Home » Software » 4 Prinsip Penting Dalam Sebuah Desain

4 Prinsip Penting Dalam Sebuah Desain

by syifaul fuadi
by syifaul fuadi

Pernahkah anda melihat sebuah karya desain yang indah, cantik, estetik, dan menari? Pernahkah anda bertanya-tanya, bagaimana cara membuat sebuah karya seni desain yang cantik dan elegan tersebut?

Ternyata untuk bisa membuat sebuah karya desain yang keren tersebut, anda harus mempunyai pemahaman yang baik terkait prinsip dari sebuah desain itu sendiri.
Banyak orang menyepelekan sebuah karya seni desain sebagai sesuai karya yang mudah untuk dibuat. Terlebih lagi pada era teknologi saat ini, ada banyak sekali software desain yang dapat dioperasikan dengan mudah.

Padahal kenyataannya membuat sebuah seni desain yang berkualitas tidak sembarangan dan tidak semudah yang di bayangkan. Dimana membuat sebuah desain memiliki cukup banyak aturan yang harus dipahami oleh para desainer agar karya desain mereka menjadi indah ketika di pandang oleh mata .

Sama seperti ilmu lainnya, pakem-pakem dalam desain ini pun bersifat tidak mutlak. Mesti demikian, pemakaian prinsip-prinsip desain grafis ini bisa menjadi pedoman belajar terbaik anda untuk mengasah skill dan kemampuan anda dalam membuat sebuah karya desain .

Apa sajakah prinsip-prinsip dalam sebuah desain itu ? Berikut adalah 4 prinsip penting dalam membuat sebuah desain.

4 Prinsip Dalam Sebuah Desain Yang Wajib Anda Pahami Dan Kuasai

Pada dasarnya, terdapat 4 buah prinsip desain yang perlu dipahami dan dikuasai setiap desainer pemula. Keempat prinsip tersebut mencangkup Visibilitas, Umpan Balik (Feedback), Pemetaan, dan Keterjangkauan. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, anda bisa lebih mudah menciptakan aneka desain yang cantik, keren, dan penuh dengan makna.

1. Visibilitas

Prinsip dalam sebuah desain yang pertama adalah Visibilitas. Pernahkah anda mendengar kata “Bisakah saya melihatnya ?” Jika belum itu adalah sebuah kata kunci dasar yang biasa digunakan oleh para desainer dalam mengajarkan desainer pemula dalam hal Visibilitas. Karena desain yang menarik harusnya dapat dengan mudah dilihat dan langsung mengetahui apa makna di dalamnya.

Ini adalah prinsip paling dasar. Fungsi yang lebih jelas dan terlihat, semakin besar kemungkinan pengguna dapat mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya.
sebaliknya, ketika fungsi “tidak terlihat”, hal itu membuatnya lebih sulit untuk ditemukan dan diketahui bagaimana cara menggunakannya. Pengguna perlu mengetahui semua opsi, dan langsung mengetahui cara mengaksesnya.

Example

Masalah muncul ketika kita tidak dapat “melihat” cara menggunakan perangkat. Pertimbangkan, misalnya, wastafel otomatis dengan teknologi sensor. Berapa kali Anda tidak yakin bagaimana menggunakannya dan saya menebak di mana harus meletakkan tangan Anda? Kenop, kenop dan tombol yang terlihat telah diganti dengan zona aktif yang tidak terlihat dan ambigu. Mungkin sebagian dari kita yang menggunakan wastafel pada umumnya adalah menekan atasnya, akan tetapi wastafel dibawah menggunakan sebuah sensor yang tidak dapat kita lihat.

2. Umpan Balik

Prinsip dalam desain yang kedua adalah umpan balik atau biasa yang dikenal dengan feedback. Penggunaan istilah feedback atau umpan balik ini, mungkin sangat sering digunakan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimulai dari bidang komunikasi, bisnis, hingga konstruksi sekalipun. Banyaknya definisi yang dimiliki oleh feedback terkadang membuat kita bingung bagaimana penempatan untuk menggunakan istilah ini. Apa yang dilakukannya?

Umpan balik adalah tentang mengirimkan kembali informasi tentang tindakan apa yang telah dilakukan dan apa yang telah dicapai, memungkinkan orang tersebut untuk melanjutkan aktivitas tersebut.
Berbagai jenis umpan balik tersedia untuk audio desain interaksi, verbal, dan kombinasi dari semuanya.

Umpan balik atau feedback dalam proses komunikasi memberikan gambaran kepada komunikator tentang seberapa berhasil komunikasi yang ia lakukan. Sama seperti desain, proses keberhasilan sebuah desain tentang sebuah gambaran yang diberikan kepada desainer untuk tahu apa saja yang kurang dalam desain yang sudah dibuat. Sehingga, feedback menjadi satu-satunya elemen yang dapat menilai apakah komunikasi berhasil atau gagal dilakukan. Keberlangsungan komunikasi yang dibangun sebelumnya ditentukan oleh feedback sebagai bentuk penilaian.

Example

ini adalah konfimasi bahwa suatu tindakan telah dilakukan. itu memberi tahu pengguna bahwa, ya, masukan mereka telah diterima dan sedang ditindaklanjuti, apakah tindakan itu berhasil atau gagal juga dikomunikasikan.

Semua kelemahan harus segera dan disinkronkan dengan tindakan pengguna. Ini meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan, sehingga mereka tidak perlu bertanya-tanya apa yang terjadi.

3. Pemetaan / Mapping

Mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara keseluruhan melalui pemetaan peta pikiran berbetuk percabangan yang dituangkan langsung kedalam media tulis, baik kertas maupun digital. Umumnya, mapping berupa suatu percabangan dari bagan-bagan. Mapping kerap dianggap mempermudah proses pengingatan, mempercepat proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci. Mudahnya kita mengingat suatu informasi utama ini dikarenakan tema utama terdefinisi dengan jelas di tengah mind map tersebut.dimana dan kemana saya bisa pergi?

Ini mengacu pada hubungan antara kontrol dan pengaruhnya di dunia. Hampir semua artefak membutuhkan semacam pemetaan antara kontrol dan efek, baik itu senter, mobil, pembangkit listrik, atau kokpit.

Anda ingin pemetaan ini terasa sealami mungkin. Ini harus terasa alami dan intuitif serta meniru apa yang kita lihat di dunia.

Salah satu manfaat memahami prinsip mapping ini adalah mengasah kreativitas dan imajinasi. Mapping juga dapat menjadi sebuah ajang melatih kreativitas anda dalam menciptakan sebuah rangkuman desain yang menarik. Dengan tampilan yang enak dilihat tentu saja mendorong anda semakin sering membacanya kembali sehingga meningkatkan ingatan pada sebuah pokok bahasan.

Example

Atas Kompor adalah contoh yang bagus di sini. Saat Anda melihat gambar pertama, pemetaannya tidak terlalu jelas karena sulit untuk menentukan kontrol mana yang mengoperasikan setiap burner. Dibandingkan gambar kedua, kontrol yang mengontrol setiap burner lebih jelas, yang memiliki pemetaan lebih baik. (Contoh ada di download untitle)

4. Keterjangkauan

Prinsip dalam desain yang terakhir adalah Keterjangkauan atau affordance. Keterjangkauan/affordances adalah tindakan-tindakan yang mungkin terjadi antara objek dan individu. Bagaimana cara saya menggunakannya?
Keterjangkauan bisa apa saja. Ini adalah atribut dari suatu objek yang memungkinkan orang untuk mengetahui cara menggunakannya.

Untuk desainer web, keterjangkauan bahkan lebih penting. Pengguna harus dapat mengetahui cara mengakses informasi yang mereka inginkan dari situs web, atau mereka akan pergi begitu saja.

Example

misalnya, sebuah mig atau gantungan baju memiliki harga yang tinggi: mudah untuk mengetahui secara intuitif bagaimana menggunakannya.

Kurangnya biaya membuat pengalaman pengguna menjadi tidak menyenangkan. Tanpa kemampuan, atau dengan kemampuan yang salah, pengguna dibiarkan menebak-nebak melalui coba-coba tentang cara menggunakan suatu objek. Ini membutuhkan waktu dan tenaga dari pihak pengguna

Demikianlah pembahasan kali ini terkait 4 prinsip dalam sebuah desain. Ke empat prinsip di atas tidak bersifat mutlak akan tetapi akan menjadi sangat penting karena prinsip tersebut adalah sebuah dasar untuk kita belajar membuat desain.

Anda masih bebas untuk membaut sebuah karya yang sesuai dengan gaya dan kreativitas anda masing-masing. Namun diharapkan prinsip-prinsip desain di atas dapat membantu memudahkan anda menuangkan ide ide seni di media kanvas tersebut

You may also like

Leave a Comment