Home » Kuliah IT » WebRTC: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangan

WebRTC: Pengertian, Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangan

by Rini Rahmawati
by Rini Rahmawati

Pengertian WebRTC

WebRTC adalah singkatan dari Web Real-Time Communication. Ini adalah teknologi open-source dan kumpulan API (Application Programming Interfaces) yang memungkinkan komunikasi waktu nyata antar pengguna di dalam peramban web dan aplikasi mobile.

WebRTC memungkinkan pengguna untuk berbagi audio, video, dan data secara langsung antar peramban web tanpa perlu menginstal plugin atau perangkat lunak tambahan.

WebRTC banyak digunakan untuk berbagai aplikasi komunikasi waktu nyata, seperti video konferensi, panggilan suara, berbagi file, permainan online, dan streaming langsung.

WebRTC telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan komunikasi dan kolaborasi berbasis web, memberikan pengalaman yang mulus bagi pengguna tanpa perlu plugin pihak ketiga atau pengaturan yang rumit.

Cara Kerja WebRTC

1. Akses dan Perekaman Media (getUserMedia)

Komunikasi WebRTC dimulai dengan mengakses dan merekam perangkat media pengguna, seperti mikrofon dan kamera, melalui API getUserMedia. Ketika pengguna memulai sesi komunikasi waktu nyata (misalnya, panggilan video).

Aplikasi web meminta izin untuk mengakses perangkat media pengguna. Setelah izin diberikan, API ini memungkinkan aplikasi untuk merekam aliran audio dan video dari perangkat tersebut.

2. Penandaan (Pembukaan Sesi)

Sebelum membangun koneksi langsung antar peramban, kedua peramban yang berkomunikasi harus bertukar informasi untuk menyiapkan koneksi tersebut. Proses ini disebut penandaan (signaling). WebRTC tidak mendefinisikan protokol penandaan tertentu.

Sehingga pengembang dapat memilih yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Metode penandaan umum meliputi WebSocket, SIP (Session Initiation Protocol), atau server khusus menggunakan protokol HTTP atau lainnya.

3. Proses penandaan melibatkan beberapa langkah

  1. Tawaran (Offer/Invite): Peramban yang memulai (pemanggil) membuat tawaran SDP (Session Description Protocol), yang berisi detail tentang aliran media yang ingin dibagikan, codec yang didukung, dan informasi jaringan. Tawaran ini kemudian dikirimkan ke peramban lainnya (penerima) melalui saluran penandaan.
  2. Jawaban (Answer): Peramban penerima merespons dengan jawaban SDP, yang berisi kemampuan media, codec yang dipilih, dan detail jaringan. Jawaban ini dikirimkan kembali ke pemanggil melalui saluran penandaan.
  3. ICE (Interactive Connectivity Establishment): Kedua peramban mengumpulkan informasi tentang koneksi jaringan mereka, seperti alamat IP dan port, menggunakan kerangka kerja ICE. ICE membantu menentukan jalur paling efisien untuk transmisi media, terutama dalam skenario yang melibatkan penyeberangan NAT dan firewall.

4. Membangun Koneksi Peer-to-Peer (RTCPeerConnection)

Setelah proses penandaan selesai, peramban harus bertukar informasi yang diperlukan untuk membangun koneksi langsung antara mereka. API RTCPeerConnection bertanggung jawab atas pembentukan dan pengelolaan koneksi ini.

API ini menegosiasikan codec media yang didukung, metode enkripsi, dan parameter koneksi lainnya antara peramban berdasarkan tawaran dan jawaban SDP yang telah dipertukarkan.

5. Proses koneksi peer melibatkan beberapa langkah

  1. Pengumpulan Kandidat ICE: Setiap peramban mengumpulkan daftar kandidat ICE yang mewakili alamat dan port jaringan yang tersedia di mana media dapat dikirim atau diterima. Kandidat ini dikumpulkan dari agen ICE lokal dan dikirimkan melalui saluran penandaan ke peramban jarak jauh.
  2. Pertukaran Kandidat ICE: Peramban bertukar kandidat ICE yang telah dikumpulkan melalui saluran penandaan. Pertukaran ini berlanjut sampai kedua peramban memiliki informasi tentang opsi konektivitas satu sama lain.
  3. Pembentukan Koneksi: Setelah pertukaran kandidat ICE selesai, peramban menggunakan informasi yang telah dikumpulkan untuk membangun koneksi langsung. Mereka membentuk saluran yang aman dan terenkripsi untuk transmisi aliran media dan data.

6. Komunikasi Waktu Nyata (Audio, Video, Data)

Setelah koneksi peer-to-peer berhasil dibangun, peramban dapat terlibat dalam komunikasi waktu nyata. WebRTC mengelola transmisi aliran audio dan video secara real-time, memungkinkan pengguna untuk saling melihat dan mendengar selama panggilan video.

Selain itu, WebRTC juga mendukung saluran data melalui API RTCDataChannel, yang memungkinkan pertukaran data sembarang langsung antara peramban.

7. Menutup Koneksi

Ketika sesi komunikasi berakhir atau ketika pengguna memutuskan untuk mengakhiri koneksi, peramban dapat menutup koneksi peer menggunakan metode RTCPeerConnection.close(). Saluran penandaan juga ditutup, sehingga melepaskan sumber daya dan mengakhiri sesi komunikasi waktu nyata.

Mengapa Memilih WebRTC?

Ada beberapa alasan mengapa memilih WebRTC sebagai teknologi untuk membangun aplikasi komunikasi waktu nyata:

1. Kemudahan Penggunaan

WebRTC menyediakan API yang mudah digunakan untuk mengakses perangkat media pengguna, seperti kamera dan mikrofon, serta mengirim dan menerima aliran audio, video, dan data secara real-time.

Pengembang dapat dengan mudah mengintegrasikan fitur komunikasi waktu nyata ke dalam aplikasi web atau mobile tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang protokol jaringan atau pemrosesan media.

2. Tanpa Plugin Tambahan

WebRTC terintegrasi secara langsung dengan peramban web modern, sehingga tidak memerlukan instalasi plugin atau ekstensi tambahan untuk berkomunikasi. Hal ini mengurangi hambatan akses dan memastikan ketersediaan fitur komunikasi pada hampir semua perangkat dengan peramban yang kompatibel.

3. Komunikasi Peer-to-Peer

WebRTC menggunakan arsitektur peer-to-peer untuk komunikasi, artinya data dikirim langsung antara peramban pengguna tanpa perlu melewati server pusat. Pendekatan ini mengurangi latensi dan mengoptimalkan kualitas komunikasi, serta mengurangi beban pada server.

4. Dukungan untuk Berbagai Perangkat

WebRTC dapat berjalan pada berbagai perangkat, termasuk komputer, smartphone, dan tablet. Ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan perangkat apa pun yang mereka miliki, menciptakan fleksibilitas dan kenyamanan yang tinggi.

5. Keamanan

WebRTC menyediakan enkripsi end-to-end untuk aliran media dan data, menjaga privasi dan keamanan selama komunikasi. Informasi yang dikirimkan antara peramban dienkripsi sehingga tidak dapat diakses oleh pihak ketiga yang tidak sah.

6. Biaya Efisien

Dengan menggunakan teknologi peer-to-peer, WebRTC mengurangi biaya operasional untuk perusahaan atau penyedia layanan, karena tidak perlu menyediakan infrastruktur server yang kompleks untuk menangani komunikasi antar pengguna.

7. Kemampuan Skalabilitas

WebRTC mendukung skalabilitas yang baik, memungkinkan penggunaan dalam skala besar, seperti dalam panggilan konferensi dengan banyak peserta.

8. Kompatibilitas Cross-Platform

WebRTC mendukung kompatibilitas antara berbagai peramban web, termasuk Google Chrome, Mozilla Firefox, Microsoft Edge, dan Safari (mulai dari versi 11). Ini memungkinkan aplikasi WebRTC untuk berfungsi dengan baik di berbagai lingkungan.

Kombinasi fitur-fitur di atas membuat WebRTC menjadi pilihan yang menarik untuk membangun aplikasi komunikasi waktu nyata, seperti panggilan video, konferensi online, kolaborasi, dan berbagi data secara langsung di web dan aplikasi mobile.

Kelebihan WebRTC

WebRTC (Web Real-Time Communication) memiliki berbagai kelebihan yang menjadikannya pilihan utama untuk membangun aplikasi komunikasi waktu nyata. Berikut adalah penjelasan rinci tentang kelebihan-kelebihan WebRTC:

1. Kemudahan Penggunaan

Salah satu kelebihan utama WebRTC adalah antarmuka pemrograman aplikasi (API) yang mudah digunakan. API WebRTC menyediakan fungsi-fungsi yang sederhana dan intuitif untuk mengakses perangkat media pengguna, seperti kamera dan mikrofon, serta mengirim dan menerima aliran audio, video, dan data secara real-time.

Pengembang dapat dengan cepat mengintegrasikan fitur komunikasi waktu nyata ke dalam aplikasi web atau mobile tanpa memerlukan pengetahuan mendalam tentang protokol jaringan atau pemrosesan media.

2. Tanpa Plugin Tambahan

WebRTC terintegrasi langsung dengan peramban web modern tanpa memerlukan instalasi plugin tambahan. Dengan demikian, pengguna tidak perlu mengunduh dan menginstal ekstensi atau plugin khusus untuk berkomunikasi menggunakan aplikasi berbasis WebRTC. Ketersediaan bawaan WebRTC pada peramban memastikan akses yang mudah dan nyaman bagi pengguna.

3. Komunikasi Peer-to-Peer

Arsitektur peer-to-peer adalah salah satu fitur utama WebRTC. Komunikasi peer-to-peer berarti data dikirim langsung antara perangkat pengguna tanpa harus melewati server pusat sebagai perantara.

Pendekatan ini mengurangi latensi (jeda waktu) dan mengoptimalkan kualitas komunikasi, karena data bergerak langsung antara pengirim dan penerima. Selain itu, menggunakan komunikasi peer-to-peer juga mengurangi beban pada server, sehingga menghemat biaya operasional.

4. Dukungan untuk Berbagai Perangkat

WebRTC didukung di berbagai perangkat, termasuk komputer, smartphone, dan tablet. Dengan dukungan untuk berbagai platform, pengguna dapat berkomunikasi dengan perangkat apa pun yang mereka miliki, menciptakan fleksibilitas dan kenyamanan yang tinggi.

Fleksibilitas ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan orang lain menggunakan perangkat yang paling mudah dijangkau pada saat itu.

5. Keamanan

Keamanan adalah hal penting dalam komunikasi online. WebRTC menyediakan enkripsi end-to-end untuk aliran media dan data, menjaga privasi dan keamanan selama komunikasi. Informasi yang dikirimkan antara perangkat pengguna dienkripsi.

Sehingga tidak dapat diakses oleh pihak ketiga yang tidak sah. Dengan adanya enkripsi, potensi penyadapan atau manipulasi data selama transmisi di minimalkan.

6. Biaya Efisien

WebRTC menghadirkan efisiensi biaya bagi perusahaan atau penyedia layanan. Karena komunikasi antar pengguna berlangsung secara peer-to-peer, penggunaan server dan infrastruktur yang kompleks dapat dikurangi.

Penggunaan infrastruktur yang lebih sederhana mengurangi biaya operasional dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan atau penyedia layanan.

7. Kemampuan Skalabilitas

WebRTC dirancang untuk berskala dengan baik, memungkinkan aplikasi berbasis WebRTC untuk menangani jumlah pengguna yang besar.

Ini sangat berguna dalam panggilan konferensi dengan banyak peserta atau ketika aplikasi diharapkan menghadapi beban pengguna yang tinggi. Kemampuan skalabilitas WebRTC menjaga performa komunikasi tetap konsisten tanpa mengurangi kualitas.

8. Kompatibilitas Cross-Platform

WebRTC mendukung kompatibilitas antara berbagai peramban web, termasuk Google Chrome, Mozilla Firefox, Microsoft Edge, dan Safari (mulai dari versi 11).

Dukungan untuk berbagai peramban memastikan aplikasi WebRTC berfungsi dengan baik di berbagai lingkungan, memperluas jangkauan dan interoperabilitasnya.

Kekurangan WebRTC

Meskipun WebRTC memiliki banyak kelebihan, teknologi ini juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaannya. Berikut adalah beberapa kekurangan WebRTC:

1. Kompatibilitas Tertentu pada Beberapa Peramban

Meskipun WebRTC didukung oleh sebagian besar peramban web modern, masih ada beberapa peramban lama atau versi peramban tertentu yang mungkin tidak sepenuhnya mendukung semua fitur WebRTC.

Hal ini dapat menyebabkan masalah kompatibilitas dan mengharuskan pengembang untuk mencari solusi alternatif atau membatasi fungsionalitas tertentu pada peramban yang kurang mendukung.

2. Kualitas Koneksi Tergantung pada Jaringan Pengguna

Kualitas komunikasi dalam WebRTC sangat dipengaruhi oleh kualitas jaringan internet pengguna. Koneksi internet yang buruk atau lambat dapat menyebabkan gangguan, jitter (ketidakstabilan aliran data), dan penurunan kualitas audio dan video dalam panggilan.

Meskipun WebRTC telah mendukung mekanisme untuk mengatasi masalah ini (seperti dengan menggunakan teknologi ICE), masalah jaringan tetap dapat mempengaruhi pengalaman pengguna.

3. Tantangan pada Penyeberangan Firewall dan NAT

WebRTC menggunakan mekanisme ICE untuk menyeberangi firewall dan Network Address Translation (NAT).

Namun, dalam beberapa kasus, khususnya di lingkungan jaringan yang rumit atau ketat, pengaturan firewall atau NAT yang tidak tepat dapat menyulitkan proses penyeberangan, menyebabkan kesulitan dalam menghubungkan perangkat pengguna secara langsung.

4. Keterbatasan Dalam Kasus Koneksi Langsung Tidak Dapat Dilakukan

Meskipun WebRTC didesain untuk koneksi peer-to-peer, ada situasi tertentu ketika koneksi langsung antara perangkat pengguna tidak memungkinkan. Misalnya, jika ada pembatasan keamanan atau peraturan jaringan yang melarang koneksi langsung antar perangkat.

Dalam kasus seperti itu, aplikasi WebRTC perlu menggunakan server sebagai relay untuk menghubungkan keduanya, yang dapat meningkatkan latensi dan membebani server pusat.

5. Kurang Dukungan pada Aplikasi Khusus

Meskipun WebRTC cocok untuk banyak kasus penggunaan komunikasi waktu nyata, ada beberapa kasus penggunaan tertentu yang mungkin membutuhkan fitur khusus atau perangkat tambahan yang tidak sepenuhnya didukung oleh WebRTC.

Dalam situasi seperti itu, pengembang mungkin perlu mempertimbangkan solusi lain atau mengimplementasikan fitur khusus di luar API WebRTC.

Meskipun WebRTC memiliki beberapa kekurangan, banyak keuntungan dan kelebihan yang ditawarkannya membuatnya tetap menjadi pilihan populer untuk membangun aplikasi komunikasi waktu nyata. Pengembang perlu mempertimbangkan dan mengatasi kekurangan-kekurangan ini sesuai dengan kebutuhan aplikasi mereka agar dapat memanfaatkan potensi penuh dari teknologi WebRTC.

You may also like