Home » Kuliah IT » Forward Chaining: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan

Forward Chaining: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan

Sistem pakar merupakan sitem yang memiliki tujuan untuk mengadopsi suatu sistem dengan mengangkat pengetahuan yang dimiliki manusia ke komputer dengan sebuah rancangan berbentuk model kemampuan untuk menyelesaikan maupun memecahkan sebuah masalah layaknya seorang ahli atau pakar.

Dengan keberadaan sistem pakar, orang awam yang tidak mengetahui banyak hal terkait hal ini dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah maupun mendapatkan informasi yang berkualitas, valid, dan terpercaya sesuai dengan yang diperoleh dengan bantuan para ahli atau para pakar.

Tidak hanya itu, sistem pakar juga bisa membantu mempermudah pekerjaan para ahli atau pakar dan kita sendiripun juga bisa menjadi berpengalaman dan memperdalam ilmu itu sendiri.

sistem pakar menjadi salah satu program yang ditujukan untuk mencapai sebuah tingkat kinerja yang paling tinggi dengan arah tertentu dan ruang lingkup yang cukup sempit.

Sistem pakar terbagi menjadi dua yakni forward chaining dan backward chaining. Selain membahas mengenai apa itu forward chaining, kami juga akan menjabarkan perbedaannya dengan backward chaining.

Apa Itu Forward Chaining

Metode forward chaining merupakan sebuah metode pelacakan ke depan yang dimulai dari kumpulan berbagai fakta dengan menelusuri kaidah yang cocok dan sesuai dengan sebuah dugaan atau hipotesa yang mengarah pada kesimpulan.

Metode ini sering disebut dengan data – driven oleh karena inference engine yang memakai informasi yang ditentukan oleh para penggunanya dengan memindahkan pada seluruh jaringan dengan logika AND maupun KRD hingga terminal yang dipilih sebagai objek. Jika inference engine tidak bisa menentukan objek, informasi lain akan digali.

Metode forward chaining akan mengecek masing – masing rule untuk memastikan bahwa data yang sedang diteliti memenuhi premis dari rule itu sendiri. Jika sudah memenuhi, rule akan dikerjakan untuk mendapatkan fakta baru yang kemungkinan dapat digunakan oleh rule lain. Pengecekan rule itu sendiri disebut dengan rule interpretation yang berbasis pengetahuan dan dilakukan oleh inference engine.

Rule interpretation

Berdasarkan diagram di atas, masing – masing step memiliki fungsinya masing – masing. Pada step 1, rule yang berada menggunakan basis pengetahuan yang dibandingkan dengan fakta yang diketahui dalam mencari rule yang memenuhi atau yang tepat.

Pada step kedua, jika suatu kondisi muncul, rule Conflict Resolution akan mencari rule yang mempunyai prioritas paling tinggi dan memiliki potensi untuk dieksekusi.

Sedangkan pada step yang terakhir, yakni proses forward chaining mengeksekusi atau firing rule. Proses yang terakhir ini akan menciptakan dua kemungkinan antara lain munculnya fakta baru yang ditambahkan ke fact base atau rule baru yang akan ditambahkan ke knowledge base.

Perbedaan Forward Chaining dan Backward Chaining

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, forward chaining melakukan pelacakan atau penelusuran ke depan yang mana terlebih dahulu dimulai dari berbagai fakta dengan pencarian kaidah yang sesuai dengan dugaan yang menuju menjadi sebuah kesimpulan yang dipunyai.

Sedangkan metode backward chaining merupakan pelacakan atau penelusuran ke belakang yang dimulai dengan penalaran kesimpulan, kemudian mencari suatu dugaan atau hipotesa yang mengarah pada fakta yang mendukung hipotesa itu sendiri.

Mengapa Harus Menggunakan Metode Forward Chaining?

Penggunaan metode forward chaining disarankan kaeena dengan menggunakan jenis sistem pakar yang satu ini, para pengguna dapat menentukan fakta – fakta terlebih dahulu terutama yang sesuai dengan kebutuhan dan dirinya, kemudian baru dibuatkah kesimpulan berdasarkan fakta yang sudah dipilih.

Tujuan penggunaan metode forward chaining adalah untuk mengetes dan menguji beberapa faktor yang ada di dalam dengan menggunakan aturan yakni disimpan pada sistem hingga nanti diperoleh sebuah kesimpulan.

Tak hanya itu, bahasa pemrograman pun juga dipakai dalam menciptakan dan pembangunan sistem supaya dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Bahasa pemrograman yang digunakan antara lain PHP dan MySQL untuk mengelola database dengan XAMPP.

Kelebihan Forward Chaining

Berikut beberapa kelebihan dari forward chaining.

  • Metode forward chaining dapat bekerja dengan maksimal dan dengan baik saat masalah mulai muncul mulai dari pengumpulan berbagai informasi hingga menentukan sebuah kesimpulan hang dapat ditarik dari informasi – informasi itu sendiri.
  • Metode forward chaining menyajikan berbagai macam informasi dari sejumlah kecil suatu data yang ada.

Kekurangan Forward Chaining

Adapun beberapa kelemahan atau kekurangan dari metode forward chaining Dalah kemungkinan bahwa suatu cara yang hendak dipakai sebagai pengenalan beberapa fakta lebih penting dibandingkan dengan fakta yang lainnya.

Selain itu, sistem ini kemungkinan juga akan menanyakan sebuah pertanyaan yang dianggap tidak penting yang tidak berhubungan. Sekalipun jawaban yang dibutuhkan merupakan jawaban yang sangat penting, namun pertanyaan tersebut justru akan membuat bingung para pemggunanya terutama dalam menjawab seluruh pertanyaan pada subjek yang tidak berhubungan.

Contoh Forward Chaining

Sering kali beberapa pertanyaan muncul mengenai kasus apa yang cocok untuk diterapkan metode forward chaining. Metode ini biasanya sesuai dengan masalah yang berhubungan dengan pengendalian atau kontroling maupun peramalan atau prognosis.

Metode forward chaining cocok digunakan dalam beberapa contoh studi kasus untuk penilaiannya. Berikut dua contoh kasus yang dapat menggunakan metode forward chaining.

  • Pendeteksian atau pelacakan kerusakan komputer dengan berdasarkan keluhan yang diberikan oleh para pengguna.
  • Mencari dan menentukan penyakit dari komputer berdasarkan dengan gejala atau gangguan yang dialami.
  • dan lain sebagainya.

Berikut penjelasan metode forward chaining beserta contohnya dan perbedaannya dengan backward chaining. Semoga bermanfaat!

You may also like