Home » Software » Supply Chain Management: Tujuan, Fungsi, Proses dan Contoh Software

Supply Chain Management: Tujuan, Fungsi, Proses dan Contoh Software

by Atin Rahmawati
by Atin Rahmawati

Apa Itu Supply Chain Management?

Supply Chain Management merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatur sebuah Supply Chain. Rantai Pasokan atau Supply Chain adalah jaringan antar perusahaan yang bekerja secara bersama-sama dengan tujuan menciptakan suatu produk ke tangan terakhir pemakai.

Metode dalam pendekatan Supply Chain Management yakni terintegrasi melalui usaha-usaha kolaborasi antar perusahaan. Supply Chain Management menekankan pada proses aliran produk dari supplier, manufaktur, retailer sampai pada konsumen akhir.

Serangkaian proses aktivitas dari supplier sampai pada konsumen akhir merupakan satu kesatuan. Pada Supply Chain Management bukan hanya berfokus pada masalah internal namun juga urusan eksternal perusahaan yang menyangkut hubungan antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan yang dimaksud seperti distributor, pabrik, supplier, ritel, ataupun toko, serta perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa logistik.

Pengertian Supply Chain Management Menurut Para Ahli

Menurut J. A. O’Brien (2006), Supply Chain Management merupakan sebuah sistem antar perusahaan lintas fungsi, yang menggunakan teknologi informasi untuk membantu mendukung, serta mengelola berbagai hubungan antar perusahaan dengan supplier, konsumen, dan para mitra bisnis. 

Menurut P. Tyagi (2014) Supply Chain merupakan suatu sistem yang mengatur serangkaian proses menyalurkan barang produksi dan jasa kepada konsumen. Tujuan dari adanya sistem tersebut adalah menjalin hubungan yang baik antar komponen melalui kegiatan mengadakan dan penyaluran barang.

Menurut Levi (2000) dalam mendefinisikan Supply Chain Management yakni sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacture, distributor, retailer, dan customer.

Sedangkan menurut Schroeder (2007), Supply Chain Management merupakan serangkaian dari proses bisnis dan informasi yang menyediakan produk atau jasa dari supplier ke perusahaan dan mendistribusikannya ke konsumen atau pemakai akhir.

Tujuan Supply Chain Management

  1. Kepuasan pelanggan menjadi tujuan utama dari Supply Chain Management. Konsumen sebagai pelanggan merupakan sasaran utama pemasaran setiap produk yang dihasilkan oleh produsen. Dengan begitu setiap perusahaan terlebih dahulu membuat konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan. 
  2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen akan meningkatkan pendapatan perusahaan melalui produk yang banyak diminati.
  3. Menurunnya biaya. Dengan Supply Chain Management sebuah perusahaan akan dapat menghemat pengeluaran dan mengetahui arus keuangan sehingga dapat pengeluaran yang tidak perlu dapat diperbaiki atau mendeteksi jenis pengeluaran yang dapat ditekan.
  4. Pemanfaatan aset semakin tinggi. Perusahaan akan dapat memanfaatkan aset seperti sumber daya manusia dan teknologi untuk mengelola Supply Chain demi kemajuan suatu perusahaan atau yang terhubung dengan proses aktivitas pengadaan dan penyaluran barang ke pemakai terakhir.
  5. Keuntungan yang lebih besar. Jika sebuah perusahaan mampu mempertahankan pelanggan atau target konsumen maka jika terus dioptimalkan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan tersebut.
  6. Meningkatkan engagement perusahaan. Engagement perusahaan merupakan sebuah indikator dalam penentuan strategi peningkatan populasi bisnis. 

Fungsi Supply Chain Management

Supply Chain Management berfungsi sebagai metode dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi kemudian didistribusikan kepada konsumen atau pemakai akhir. Hal Ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. 

Fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimiliki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang telah ditargetkan. 

Supply Chain Management juga berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh supply chain atau rantai pemasok mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen. Melalui ini, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. 

Fungsi ini dilakukan dengan tujuan mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. 

Proses Supply Chain Management

Dalam proses Supply Chain Management terdapat lima tahapan, antara lain product development, procurement, planning and control, production, dan distribution.

  1. Product Development (Pengembangan Produk)

Sebuah rancangan produk dapat memakan waktu dan pengeluaran biaya yang sangat besar, serta disisi lain perusahaan dituntut untuk bisa menghasilkan rancangan dalam waktu cepat dan biaya yang murah.

Maka dari itu perusahaan harus mempertimbangkan beberapa hal seperti aspirasi atau keinginan pelanggan yang perlu riset pasar yang memadai, produk yang dirancang harus mencerminkan ketersediaan dan sifat-sifat bahan baku, melibatkan supplier adalah kunci dalam proses perancangan produk baru. 

Terakhir produk yang harus dirancang dengan strategis sehingga kegiatan pengiriman mudah dilakukan dan tidak menimbulkan biaya-biaya persediaan yang berlebihan di sepanjang Supply Chain. Serta selalu memperhatikan aspek lingkungan, memiliki rancangan yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. 

  1. Procurement (Pembelian) 

Dalam bagian ini memiliki keahlian bernegosiasi dapat meningkatkan upaya strategis perusahaan ke dalam sistem evaluasi supplier. Prosesnya yakni melakukan pembelian bahan baku, komponen, jasa dan sebagainya. Dalam tahap ini diharapkan dapat membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok, dengan keterlibatan pemasok dalam perancangan produk baru maka akan menjadi upaya strategis untuk menciptakan inovasi dan keuntungan lain dengan konsumen.

  1. Planning and Control (Perancangan dan Pengendalian)

Tahap ini menciptakan koordinasi dan operasional sehingga kegiatan produksi, pengadaan material, maupun pengiriman produk bisa dilakukan dengan efisien dan tepat waktu.

Koordinasi yang dilakukan tidak hanya di internal tapi dalam supply chain, misal menentukan berapa banyak produk akan diproduksi, informasi tentang data penjualan terakhir di tingkat ritel serta berapa banyak stock produk yang masih mereka miliki adalah penting bagi pabrik.

  1. Production (Produksi) 

Dalam tahap ini melakukan transformasi dari bahan baku, bahan setengah jadi menjadi produk jadi. Kegiatan produksi ini tidak harus dilakukan dalam perusahaan. Banyak perusahaan melakukan outsourcing yaitu memindahkan kegiatan produksi ke pihak subkontraktor, sementara perusahaan konsentrasi ke kegiatan yang menjadi kompetensi inti perusahaan. 

  1. Distribution (Pengiriman)

Terakhir ialah proses pengiriman atau distribusi yakni mengirim produk tersebut agar sampai di tangan pelanggan dengan aman. Aktivitas ini dapat dilakukan sendiri oleh perusahaan atau diserahkan ke perusahaan jasa transportasi (ekspedisi). Kegiatan distribusi membuat perusahaan harus merancang jaringan distribusi dengan mempertimbangkan aspek biaya, aspek fleksibilitas dan aspek kecepatan respon terhadap pelanggan.  

Strategi Supply Chain Management

Terdapat tujuh prinsip Supply Chain Management untuk membantu merancang strategi pelaksanaan Supply Chain Management, antara lain:

  1. Segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhannya.
  2. Menyesuaikan kebutuhan pelanggan dilihat melalui kebutuhan logistik.
  3. Mengamati pasar, melakukan riset mengenai perencanaan kebutuhan untuk mengetahui sumber daya yang optimal.
  4. Menyusun tingkatan produk yang paling dibutuhkan oleh konsumen agar dapat ditindaklanjuti perencanaannya oleh supplier dan produsen.
  5. Mengelola supplier dan Supply Chain untuk dapat mendeteksi pengeluaran yang dapat ditekan agar anggaran dapat diproses untuk urgensi keperluan lainnya.
  6. Memanfaatkan teknologi untuk mengefisiensikan kinerja dan pengambilan keputusan dengan gambaran yang jelas dari mulai informasi sampai perancagan produk.
  7. Melakukan pengukuran dan evaluasi terhadap kinerja perusahaan ataupun komponen yang terlibat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen.

Komponen Supply Chain Management

Menurut Turban mengenai komponen dalam Supply Chain terbagi menjadi tiga komponen utama antara lain: 

1. Upstream Supply Chain

Bagian ini meliputi kegiatan perusahaan dengan supplier (memproduksi, merakit, penyedia layanan) serta kegiatan utama pada Upstream Supply Chain ialah pengadaan. 

2. Internal Supply Chain

Pada bagian Internal Supply Chain mencakup semua proses yang digunakan dalam mengubah input yang diterima dari supplier menjadi output atau hasil produksi. Serta fokus utama dalam bagian ini adalah manajemen produksi, manufaktur, dan pengendalian persediaan. 

3. Downstream Supply Chain 

Pada bagian Downstream Supply Chain meliputi semua aktivitas proses pengiriman produk kepada konsumen atau pemakai terakhir. Serta  kegiatan utama pada bagian ini adalah  distribusi, pergudangan, transportasi, dan layanan purna jual.

Contoh Software Supply Chain Management

Berikut terdapat contoh aplikasi internet dalam konteks Supply Chain Management, antara lain: 

1. Electronic Procurement (e-Procurement

Aplikasi ini menggunakan model pengadaan yang mendukung hubungan jangka pendek seperti e-Auction. E-Procurement adalah  suatu aplikasi untuk mendukung kegiatan lelang yang dilakukan secara elektronik. 

Dengan software e-Procurement proses memverifikasi supplier akan dapat terpenuhi dengan lebih cepat dan sederhana. Pada model ini perusahaan dapat memilih supplier yang menawarkan harga atas produk dengan spesifikasi dan jumlah tertentu. Supplier dengan harga rendah yang akan dianggap menang. Proses lelang ini dilakukan dengan media Internet. 

2. Electronic Fulfillment (e-Fulfilment) 

Kegiatan yang terdapat pada proses fulfilment yakni menerima order dari pelanggan (telepon, fax, e-mail, atau web based ordering), mengelola transaksi termasuk proses pembayaran, manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum, manajemen transportasi, komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis, serta kegiatan reverse logistics yang berupa pengembalian produk ke bagian supply chain akibat pengembalian dari konsumen.

You may also like