Home » Kuliah IT » Metode Promethee: Pengertian, Langkah, Contoh dan Kelebihan

Metode Promethee: Pengertian, Langkah, Contoh dan Kelebihan

by Rini Rahmawati
by Rini Rahmawati

Metode Promethee, singkatan dari “Preference Ranking Organization Method for Enrichment of Evaluations,” adalah salah satu alat yang sangat berguna dalam pengambilan keputusan multi-kriteria.

Dalam dunia bisnis, ilmu pengetahuan, dan berbagai bidang lainnya, pengambilan keputusan seringkali melibatkan berbagai faktor yang harus dipertimbangkan.

Metode Promethee dirancang khusus untuk mengatasi kompleksitas ini dan membantu pemangku kepentingan dalam mengambil keputusan yang terinformasi.

Section Artikel

Apa Itu Metode Promethee

Metode Promethee, singkatan dari “Preference Ranking Organization Method for Enrichment of Evaluations,” adalah suatu teknik pengambilan keputusan yang digunakan untuk merangkum dan membandingkan berbagai kriteria dalam suatu konteks.

Metode ini membantu pemangku kepentingan untuk mengurutkan dan menilai berbagai pilihan berdasarkan preferensi dan prioritas yang telah ditentukan, sehingga memudahkan proses pengambilan keputusan yang lebih informasional dan terstruktur.

Tipe-tipe Kriteria Dasar Fungsi Preferensi

Tipe-tipe kriteria dasar dalam fungsi preferensi (preference function) adalah konsep penting dalam Metode Promethee. Fungsi preferensi ini digunakan untuk mengukur tingkat preferensi atau penilaian terhadap alternatif yang sedang dievaluasi. Berikut adalah penjelasan perinci tentang beberapa tipe kriteria dasar dalam fungsi preferensi:

1. Kriteria Linier (Linear Criteria)

Kriteria ini adalah yang paling sederhana dan umum. Dalam kasus ini, preferensi terhadap alternatif diukur dengan menggunakan fungsi linear. Artinya, semakin tinggi nilai pada suatu kriteria, semakin tinggi pula preferensi terhadap alternatif tersebut.

Contohnya, dalam pemilihan kendaraan, semakin tinggi efisiensi bahan bakar, semakin baik kendaraan tersebut dinilai.

2. Kriteria Kuadratik (Quadratic Criteria)

Kriteria ini mencerminkan bahwa peningkatan nilai dalam suatu kriteria tidak selalu menghasilkan preferensi yang linier. Kadang-kadang, peningkatan yang lebih besar dalam kriteria tertentu dapat memiliki dampak yang signifikan pada preferensi.

Contohnya, dalam pemilihan lokasi bisnis, mungkin terdapat kriteria luas tanah. Jika luas tanah lebih besar dari sejumlah tertentu, preferensinya bisa meningkat secara signifikan.

3. Kriteria Monotonik (Monotonic Criteria)

Kriteria ini mengasumsikan bahwa semakin besar nilai pada kriteria tertentu, semakin baik preferensi terhadap alternatif tersebut. Namun, perubahan nilai kriteria ini memiliki dampak yang konstan pada preferensi. Contohnya, dalam pemilihan pemasok, semakin besar kapasitas produksi, semakin baik.

4. Kriteria Berkebalikan (Inverse Criteria)

Kriteria ini berlaku sebaliknya dari kriteria monotonik. Artinya, semakin kecil nilai pada kriteria tertentu, semakin baik preferensi terhadap alternatif tersebut. Misalnya, dalam pemilihan produk dengan harga terendah, semakin rendah harga, semakin baik preferensinya.

5. Kriteria Threshold (Threshold Criteria)

Kriteria ini memiliki nilai ambang tertentu. Jika nilai kriteria melewati ambang tersebut, maka preferensi akan meningkat secara signifikan. Contoh sederhana adalah dalam pemilihan pegawai, jika seorang kandidat memiliki pengalaman kerja lebih dari 5 tahun, preferensinya meningkat secara tajam.

6. Kriteria Non-linier (Non-linear Criteria)

Kriteria ini melibatkan hubungan yang lebih kompleks antara nilai kriteria dan preferensi. Perubahan nilai kriteria dapat memiliki efek yang beragam pada preferensi, tidak selalu mengikuti pola linier atau kuadratik.

Contoh umum adalah evaluasi kualitas produk, di mana perbedaan kualitas yang kecil dapat mengubah preferensi dengan cara yang tidak terduga.

Dalam Metode Promethee, pemilihan tipe kriteria dasar ini penting karena akan memengaruhi cara evaluasi preferensi terhadap alternatif. Pemangku kepentingan perlu memahami karakteristik masing-masing kriteria dan memilih tipe yang paling sesuai untuk menggambarkan preferensi mereka secara akurat.

Langkah – langkah Metode Promethee

Metode Promethee (Preference Ranking Organization Method for Enrichment Evaluations) adalah pendekatan yang digunakan untuk mengambil keputusan multi-kriteria. Berikut adalah langkah-langkah utama dalam Metode Promethee:

1. Identifikasi Alternatif

Identifikasi semua alternatif atau pilihan yang akan dievaluasi dalam konteks pengambilan keputusan. Pastikan semua alternatif relevan tercantum.

2. Tentukan Kriteria

Identifikasi dan tentukan kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi alternatif. Kriteria ini harus relevan, jelas, dan dapat diukur. Kriteria bisa berupa faktor-faktor seperti biaya, kualitas, efisiensi, atau aspek lain yang penting dalam konteks keputusan.

3. Normalisasi Kriteria

Normalisasi adalah langkah untuk mengubah semua kriteria ke dalam skala yang sama atau relatif. Ini diperlukan karena kriteria mungkin memiliki unit atau skala yang berbeda. Normalisasi memastikan bahwa setiap kriteria memiliki pengaruh yang sebanding dalam proses evaluasi.

4. Tentukan Bobot Kriteria

Berikan bobot kepada setiap kriteria untuk menunjukkan tingkat pentingannya dalam pengambilan keputusan. Bobot ini bisa diberikan oleh para pemangku kepentingan atau berdasarkan analisis lebih lanjut. Bobot ini akan mempengaruhi peringkat akhir alternatif.

5. Buat Fungsi Preferensi

Setiap tipe kriteria dasar (seperti linier, kuadratik, berkebalikan, dll.) akan memiliki fungsi preferensi masing-masing. Fungsi preferensi menghubungkan nilai kriteria dengan preferensi atau penilaian terhadap alternatif.

6. Hitung Skor Preferensi

Hitung skor preferensi untuk setiap alternatif terhadap setiap kriteria dengan menggunakan fungsi preferensi yang sesuai. Ini melibatkan penghitungan seberapa baik alternatif memenuhi setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah ditentukan.

7. Hitung Skor Preferensi Agrega

Agregatkan skor preferensi untuk setiap alternatif dengan mengambil rata-rata atau jumlah tertimbang dari skor-skor individu. Ini menghasilkan nilai preferensi agregat untuk setiap alternatif.

8. Hitung Peringkat

Gunakan nilai preferensi agregat untuk mengurutkan alternatif dari yang paling disukai hingga yang paling tidak disukai. Alternatif dengan nilai preferensi tertinggi adalah yang paling diinginkan.

9. Analisis Sensitivitas

Lakukan analisis sensitivitas untuk memahami bagaimana perubahan bobot kriteria atau jenis fungsi preferensi dapat memengaruhi peringkat alternatif. Ini membantu dalam memahami ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

10. Pembuatan Keputusan

Berdasarkan peringkat alternatif, buat keputusan akhir. Alternatif dengan peringkat tertinggi akan menjadi pilihan yang paling disukai berdasarkan kriteria dan preferensi yang telah ditentukan.

Metode Promethee membantu pemangku kepentingan mengambil keputusan dengan lebih terstruktur dan terinformasi dalam situasi dengan banyak kriteria yang perlu dipertimbangkan. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, keputusan dapat diambil dengan lebih akurat dan efektif.

Tahapan Penyeleksian dengan Metode PROMETHEE

Tahapan penyeleksian dengan Metode PROMETHEE melibatkan serangkaian langkah yang terstruktur untuk membantu pemangku kepentingan dalam memilih alternatif yang paling sesuai berdasarkan kriteria dan preferensi yang telah ditentukan. Berikut adalah tahapan-tahapan utama dalam penyeleksian dengan Metode PROMETHEE:

1. Persiapan Awal

  • Identifikasi semua alternatif yang akan dievaluasi.
  • Tentukan kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi alternatif.
  • Normalisasi kriteria jika diperlukan untuk mengatasi perbedaan skala atau satuan ukuran.
  • Berikan bobot kepada setiap kriteria sesuai dengan tingkat pentingannya.

2. Perhitungan Skor Preferensi

  • Hitung skor preferensi untuk setiap alternatif terhadap setiap kriteria. Ini melibatkan penggunaan fungsi preferensi yang sesuai untuk masing-masing kriteria.
  • Hasilkan matriks preferensi yang berisi skor preferensi relatif antara alternatif-alternatif.

3. Perhitungan Skor Preferensi Agregat

Agregatkan skor preferensi dari masing-masing kriteria untuk setiap alternatif. Ini bisa melibatkan perhitungan rata-rata atau jumlah tertimbang berdasarkan bobot kriteria.

4. Peringkat Alternatif

Urutkan alternatif dari yang memiliki nilai preferensi tertinggi hingga yang memiliki nilai preferensi terendah. Alternatif dengan peringkat tertinggi dianggap yang paling disukai.

5. Analisis Sensitivitas

  • Lakukan analisis sensitivitas dengan mengubah bobot kriteria atau jenis fungsi preferensi untuk memahami bagaimana perubahan ini akan memengaruhi peringkat alternatif.
  • Ini membantu dalam mengidentifikasi sejauh mana keputusan sensitif terhadap perubahan preferensi.

6. Pembuatan Keputusan

Berdasarkan peringkat alternatif, buat keputusan akhir. Alternatif dengan peringkat tertinggi adalah pilihan yang paling disukai berdasarkan kriteria dan preferensi yang telah ditentukan sebelumnya.

7. Pelaporan Hasil

  • Sajikan hasil penyeleksian kepada pemangku kepentingan dengan jelas dan komprehensif.
  • Sampaikan informasi tentang alternatif yang dipilih dan alasan di baliknya, serta hasil analisis sensitivitas jika relevan.

Metode PROMETHEE memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih terinformasi dan sistematis dalam situasi yang melibatkan banyak kriteria dan preferensi yang kompleks.

Dengan mengikuti tahapan-tahapan ini, pemangku kepentingan dapat membuat keputusan yang lebih baik yang sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan.

Kelebihan Metode Promethee

Metode PROMETHEE memiliki beberapa kelebihan yang menjadikannya pilihan yang baik dalam pengambilan keputusan multi-kriteria:

1. Kemampuan Menangani Banyak Kriteria

PROMETHEE dapat menangani berbagai macam kriteria, bahkan dalam jumlah yang besar. Ini memungkinkan pemangku kepentingan untuk mempertimbangkan banyak aspek dalam pengambilan keputusan, yang mungkin sulit dilakukan dengan metode lain.

2. Fleksibilitas dalam Fungsi Preferensi

Metode ini memungkinkan pengguna untuk memilih jenis fungsi preferensi yang sesuai dengan karakteristik kriteria. Dengan demikian, PROMETHEE dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dalam berbagai konteks pengambilan keputusan.

3. Kemampuan Analisis Sensitivitas

PROMETHEE memungkinkan pemangku kepentingan untuk mengukur sejauh mana keputusan sensitif terhadap perubahan bobot kriteria atau jenis fungsi preferensi. Ini memberikan wawasan berharga tentang ketidakpastian dalam keputusan.

4. Transparansi dan Interpretasi yang Baik

Hasil PROMETHEE relatif mudah dipahami dan diinterpretasikan oleh pemangku kepentingan. Ini membantu dalam mengkomunikasikan dasar keputusan kepada pihak-pihak yang terlibat.

5. Kemampuan Membandingkan Alternatif

PROMETHEE menghasilkan peringkat alternatif yang memungkinkan pemangku kepentingan untuk membandingkan dan memilih alternatif yang paling sesuai dengan preferensi dan kriteria yang ditentukan.

6. Kesesuaian untuk Berbagai Bidang

Metode ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang seperti bisnis, lingkungan, kesehatan, dan lainnya. Ini membuatnya relevan dan bermanfaat dalam berbagai konteks pengambilan keputusan.

7. Mengatasi Masalah Ketidakpastian

PROMETHEE dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dengan menggambarkan dampak variasi dalam preferensi dan bobot kriteria.

8. Kemampuan Mengatasi Konflik Preferensi

Dalam situasi di mana pemangku kepentingan memiliki preferensi yang berbeda, PROMETHEE dapat digunakan untuk mencapai konsensus dengan mempertimbangkan bobot kriteria yang berbeda untuk masing-masing pemangku kepentingan.

Metode PROMETHEE adalah alat yang kuat untuk membantu pengambilan keputusan multi-kriteria yang kompleks. Kelebihan-kelebihan ini menjadikannya pilihan yang relevan dan efektif dalam berbagai konteks pengambilan keputusan.

Kekurangan Metode Promethee

Meskipun Metode PROMETHEE memiliki banyak kelebihan, ada juga beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan:

1. Sensitif terhadap Preferensi dan Bobot Kriteria

Keputusan yang dihasilkan oleh PROMETHEE sangat bergantung pada preferensi yang diberikan oleh pemangku kepentingan dan bobot kriteria yang ditetapkan. Jika preferensi atau bobotnya berubah, hasilnya juga dapat berubah secara signifikan.

2. Kompleksitas Penggunaan

Implementasi PROMETHEE memerlukan pemahaman yang kuat tentang konsep fungsi preferensi, normalisasi kriteria, dan analisis sensitivitas. Ini bisa menjadi kompleks bagi pengguna yang kurang berpengalaman.

3. Kendala Penilaian Subyektif

Metode ini mengandalkan preferensi subyektif dari pemangku kepentingan, yang dapat memunculkan bias atau konflik preferensi antara pihak-pihak yang berbeda. Menyelesaikan konflik preferensi bisa menjadi tantangan.

4. Permasalahan Data dan Ketidakpastian

PROMETHEE memerlukan data yang tepat dan dapat diandalkan untuk menghasilkan hasil yang baik. Ketidakpastian dalam data atau ketidakpastian dalam pengukuran kriteria dapat mempengaruhi akurasi hasil.

5. Keterbatasan dalam Memodelkan Interaksi Antara Kriteria

PROMETHEE tidak secara eksplisit memodelkan interaksi antara kriteria. Ini bisa menjadi kekurangan dalam situasi di mana ada interaksi yang signifikan antara faktor-faktor yang dievaluasi.

6. Ketergantungan pada Pilihan Fungsi Preferensi yang Tepat

Pemilihan fungsi preferensi yang tepat untuk masing-masing kriteria adalah kunci keberhasilan PROMETHEE. Kesalahan dalam memilih fungsi preferensi dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat.

7. Kendala Perbandingan yang Rumit

Dalam situasi dengan banyak alternatif, perbandingan relatif antara semua pasangan alternatif dapat menjadi rumit dan memakan waktu, terutama jika jumlah alternatif besar.

8. Kesulitan dalam Mengukur Kriteria Kualitatif

PROMETHEE cenderung lebih cocok untuk kriteria yang dapat diukur secara kuantitatif. Mengukur kriteria kualitatif atau subyektif bisa menjadi tantangan.

Sementara Metode PROMETHEE adalah alat yang berguna dalam pengambilan keputusan multi-kriteria, penting untuk memahami kekurangan-kekurangan ini dan mempertimbangkan apakah metode ini sesuai dengan kebutuhan dan kondisi spesifik dalam situasi pengambilan keputusan tertentu.

Contoh Metode Promethee

Berikut adalah contoh penerapan Metode PROMETHEE dalam suatu situasi pengambilan keputusan:

Situasi: Sebuah perusahaan ingin memilih pemasok untuk membeli bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi mereka. Perusahaan memiliki tiga pemasok yang berbeda dan ingin memutuskan pemasok mana yang paling cocok berdasarkan beberapa kriteria penting.

Langkah-langkah Penerapan Metode PROMETHEE:

1.Identifikasi Alternatif

Alternatif 1: Pemasok A

Alternatif 2: Pemasok B

Alternatif 3: Pemasok C

2. Tentukan Kriteria

Kriteria 1: Harga bahan baku

Kriteria 2: Kualitas bahan baku

Kriteria 3: Waktu pengiriman

3. Normalisasi Kriteria

Normalisasikan nilai harga, kualitas, dan waktu pengiriman sehingga memiliki skala yang sama, misalnya, skala 0 hingga 1.

4. Tentukan Bobot Kriteria

Berdasarkan diskusi dengan tim pengambil keputusan, perusahaan menentukan bobot kriteria sebagai berikut:

Kriteria 1 (Harga): Bobot 0.4

Kriteria 2 (Kualitas): Bobot 0.3

Kriteria 3 (Waktu Pengiriman): Bobot 0.3

5. Buat Fungsi Preferensi

Pilih jenis fungsi preferensi yang sesuai untuk setiap kriteria. Misalnya, untuk kriteria harga, dapat digunakan fungsi linear.

6. Hitung Skor Preferensi

Hitung skor preferensi untuk setiap alternatif terhadap setiap kriteria berdasarkan fungsi preferensi yang telah ditentukan.

7. Hitung Skor Preferensi Agregat

Agregatkan skor preferensi dari masing-masing kriteria untuk setiap alternatif dengan menggunakan bobot yang telah ditetapkan.

8. Peringkat Alternatif

Urutkan alternatif berdasarkan skor preferensi agregat dari yang tertinggi hingga terendah.

9. Analisis Sensitivitas

Lakukan analisis sensitivitas dengan mengubah bobot kriteria untuk memahami dampaknya terhadap peringkat alternatif.

10. Pembuatan Keputusan

Berdasarkan peringkat alternatif, perusahaan dapat memilih pemasok yang paling cocok untuk kebutuhan mereka.

Dengan menerapkan Metode PROMETHEE, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih terinformasi dan objektif dalam memilih pemasok bahan baku yang paling sesuai dengan preferensi dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

You may also like