Home » Jaringan Komputer » Cloud Bursting: Pengertian, Manfaat, Infrastruktur dan Cara Kerja

Cloud Bursting: Pengertian, Manfaat, Infrastruktur dan Cara Kerja

by Atin Rahmawati
by Atin Rahmawati

Apa itu Cloud Bursting?

Cloud bursting adalah metode yang digunakan oleh hybrid cloud untuk memfasilitasi sumber daya tambahan ke private cloud sesuai dengan keperluan. Cloud bursting dalam cloud computing merupakan konfigurasi yang disiapkan dalam public cloud dan private cloud untuk menangani puncak permintaan TI.

Dengan cloud bursting maka dapat meminimalisir gangguan layanan apabila pada suatu organisasi yang menggunakan private cloud mencapai 100% dari kapasitas sumber daya yang dimiliki, kemudian lalu lintas yang melimpah tersebut akan diarahkan menuju public cloud.

Melalui cloud bursting, memungkinkan perusahaan dapat memanfaatkan skala dan kapasitas penyimpanan cloud yang hampir tidak terbatas untuk sementara, tanpa perlu memindahkan beban kerja secara permanen ke public cloud.

Kapan Cloud Bursting Dibutuhkan?

Berikut beberapa kondisi cloud bursting dibutuhkan, diantaranya yakni:

1. Bisnis Musiman

Bisnis musiman memerlukan sumber daya komputasi tambahan selama waktu puncak yang telah diketahui. Dalam kehidupan nyata contohnya pada saat musim pemilihan politik terdapat penggalangan dana kampanye dan lalu lintas wes menjadi padat.

2. Pemodelan dan Kueri Data Besar

Cloud bursting dibutuhkan bagi perusahaan yang memiliki data besar sebab perlu menjalankan kueri satu kali atau menghasilkan model yang di luar dari kapasitas penyimpanan pribadi perusahaan tersebut, contohnya pelatihan model AI dan ML.

3. Kampanye Pemasaran

Diperlukan arus lalu lintas yang sangat besar dalam kampanye pemasaran agar dapat meluncurkan produk baru sehingga membutuhkan tempat penyimpanan yang diperluas. Kondisi tersebut dapat berdampak pada kemacetan sementara dalam lalu lintas web sehingga menjadi waktu yang tepat dalam memanfaatkan bursting cloud.

4. Pengembangan Perangkat Lunak

Kasus yang paling umum terjadi untuk bursting cloud adalah pengembangan dan analitik perangkat lunak. Dalam tim DevOps seringkali memanfaatkan beberapa mesin virtual sebagai pengujian dalam waktu singkat serta tugas CI/CD menjadi kandidat yang akan masuk ke public cloud.

Dengan begitu dalam waktu singkat memerlukan bursting cloud selama proses pengembang mendorong komot baru.

Manfaat Cloud Bursting 

Berikut beberapa manfaat yang didapat dalam penggunaan cloud bursting .

  • Menawarkan fungsionalitas layanan mandiri dan fleksibilitas.
  • Menghemat biaya apabila terdapat permintaan untuk suatu sumber daya atau memprediksi puncak fluktuasi permintaan.
  • Menghilangkan kebutuhan untuk membangun infrastruktur secara fisik.
  • Memastikan kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan yang melimpah.
  • Cloud bursting dapat disesuaikan dalam hal komputasi dan penyimpanan guna mengakomodasi permintaan yang sedang berjalan.

Pertimbangan Saat Menggunakan Cloud Bursting

Sebelum menggunakan cloud bursting perlu memahami beberapa pertimbangan penting, berikut diantaranya:

1. Potensi Masalah Keamanan

Dalam menjalankan bisnis hal yang harus dijaga dengan hati-hati adalah menyebarkan data sensitif pada penyimpanan atau cloud. Bagi yang menjalankan bisnis sangat dianjurkan untuk melakukan back up data pada saat masuk ke cloud untuk mengantisipasi potensi kecelakaan.

2. Latensi Tinggi

Pada saat menggunakan sistem penyimpanan cloud yang berada jauh dari pusat data maka cloud bursting dapat membuat latensi. Sumber daya yang meledak ke public cloud dapat berdampak pada masalah kinerja aplikasi. Solusinya adalah menerapkan sumber daya tepi yang berada dekat dengan user.

3. Biaya Transfer Data

Hal penting lain yang perlu diketahui adalah potensi biaya transfer data antara cloud publik dan pribadi. Dalam mentransfer data diperlukan biaya yang sangat besar, hal ini akan menyebabkan kenaikan biaya proyek cloud bursting  ke titik yang lebih murah untuk membeli sumber daya komputasi private.

Infrastruktur TI yang Dibutuhkan

Apabila terjadi permintaan pengguna yang terus meningkat maka infrastruktur pribadi di cloud perlu dengan cepat mentransfer instans aplikasi dan data penuh ataupun sebagian ke infrastruktur duplikat di public cloud. Berikut beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan, diantaranya:

1. Keamanan

Untuk aplikasi dan data pusat, akses langsung ke infrastruktur public cloud bisa saja tidak bersifat lokal. Diperlukan bebankerja agar dapat melintasi jaringan area luas atau internet publik, menghambat kinerja, dan meningkatkan risiko serangan siber.

2. Jaringan

Cloud bursting kurang sesuai dengan jaringan lawas. Hal tersebut disebabkan karena jaringan lawas tidak dirancang untuk menyeimbangkan kelincahan dari cloud bursting yang memiliki konektivitas bandwidth tinggi, latensi rendah yang diperlukan untuk memenuhi permintaan beban kerja.

3. Replikasi

Agar tidak terjadi kehilangan data selama cloud burst maka status aplikasi dan data pada saat direplikasi di cloud hybrid harus tetap tersinkron. Otomatisasi dan orkestrasi yang terjadi di antara lingkungan private cloud dan public cloud diperlukan untuk menyediakan pengembangan aplikasi yang konsisten.

Cara Kerja Cloud Bursting

Dalam menerapkan cloud bursting dapat diawali dengan melakukan pengukuran infrastruktur yang ada untuk mengetahui waktu mendekati batas kapasitas. Hal tersebut dapat dilakukan dengan alat dan teknik DevOps Monitoring yang dapat menentukan batas maksimal kapasitas infrastruktur mereka.

Selanjutnya, supaya private cloud dapat mengakses sumber daya komputasi tambahan maka perlu dipicu untuk meledak ke public cloud yang bisa terjadi dengan metode yang berbeda. Namun terdapat metode manual yang biasanya hanya digunakan untuk tujuan pengujian saja.

Selain itu terdapat metode otomatisasi untuk menghilangkan kebutuhkan akan intervensi manual dan implementasi ketika dibutuhkan, kemudian dapat mengatur ulang ketika lonjakan permintaan berlangsung.

You may also like