Home » Jaringan Komputer » Internet » Inilah 3 Jenis Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya

Inilah 3 Jenis Perangkat Lunak Pendukung Kelas Maya

by Elang Hendy Subrata
by Elang Hendy Subrata

Seiring dengan perkembangan jaringan komputer, saat ini banyak orang yang dapat memanfaatkan kemudahan di dalam kehidupan sehari-harinya. Banyak bidang yang dapat tertolong berkat dengan kemajuan teknologi tersebut. Contohnya saja dalam bidang pendidikan.

Manfaat jaringan komputer di bidang pendidikan telah berdampak cukup besar bagi pendidikan itu sendiri. Contohnya saja, kini informasi tidak hanya bisa dibaca atau dicari melalui buku saja, kini informasi pun dapat dicari dan ditemukan dengan mudah melalui jakur internet. Selain sumber informasi, sistem pendidikan pun sedikit ada perubahan dengan adanya perkembangan komputer. Seperti sistem penilaian yang menggunakan komputer sebagai media untuk penilaian. Bahkan pengajaran pun bisa dilakukan tanpa harus melalui tatap muka atau istilah kerennya adalah kelas maya. Apa itu kelas maya?

Pengertian Kelas Maya

Singkat ceritanya, kelas maya atau juga kadang disebut sebagai virtual kelas merupakan sebuah kegiatan belajar mengajar antara siswa dengan guru namun dengan tidak saling bertatap muka. Pengajaran di dalam kelas maya bisa dilakukan dimana pun dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan kelas maya ini pun dapat diikuti oleh siapapun selama jaringan internetnya lancar.

Berdasarkan perangkat lunak yang digunakan dalam mendukung kelas maya ini, ada beberapa jenis yang dipakai. Ulasannya bisa dilihat di bawah ini.

  • Sistem manajemen pembelajaran (LMS)

Pada bagian pertama ada Learning Manajemen System atau juga LMS. Apabila diterjemahkan, lebih kurang adalah sistem manajemen pembelajaran. Pada dasarnya sistem LMS ini dapat dilakukan sebagai pengelola dalam proses pembelajaran serta dapat menyampaikan konten, melacaka kehadiran siswa, memberikan waktu dalam pengumpulan tugas, dan dapat melihat seberapa bagus pencapaian siswa.

Perangkat lunak yang satu ini sangat berguna untuk membantu guru dalam mempermudah komunikasi, diskusi, dan juga sumber pembelajaran untuk siswanya pada saat dilakukan kelas maya. Selain itu, sistem ini juga memudahkan guru dalam memberikan tugas, meeberikan ujian, memberikan materi ajar pada siswa.

Selain dari sisi teknis, sistem ini juga cukup baik pada bagian sisi nonteknis. Contohnya seperti melakukan dokumentasi, memberikan laporan kegiatan, keperluan administrasi, serta persiapan materi. Semua sistem tersebut hanya dilakukan secara online saja.

  • Sistem manajemen konten dalam pembelajaran (LCMS)

Bagian kedua adalah Learning Content management System atau juga dapat disingkat LCMS. Konsep sistem ini lebih banyaj berfokus pada bagian manajemen, pengemabngan dan juga penerbitan sebuah konten.

Bisa dikatakan bahwa LCMS ini tidak terlalu mengandalkan seorang guru dalam memberikan materinya. Siswa bersangkutan dapat memepelajari sendiri konten-konte yang tersedia di dalam LCMS ini. tidak hanya menyajikan konten saja, LCMS juga dapat membuat, mengolah, mengedit dan juga menyajikan berbagai macam modul-modul pemebelajaran bagi siswanya.

Oleh karena itu, di dalam LCMS tidak diperlukan seorang guru layaknya interaksi antara guru dan murid seperti metode LMS. LCMS lebih menenkankan pemberian layanan dalam bentuk modul-modul yang sumbernya sendiri berasal dari para penulis yang ahi dibidangnya atau juga berasala dari para penrbit tersebut.

  • Jaringan pembelajaran secara sosial (SLN)

Nah, untuk yang satu ini, lebih mirip dengan sebuah situs jejarng sosial yang sering kita gunakan. Sama halnya dengan sebuah media sosial seperti Facebook, Twitter, dan berbagai macam media sosial lainnya. Konsepnya sendiri lebih mirip dengan sebuah grup di sebuah jejaring sosial. Contohnya grup dalam Facebook, Whatsapp, Line, dan lain sebagainya.

Di dalam grup tersebut, setiap akun akan saling memberikan diskusi, interaksi, dan juga komunikasi satu sama lain di dalam satu grup tersebut. Dengan sistem komunikasi semacam ini cukup ampuh untuk memberikan peningkatan pada hubungan para usernya.

Hal tersebut disebabkan hubungan komunikasi di dalam media sosial tersebut, terjadinya interaksi akan menjadi lebih kuat. Tidak ada hubungan komunikasi layaknya guru dan murid tapi yang ada adalah hubungan antar teman yang saling berdiskusi. Hal inilah membuat pemebelajaran sesama teman akan dapat tercipta.

Itulah tiga jenis perangkat lunak pendukung kelas maya dapat dilaksanakan dengan baik. Meskipun konsep semacam ini sangat bermanfaat dan tentunya dapat meminimalisir biaya-biaya di dalam proses belajar mengajar, konsep ini masih agak sulit diterapkan di Indonesia.

Tentu saja hal pertama yang menjadi kendala adalah sistem jaringan internet yang masih belum merata di berbagai daerah sedangkan kelas maya ini sangat mengandalkan kecepatan internet. Jika kecepatan internet sangat lambat, maka pelaksaan kelas maya pun akan susah diterapkan.

Maka dari itu, saat ini baru ada aplikasi e-learning berbasis android yang masih bisa dijalankan di Indonesia, hanya saja konsepnya masih sebagai bimbingan belajar dan belum memncapai tahap standar sebuah kelas maya. Meskipun seperti itu, kita tetap optimis suatu saat nanti di Indonesia dapat diterapkan sebuah metode pembelajaran yang menggunakan sistem kelas maya agar pendidikan di Indonesia dapat merata di manapun dan kapanpun.

You may also like