Home » Kuliah IT » Framework Tata Kelola Teknologi Informasi: Jenis dan Pengertiannya

Framework Tata Kelola Teknologi Informasi: Jenis dan Pengertiannya

by Tsania Saraswati, S.Kom
by Tsania Saraswati, S.Kom

Apakah anda pernah mengenal atau mendengar istilah dari Tata Kelola Teknologi Informasi? Jika anda pernah mendegar istilah tersebut apakah anda atau perusahaan yang anda jalankan sudah mengetahui manfaat dan kegunaannya?

Sebagian masyarakat atau perusahaan yang melibatkan Teknologi Informasi pada organisasinya mungkin belum terlalu akrab dengan istilah Tata kelola Teknologi Informasi. Tata Kelola Teknologi Informasi merupakan kata dasar dari Tata Kelola.

  • Tata Kelola adalah beberapa urutan proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang berdampak untuk mengarahkan, mengelola, dan juga mengontrol jalannya suatu perusahaan atau oragnisasi. (Wikipedia, 2007)

Lalu apa perbedaannya dengan Tata Kelola Teknologi Informasi?

  • Tata Kelola Teknologi Informasi adalah suatu cabang dari Tata Kelola pada perusahaan atau organisasi dengan fokus tertentu yakni Sistem Teknologi Informasi serta manajemen kinerja dan risiko yang akan terjadi pada perusahaan.
  • Tata kelola Teknologi Informasi berfokus pada dua: Upaya Teknologi Informasi dalam memberikan nilai tambah bagi bisnis dan Penangan risiko ketika sudah dilaksanakan.

Penjelasan dan pengertian singkat tentang Tata Kelola Teknologi Informasi diatas memiliki beberapa manfaat dan kegunaan terutama bagi perusahaan atau organisasi yang ingin meningkatkan kualitas Teknologi Informasi pada perusahaannya. Berikut adalah beberapa manfaat Tata Kelola Teknologi Informasi:

  1. Akurasi dan tepat waktu dalam pengerjaan laporan manajemen selama pengembangan teknologi informasi
  2. Mengurangi adanya risiko kemungkinan terjadinya tindakan pencurian, penyerobotan, pemerasan, penjiplakan, dan kecurangan lainnya yang merugikan terutama dibidang TI, yang biasa disebut dengan fraud. (gtBlogger, 2017)
  3. Kualitas output TI yang lebih baik
  4. Penyelarasan strategis yang menghasilkan peningkatan kepuasan mitra bisnis
  5. Peningkatan kinerja dan manajemen sumber daya
  6. Peningkatan prioritas proyek yang mengarah ke pengurangan anggaran TI (Indonesia, t.thn.)

Tidak sedikit dari beberapa perusahaan yang masih belum paham dan mengerti dengan baik kegunaan dari Tata Kelola TI bagi perusahaannya.

Padahal jika perusahaan telah mengetahui kegunaannya maka perusahaan tersebut akan melakukan update secara berkala untuk meningkatkan pelayanan yang baik tentang Teknologi Informasi di perusahaannya.

Membuat Tata Kelola Teknologi Informasi harus berdasarkan framework atau kerangka kerja yang membahas tentang panduan bagaimana cara membuat dan menyusun Tata Kelola Teknologi Informasi yang benar dan semestinya.

Ada beberapa framework yang membahas tentang Tata Kelola Teknologi Informasi itu sendiri, diantaranya:

  • COBIT. Framework yang diterbitkan oleh ISACA ini merupakan kerangka kerja komprehensif dimana framework ini secara global telah menerima praktik, analytical tools and models yang dirancang untuk tata kelola dan pengelolaan Teknologi Informasi di perusahaan. Berdasarkan pengalaman yang terus meluas tentang tata kelola, ISACA terus memperbarui versi dari framework COBIT, hingga yang terbaru adalah COBIT 5 yang lebih banyak digunakan oleh organisasi dengan fokus manajemen risiko dan mitigasi.
  • ITIL atau singkatan dari Information Technology Infrastructure Library. Pada framework ITIL berfokus pada manajemen layanan Teknologi Informasi. Tujuan dari framework ini adalah memastikan bahwa layanan Teknologi Informasi yang tersedia mendukung proses utama bisnis. Dalam framework ITIL ini berisi lima praktik manajemen seperti: strategi layanan, desain, change management, operation, dan operation and continual service improvement.
  • COSO atau singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission yang tidak hanya berfokus pada layanan Teknologi Informasi namun framework ini lebih berfokus pada aspek bisnis seperti risiko perusahaan dan fraud deterrence.
  • CMMI atau singkatan dari Capability Maturity Level Model Integration merupakan framework untuk peningkatan kinerja. Salah satu cara kerja framework CMMI ini adalah dengan menggunakan skala 1 sampai 5 untuk mengukur kinerja perusahaan atau organisasi, kualitas dan tingkat kematangan profitabilitas.
  • FAIR atau singkatan dari Factor Analysis of Information Risk merupakan model framework yang relatif baru, dengan tujuan untuk membantu organisasi dalam mengukur risiko. Fokus dari framework ini adalah cyber security dan operational risk yang bertujuan untuk membuat keputusan yang lebih cepat. (Indonesia, t.thn.)

Perusahaan atau organisasi dapat menerapkan satu atau lebih dari satu framework diatas. Hal yang terpenting bagi perusahaan adalah harus meninjau terlebih dahulu framework yang sesuai dengan budaya di perusahaan tersebut.

You may also like