Home » Kuliah IT » Pemrosesan Informasi: Pengertian, Tahapan dan Indikator

Pemrosesan Informasi: Pengertian, Tahapan dan Indikator

by Rhenn
by Rhenn

Keterampilan seseorang dalam berkomunikasi bergantung pada seberapa luas pemahamannya akan teori komunikasi. Keterampilan komunikasi dapat menunjang kemampuannya dalam mendapatkan solusi untuk memahami beragam fenomena komunikasi. Pengembangan citra seseorang erat kaitannya dengan bagaimana orang tersebut dalam berinteraksi dengan orang atau individu lain.

Seorang pakar psikologi, yaitu Jean Piaget, mengembangkan suatu teori perkembangan kognitif yang membahas cara anak-anak dalam belajar memahami sekitarnya. Menurutnya anak-anak akan belajar ketika melakukan aktivitas interaksi pada lingkungan sosial maupun interaksi fisik. Interaksi yang dialami oleh seseorang dapat saja mengubah persepsinya terhadap suatu hal. Untuk memahami suatu hal yang diterima atas adanya interaksi tersebut diperlukan adanya pemrosesan informasi yang dilakukan oleh otak manusia. 

Teori pemrosesan informasi akan dijelaskan di bawah ini:

Apa itu Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi secara umum berkaitan tentang cara organisme atau makhluk hidup dalam menerima, memilih, serta menginternalisasikan suatu informasi. Lalu bagaimana informasi tersebut akan digunakan untuk membuat sebuah keputusan serta mengarahkan perilakunya. Teori pemrosesan informasi ini merupakan suatu pendekatan kognitif yang dimaksudkan supaya dapat memahami bagaimana cara pikiran manusia dalam mengubah informasi sensorik.

Teori pemrosesan informasi diperkenalkan George A. Miller dan Frederick C. Frock, yang merupakan psikolog Amerika pada tahun 1949. Pada cakupan yang lebih luasnya, teori pemrosesan informasi bertujuan mempelajari berbagai sifat mekanisme adaptif tentang pemahaman, penyimpanan, pengambilan, serta penggunaan  informasi baik dari keadaan internal maupun eksternal. 

Tahapan Pemrosesan Informasi

Panca indera yang dimiliki manusia sejak lahir membuat manusia mampu melihat, mendengar, meraba, merasa, dan mencium bau dari apa yang terjadi atau yang ada di sekitarnya. Panca indera ini memiliki fungsi untuk merespon rangsangan atau stimulus yang hadir. Hadirnya stimulus tersebut seseorang dapat memahami apa yang terjadi. 

Proses seseorang dalam memahami suatu hal yang terjadi dari adanya stimulus sebagai sebuah pemrosesan informasi melalui beberapa tahapan. Berikut ini tahapan-tahapan pemrosesan informasi tersebut:

1. Sensasi

Sensasi merupakan tahap awal penerimaan informasi. Dimana hal tersebut mengacu terhadap pendeteksian dini atau penerimaan stimulus dari energi secara fisik. Maka sensasi berkaitan dengan struktur dan proses pada mekanisme sensorik, yang juga dipengaruhi oleh stimulus yang diterima. Energi fisik yang dideteksi tersebut bisa berupa cahaya, suara, atau panas.

Tahapan sensasi diartikan sebagai proses diterimanya rangsangan atau stimulus oleh panca indera, namun belum diberi makna. Prosesnya yaitu mendeteksi dahulu berbagai rangsangan sebagai bahan dari suatu informasi yang kemudian diubah menjadi impuls saraf. Selanjutnya dikirim ke otak melalui benang-benang saraf.

2. Persepsi

Tahapan pemrosesan informasi kedua yaitu persepsi. Persepsi merupakan suatu proses yang memberikan makna pada tahapan sebelumnya, yaitu sensasi. Dengan kata lain, persepsi merupakan kelanjutan dari tahapan sensasi yang menjadikan seseorang mendapatkan pengetahuan baru. Proses dalam menginterpretasikan informasi sensorik persepsi menggunakan kognisi pada tingkat yang tinggi. 

Perbedaan antara sensasi dan persepsi yaitu, sensasi arahnya pada pendeteksian dini terhadap suatu rangsangan. Sedangkan persepsi mengacu terhadap interpretasi atau definisi dari hal-hal yang diterima oleh panca indera. Di saat seseorang melakukan suatu aktivitas seperti membaca buku, mendengarkan musik, mencium wangi parfum, atau mencicipi makanan, maka orang tersebut bukan hanya sekedar mengalami atau memproses stimulasi sensorik.

Setiap kejadian sensorik itu, nantinya akan diproses dengan berdasarkan pada pengetahuan orang atau individu tersebut tentang berbagai hal. Hal-hal tersebutlah yang disebut persepsi yang memberikan sebuah makna terhadap pengalaman sensorik tersebut. Proses persepsi diawali dengan diterimanya rangsangan oleh reseptor atau panca indera, kemudian dipengaruhi oleh faktor eksternal yang mengandung berbagai perasaan, sehingga membentuk persepsi dan pengetahuan terhadap sekitarnya.

3. Atensi

Tahapan pemrosesan informasi yang terakhir atau yang ketiga yaitu atensi. Atensi merupakan suatu pemusatan pikiran yang terjadi dengan bentuk yang jernih atas beberapa objek simultan atau sekelompok pikiran. Atensi ini mengarah pada suatu proses kognitif yang menyeleksi informasi penting dari lingkungan sekitarnya melalui panca indera, sehingga otak akan dipenuhi dengan informasi dengan jumlah yang terbatas. Tidak hanya itu, atensi juga merupakan upaya pemusatan mental terhadap peristiwa-peristiwa sensorik atau peristiwa-peristiwa mental

Proses atensi berkaitan erat dengan ingatan dalam proses berpikir setiap individu. Sebab proses atensi terjadi pada ingatan di tingkat pemikiran setiap manusia. Daya ingat seseorang akan fokus dan menjadi lebih baik apabila melakukan kegiatan atau pembelajaran pada hal-hal yang difokuskan atau yang diinginkannya.

Indikator Pemrosesan Informasi

Indikator pemrosesan informasi dapat dilihat berdasarkan langkah-langkah berikut ini:

  1. Menerima Informasi

Pada langkah ini, seseorang menerima sebuah informasi misalnya dengan membaca suatu topik dengan beberapa cara. Pertama dengan suara lantang, lalu dengan suara pelan, kemudian membaca dalam hati. Selanjutnya orang tersebut dapat menjelaskan topik tersebut baik secara lisan maupun tulisan.

  1. Mengolah Informasi

Pada langkah mengolah informasi, seseorang merespon suatu hal atau pengetahuan atau topik secara lisan maupun tulisan. Kemudian orang tersebut dapat memberikan tanggapan atas topik tersebut.

  1. Menyimpan Informasi

Langkah ketiga, dalam menyimpan informasi, seseorang dapat mengulang kembali topik yang sudah didapat atau dipelajari sebelumnya. Dalam hal ini termasuk juga poin-poin penting dari topik tersebut. Sehingga informasi dari topik tersebut dapat tersimpan dalam ingatan orang tersebut.

  1. Memanggil kembali Informasi

Langkah terakhir yang dapat dijadikan indikator pemrosesan informasi yaitu memanggil kembali informasi. Seseorang yang sudah menerima informasi dari topik sebelumnya, dapat mengungkapkan atau menjelaskan kembali topik tersebut beberapa waktu kemudian baik dengan cara lisan maupun tulisan.

Faktor yang Mempengaruhi Pemrosesan Informasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi di antaranya adalah:

1. Faktor Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri individu atau orang itu sendiri. Faktor ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian:

  • Faktor intelegensi

Faktor ini memiliki peranan penting dalam sebuah proses penyerapan suatu informasi. Jika seseorang memiliki tingkat intelegensi yang baik, sehingga mampu berpikir rasiologi, maka tingkat pemahaman akan sebuah informasi akan lebih tinggi. Dalam hal ini, pemrosesan informasi akan berjalan dengan baik.

  • Faktor Minat

Minat berarti kecenderungan yang kuat dari seseorang untuk merasa tertarik pada suatu hal atau suatu bidang. Kalau seseorang memiliki minat akan suatu hal, maka proses penerimaan akan informasi dari hal tersebut akan menjadi lebih mudah diterima. Sehingga pemrosesan informasi yang terjadi cenderung cepat.

  • Faktor Kondisi Fisik dan Psikis

Kondisi fisik, seperti kesehatan jasmani, keadaan alat-alat indera dapat menunjukan pertumbuhan pada individu. Sedangkan kondisi psikis menunjukkan stabilitas atau labilitas mental seorang individu. Maka kondisi fisik dan psikis ini berpengaruh besar dalam pemrosesan informasi.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini meliputi faktor guru/pembimbing, faktor keluarga, serta faktor sumber-sumber belajar. Apabila semua faktor ini mendukung dan positif, maka pemrosesan informasi seseorang akan baik.

3. Sifat Individu Manusia 

Sifat dari masing-masing individu juga menjadi faktor yang mempengaruhi pemrosesan informasi. Contohnya, sifat pelupa, ceroboh, atau sebaliknya.

Jika seseorang memiliki sifat pelupa atau sifat ceroboh, tentunya pemrosesan informasi yang terjadi menjadi tidak maksimal. Sebaliknya bagi individu yang bersifat tidak pelupa dan teliti, pemrosesan informasi dapat terjadi dengan baik. Sehingga pemahaman akan suatu hal akan berbeda antara individu yang memiliki sifat berlawanan tersebut.

You may also like