antara ketiganya:
Object Storage
Data disimpan dalam bentuk objek yang memiliki alamat unik dan metadata yang kaya. Diakses melalui antarmuka HTTP/HTTPS dan menggunakan API untuk operasi penyimpanan seperti menyimpan, mengambil, menghapus, dan mengelola metadata.
Sangat baik dalam hal skalabilitas. Objek dapat ditambahkan atau dihapus tanpa mengganggu operasi lainnya. Cocok untuk menyimpan data tak terstruktur seperti gambar, video, dokumen, dan arsip besar. Fleksibel dalam hal ukuran dan jenis data. Layanan penyimpanan cloud seperti Amazon S3, Google Cloud Storage, dan OpenStack Swift.
Block Storage
Data disimpan dalam bentuk blok-blok diskret dengan ukuran tetap. Biasanya diakses melalui antarmuka block-level seperti SCSI. Diakses sebagai blok individu dan dikelola oleh sistem operasi atau sistem file yang berjalan pada perangkat penyimpanan.
Memerlukan manajemen khusus saat perlu mengubah ukuran atau menambah kapasitas penyimpanan. Digunakan untuk menyimpan data yang perlu dikelola dalam bentuk blok, seperti sistem berkas, basis data, dan mesin virtual.
Hard disk drive (HDD), solid-state drive (SSD), SAN (Storage Area Network), Amazon EBS, dan Azure Disk Storage.
File Storage
Data disimpan dalam hierarki struktur berkas dan direktori seperti dalam sistem berkas tradisional. Diakses melalui protokol jaringan seperti NFS (Network File System) atau SMB (Server Message Block). Biasanya harus diatur dengan hati-hati saat diperlukan skalabilitas yang tinggi.
Cocok untuk berbagi dan mengelola data terstruktur seperti dokumen, gambar, dan video dalam lingkungan berbagai pengguna. Layanan file sharing seperti Dropbox, Google Drive, dan layanan file di jaringan perusahaan.
Block storage memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya cocok untuk berbagai kebutuhan penyimpanan data, terutama dalam lingkungan yang memerlukan kinerja dan fleksibilitas tertentu. Berikut adalah beberapa kelebihan utama dari block storage:
Meskipun block storage memiliki banyak kelebihan, juga ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan saat memilih jenis penyimpanan yang sesuai untuk kebutuhan Anda. Berikut adalah beberapa kekurangan block storage:
Block storage biasanya lebih sesuai digunakan oleh sejumlah target pengguna dan lingkungan berdasarkan kebutuhan khusus yang ditawarkannya. Beberapa target pengguna yang cocok untuk block storage meliputi:
Cara kerja block storage melibatkan penyimpanan data dalam bentuk blok-blok diskret dengan ukuran tetap. Terdapat langkah-langkah umum tentang bagaimana block storage bekerja.
Pertama, pengguna memilih perangkat penyimpanan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ini bisa berupa hard disk drive (HDD) atau solid-state drive (SSD), baik dalam bentuk perangkat keras fisik atau layanan penyimpanan cloud.
Kedua, perangkat penyimpanan akan membagi kapasitas penyimpanan menjadi blok-blok data dengan ukuran yang tetap. Misalnya, perangkat penyimpanan mungkin akan membagi kapasitas menjadi blok-blok berukuran 4 KB atau 8 KB.
Lalu, setiap blok data diberi alamat atau nomor yang unik, yang memungkinkan akses dan identifikasi langsung terhadap setiap blok. Pengguna atau aplikasi dapat melakukan operasi baca (mengambil data dari blok) atau operasi tulis (menyimpan data ke dalam blok) pada blok-blok tersebut.
Blok-blok data dikelola oleh sistem operasi atau sistem file yang berjalan pada perangkat penyimpanan atau server terkait. Manajemen penyimpanan melibatkan alokasi, dealokasi, replikasi, dan pengaturan lainnya yang diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan penyimpanan.
Dalam lingkungan yang menggunakan teknologi virtualisasi, block storage dapat dialokasikan ke mesin virtual (VM) sebagai penyimpanan virtual. Ini memungkinkan VM untuk memiliki akses langsung ke blok-blok penyimpanan yang sesuai.
Pengguna atau sistem yang memanfaatkan block storage dapat mengakses dan mengelola data melalui operasi-operasi baca/tulis pada blok-blok tersebut. Pengelolaan data dapat mencakup replikasi, snapshot, dan manajemen kapasitas.
Data dalam block storage seringkali dapat dienkripsi pada tingkat blok untuk meningkatkan keamanan. Kunci enkripsi harus dijaga dengan ketat untuk memastikan data tetap aman.
Dengan demikian, cara kerja block storage lebih berfokus pada akses tingkat blok dan kemampuan untuk mengelola data dalam bentuk blok-blok diskret. Ini cocok untuk berbagai kebutuhan penyimpanan yang memerlukan performa tinggi dan kontrol yang lebih detil atas data.