Home » python » Perbedaan Python Vs Node.js

Perbedaan Python Vs Node.js

by Wahyu Saputra S.Kom
by Wahyu Saputra S.Kom

Dalam artikel ini akan kita lihat bagaimana perbandingan antara Python vs Node.JS. Dengan topik yang akan dibahas yaitu mengeksplorasi pengertian diantara keduanya, kemudian mengeksplorasi perbedaan dan kesamaan keduanya.

Apa itu Python ?

Ketika kita berusahan untuk menjelaskan Python, maka tidak ada yang melakukannya lebih baik daripada Python Software Foundation, yaitu sebuah organisasi bahasa pemrograman. PSF merangkum Python sebagai “… bahasa pemrograman tingkat tinggi yang diinterpretasikan, berorientasi objek, dengan semantik dinamis. Struktur data built ini tingkat tinggi yang dikombinasikan dengan typing dinamis dan binding dinamis, membuatnya sangat menarik untuk pengembangan aplikasi yang cepat, serta untuk digunakan sebagai bahasa skrip untuk menghubungkan komponen yang ada secara bersama-sama.”

Pengembang web, programmer perangkat lunak, dan data scientist mudah untuk menggunakan Python sintaksnya yang mudah digunakan (nilai tambah bagi programmer pemula) dan fleksibilitasnya sebagai general-purpose programming language. Di akhir tahun 2020, Python dianggap sebagai bahasa pemrograman paling populer kedua, yang baru-baru ini menggeser Java, tetapi masih di belakang peringkat Bahasa C.

Berikut adalah beberapa kelebihan dari Python yaitu :

  • Library yang memiliki dukungan yang besar dan luas
  • Meningkatkan produktivitas programmer karena dalam menuliskan kode menjadi lebih sedikit
  • Bersifat open source dan gratis
  • Mudah dipelajari, dibaca, dan ditulis
  • Typing yang dinamis
  • Portabel ke banyak platform
  • Python adalah bahasa yang diinterpretasikan, sehingga dapat langsung mengeksekusi kode, baris demi baris

Apa itu Node.js ?

Situs resmi Node.js yaitu Nodejs.org mendefinisikan Node.js sebagai “… runtime JavaScript yang dibangun di mesin JavaScript V8 Chrome.” Pengembang dapat menggunakan Node.js dengan tujuan untuk membangun aplikasi jaringan cepat yang dapat diskalakan, dengan menggunakan non-blocking dan model even-driven I/O yang membuat platform menjadi lebih ringan dan efisien.

Node.js adalah open-source, cross-platform (misalnya, Windows, Linux, Unix, Mac OS X), back-end, dan environmen server yang memungkinkan pengembang menulis kode JavaScript untuk berjalan langsung dalam proses komputer daripada di browser.

Meskipun dirancang untuk system yang real-time dan arsitektur berbasis push, arsitektur ini sering digunakan dengan situs web biasa, aplikasi web streaming, aplikasi web real-time, microservices, command-line tools, and layanan back-end application programming interface (API).

Menurut Survei Stack Overflow Developers 2020, Node.js menjadi nomor satu dalam kategori “Frameworks, Libraries, and Tolls” dengan mengumpulkan 51,4 persen suara, jauh mengungguli yang terbaik berikutnya yaitu .NET dengan mengumpulkan 35,1 persen suara.

Node.js adalah sumber daya yang sangat baik untuk Java full-stack web developers and full-stack MEAN developers. Kedua jenis pengembang ini kemungkinan besar akan menghadapi situasi di mana mereka perlu menggunakan Node.js.

Berikut adalah beberapa kelebihan dari Node.js yaitu :

  • Sistem yang dapat diskalakan
  • Repositori NPM bersifat open-source
  • Ideal untuk microservices
  • Kode yang dapat digunakan Kembali
  • Meningkatkan efisiensi dari paradigma I/O non-blocking
  • single programming language, ideal untuk proyek front-and back-end

Python vs. Node.js

Sebelum kita berbicara tentang perbedaan antara Python vs Node.JS, satu hal yang perlu kita ketahui bahwa : Python adalah bahasa pemrograman, dan Node.js adalah environmen runtime untuk JavaScript. Ketika programmer menggunakan Node.js, maka mereka menggunakan bahasa yang sama dari awal pengembangan aplikasi hingga akhir. Jadi, Python adalah bahasa, JavaScript adalah bahasa, dan Node.js adalah tools yang menggunakan JavaScript. Berikut adalah beberapa perbedaan antara Python dan Node.js yaitu :

ParameterPythonNode.js
Tingkat KesulitanMudah dipelajari dan digunakan,serta memiliki dokumentasi yang baikSangat mudah dipelajari jika Kita sudah mengetahui JavaScript
ArsitekturMembutuhkan tools tambahan untuk menulis kode asynchronous. Single flow arsitekturEkosistem event-driven serta memungkinkan input/output asynchronous
PenggunaanFull-stack development, lintas platform, cocok untuk pengembangan aplikasi desktop dan webPaling baik digunakan untuk pengembangan back-end, ideal untuk aplikasi desktop dan aplikasi seluler hybrid.
KomunitasKomunitas pengguna yang besar dan luasKomunitas pengguna yang besar dan luas
KecepatanSingle flow arsitektur menghasilkan pemrosesan yang lebih lambat. Lebih lambat dari bahasa yang dikompilasi seperti Java.Event-driven arsitektur berarti proses yang berjalan lebih secara bersamaan. Berjalan di luar browser, sehingga menggunakan lebih sedikit sumber daya. Lebih lambat dari bahasa yang dikompilasi.
ErrorTroubleshoot bug dan kesalahan lebih cepatMelakukan pekerjaan yang baik dalam mengenali kesalahan pengkodean
ExtensibilitasMenggunakan framework pengembangan seperti CherryPy, Django, Flask, Pyramid, dan Web2Py.Menggunakan framework seperti Express, Fastify, Hapi, Koa, Meteor, Nest, dan Restify
SkalabilitasPenskalaan sulit, meskipun memiliki tools untuk membantuMudah untuk mengatur aplikasi web yang dapat diskalakan karena arsitektur asynchronous

You may also like