Home » Software » Metode Prototype: Pengertian, Kekurangan dan Kelebihan

Metode Prototype: Pengertian, Kekurangan dan Kelebihan

Section Artikel

Apa Itu Metode Prototype?

Metode Prototype
Metode Prototype

Metode prototype merupakan sebuah teknik dalam melakukan pengembangan suatu sistem dengan menggunakan suatu prototype dalam menggambar sebuah sistem yang mana dapat membuat klien ataupun pemiliki sistem itu sendiri memiliki suatu gambaran mengenai sistem yang nantinya akan dibangun atau dikembangkan oleh tim developer atau tim pengembang.

Prototype jika dibahasa Indonesiakan memiliki arti purwarupa atau rupa awal yang mana merupakan rupa awal dari suatu sistem yang dapat memberikan gambaran terhadap rupa akhir dari sistem secara keseluruhan.

Secara sederhananya kita misalkan ketika akan membangun sebuah rumah, seringkali seorang calon pemilik rumah tersebut akan dibuatkan sebuah gambaran rumah yang berskala kecil yang dapat mengilustrasikan bagaimana bentuk rumah tersebut nantinya ketika sudah dibangun. Begitulah analogi dari prototype itu sendiri.

Metode yang digunakan dalam mengembangkan perangkat lunak prototype biasanya dipakai saat seorang klien kurang menjelaskan suatu sistem yang henda dibuat atau dikembangkan.

Dengan adanya prototype, klien bisa berbincang maupun berdiskusi secara langsung dengan para sistem pengembang karena persepsi dan juga pemahaman mengenai sistem yang akan dibuat atau dikembangkan akan sama, sehingga tidak akan terjadi kesalahpahaman ketika proses pembuatan sistem, perangkat, hingga pembuatan perangkat luna tersebut berlangsung.

Tahapan Metode Prototype

Di dalam menjalankan metode prototype terdapat bebrapa tahapan yang mana prototype seharusnya memiliki minimal 6 tahapan.

  • Tahap 1 Analisis Kebutuhan (Requirements Gathering and Analysis)

Tahapan yang pertama dimulai dengan analisis kebutuhan. Dalam melakukan analisis kebutuhan sistem, diperlukan definisi secara rinci. Oleh karena itu di dalam prosesnya klien dan juga para tim pengembang perlu melaukan pertemuan untuk mendiskusikan secara detail dan rinci mengenai sebuah sistem untuk mengetahui sistem seperti apakah yang diinginkan atau diharapkan oleh para pengguna nantinya.

  • Tahap 2 Desain Cepat (Quick Design)

Tahapan kedau ini adalah dengan melakukan pembuatan sebuah desain yang sederhana yang nantinya dapat memberikan gambaran secara singkat mengenai sistem apa yang akan dibuat maupun dikembangkan. Pastinya gambaran tersebut merupakan hasil dari diskusi pada tahap 1 di awal.

  • Tahap 3 Membangun Prototype

Tahapan yang ketiga adalah membangun prototype. Ketika desain cepat telah disetujui oleh klien, maka pembangunan prototype yang sebenarnya akan mulai dibuat serta dijadikan rujukan oleh tim progamer yang akan membuat suatu program dan juga aplikasi.

  • Tahap 4 Mengevaluasi Pengguna Awal

Pada tahap yang keempat dilakukan evaluasi terhadap pengguna awal. Pada tahap tersebut, sistem yang sudah dibuat menjadi sebuah bentuk prototype tersebut nantinya akan dipresentasikan di depan klien supaya segera dilakukan evaluasi dan penilaian. Setelah itu, klien nantinya bisa memberi sebuah komentar dan juga saran terkait apa yang telah dibuat.

  • Tahap 5 Memperbaiki Prototype (Refining Prototype)

Pada tahap yang kelimat dilakukan perbaikan prototype. ketika klien menuliskan catatan yang ditujukan untuk perbaikan sistem, maka fase ke 4 dan ke 5 akan berulang secara terus menerus hingga klien menyetujui sebuah prototype tersebut dalam mengembangkan suatu sistem. Akan tetapi, jika klien tidak memiliki revisi terhadap prototype yang dibuat tersebut, maka tim pengembang atau developer dapat melanjutkan pada tahapan ke 6 yakni implementasi dan pemeliharaan.

  • Tahap 6 Implementasi dan Pemeliharaan (Implement Product and Maintain)

Pada tahapan yang terakhir inilah, produk sistem akan segera diciptakan dan dibuat oleh para programmer sesuai dengan prototype yang telah disetujui klien. Nantinya produk atau sistem tersebut akan dilakukan pengujian serta diserahkan kepada klien. Pada tahapan selanjutnya setelah implementasi produk, dilakukan fase atau tahap pemeliharaan yang bertujuan supaya sistem dapat berjalan secara lancar tanpa ada suatu kendala apapun.

Kelebihan Metode Prototype

Dalam suatu hal pasti memiliki suatu kelebihan sehingga banyak orang memilih hal tersebut. Begitu juga dengan prototype, prototype memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut :

  • Dalam melakukan pengembangan dapat lebih menghemat waktu dan juga menghemat biaya.
  • Pemilik sistem ikut terlibat dalam pembuatannya sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan sistem yang dapat terjadi dari awal.
  • Adanya komunikasi yang efektif yang dapat meringankan dan membantu para tim dalam melakukan pekerjaan.
  • Para klien dapat merasakan kepuasan tersendiri saat gambaran dari sistem yang akan dibuat telah dimilikinya.
  • Klien telah mengetahui gambaran sistem sebelumnya, dengan begitu implementasi dan penggunaannya akan dapat lebih mudah.
  • Dalam melakukan perkiraan pengembangan sistem yang selanjutnya dapat dilakukan secara mudah.
  • Klien dapat mempersiapkan perangkat lunak yang tepat dan cocok dengan sistem terkait yang dibuatnya.
  • Dengan adanya komunikasi antara pelanggan dan tim pengembang secara langsung dapat terjalin komunikasi yang baik.
  • Tim dapat mengetahui apa yang diharapkan dan diinginkan pelanggan sehingga dapat diterapkan lebih mudah.

Kekurangan Metode Prototype

Selain kelebihan, metode prototype juga memiliki beberapa kekurangan sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam penggunaannya. Beberapa kekurangan dari prototype antara lain sebagai berikut :

  • Ketika klien kurang puas terhadap hasil prototype di tahap awal, metode prototype ini akan menghabiskan banyak waktu.
  • Jika klien secara terus menerus memberikan tambahan requirement pada sebuah sistem yang harus sesuai dengan keinginannya, maka akan menambah kompleksitas dari pembuatan suatu sistem.
  • Ketika komunikasi antara klien dan tim pengembang mengalami hambatan dan tidak efektif, maka sistem yang dibuat juga akan terhambat.

You may also like