Home » R » Struktur Data R Language : Vektor

Struktur Data R Language : Vektor

by Hanifah Nurbaeti
by Hanifah Nurbaeti

Vektor

Vektor adalah objek data R yang paling dasar dan ada enam jenis vektor atom. Yaitu logical, integer, double, complex, character dan raw. Simplenya vektor hanyalah daftar item yang memiliki tipe yang sama.

Untuk menggabungkan daftar item ke vektor, gunakan fungsi c() dan pisahkan item dengan koma.

Pada contoh di bawah ini, kita membuat variabel vektor yang disebut buah-buahan, yang menggabungkan string:

Contoh 1 String :

# Vector of strings
fruits <- c("banana", "apple", "orange")

# Mencetak fruits
fruits

Output :

[1] "banana" "apple" "orange"

Contoh 2 Numerik :

Contoh

# Vector of numerical values
numbers <- c(1, 2, 3)

# Mencetak numbers
numbers

Output :

[1] 1 2 3

Contoh 3 vektor dengan nilai numerik secara berurutan :

# Vector with numerical values in a sequence
numbers <- 1:10

numbers

Output :

[1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kita juga dapat membuat nilai numerik dengan desimal secara berurutan, tetapi perhatikan bahwa jika elemen terakhir tidak termasuk dalam urutan, itu tidak digunakan:

Contoh 4 nilai numerik desimal secara berurutan :

# Vector with numerical decimals in a sequence
numbers1 <- 1.5:6.5
numbers1

# Vektor dengan desimal numerik dalam urutan di mana elemen terakhir tidak digunakan
numbers2 <- 1.5:6.3
numbers2

Output :

[1] 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5 6.5
[1] 1.5 2.5 3.5 4.5 5.5

Contoh 5 vektor nilai logika :

# Vector of logical values
log_values <- c(TRUE, FALSE, TRUE, FALSE)

log_values

Output :

[1] TRUE FALSE TRUE FALSE

Buat Vektor

Ada beberapa cara penulisan elemen vektor, di bawah ini kita memiliki 2 cara penulisan yaitu secara tunggal atau single dan multiple atau beberapa. Mari kita lihat contoh-contoh di bawah ini

Elemen Vektor Tunggal

Satu nilai pada R merupakan vektor dengan panjang 1 dan termasuk ke dalam vektor yang sempat di sebutkan di awal tadi. Berikut in cara penulisan elemen vektor tunggal :

# Atomic vector of type character.
print("abc");

# Atomic vector of type double.
print(12.5)

# Atomic vector of type integer.
print(63L)

# Atomic vector of type logical.
print(TRUE)

# Atomic vector of type complex.
print(2+3i)

# Atomic vector of type raw.
print(charToRaw('hello'))

Output :

[1] "abc"
[1] 12.5
[1] 63
[1] TRUE
[1] 2+3i
[1] 68 65 6c 6c 6f

Elemen Vektor Multiple

Elemen vektor multiple ini memeiliki beberapa cara dan operator yang digunakan untuk melakukan elemen vektor multiple. Beriku ini ada contoh-conthnya :

Menggunakan operator titik dua dengan data numerik

# Membuat urutan dari 5 hingga 13.
v <- 5:13
print(v)

# Membuat urutan dari 6.6 hingga 12.6.
v <- 6.6:12.6
print(v)

# Jika elemen terakhir yang ditentukan tidak termasuk dalam urutan, maka elemen tersebut akan dibuang.
v <- 3.8:11.4
print(v)

Output :

[1]  5  6  7  8  9 10 11 12 13
[1]  6.6  7.6  8.6  9.6 10.6 11.6 12.6
[1]  3.8  4.8  5.8  6.8  7.8  8.8  9.8 10.8

Menggunakan operator sequence (Seq.)

# Create vector with elements from 5 to 9 incrementing by 0.4.
print(seq(5, 9, by = 0.4))

Output :

[1] 5.0 5.4 5.8 6.2 6.6 7.0 7.4 7.8 8.2 8.6 9.0

Menggunakan fungsi c ()

Nilai non-karakter dipaksakan menjadi tipe karakter jika salah satu elemennya adalah karakter. Cara ini sama seperti cara yang di atas, yaitu menggunakan fungsi c() . Berikut ini contohnya :

# Nilai logika dan numerik diubah menjadi karakter.
s <- c('apple','red',5,TRUE)
print(s)

Output :

[1] "apple" "red"   "5"     "TRUE"

Panjang Vektor

Untuk mengetahui berapa banyak item yang dimiliki oleh sebuah vektor, gunakan fungsi length():

Contoh

fruits <- c("Lecy", "apple", "orange")

length(fruits)

Output :

[1] 3

Sortir Vektor

Untuk mengurutkan item dalam vektor menurut abjad atau numerik, gunakan fungsi sort():

Contoh

fruits <- c("banana", "apple", "orange", "mango", "lemon")
numbers <- c(13, 3, 5, 7, 20, 2)

sort(fruits)  # Sort a string
sort(numbers) # Sort numbers

Output :

[1] "apple" "banana" "lemon" "mango" "orange"
[1] 2 3 5 7 13 20

Vektor Akses

Elemen Vektor diakses menggunakan pengindeksan. Tanda kurung [] digunakan untuk pengindeksan. Pengindeksan dimulai dengan posisi 1. Memberikan nilai negatif dalam indeks akan menghilangkan elemen tersebut dari result.TRUE, FALSE atau 0 dan 1 juga dapat digunakan untuk pengindeksan. Item pertama memiliki indeks 1, item kedua memiliki indeks 2, dan seterusnya:

Contoh

# Mengakses elemen vektor menggunakan posisi.
t <- c("Sun","Mon","Tue","Wed","Thurs","Fri","Sat")
u <- t[c(2,3,6)]
print(u)

# Mengakses elemen vektor menggunakan pengindeksan logika.
v <- t[c(TRUE,FALSE,FALSE,FALSE,FALSE,TRUE,FALSE)]
print(v)

# Mengakses elemen vektor menggunakan pengindeksan negatif.
x <- t[c(-2,-5)]
print(x)

# Mengakses elemen vektor menggunakan pengindeksan 0/1.
y <- t[c(0,0,0,0,0,0,1)]
print(y)

Output :

[1] "Mon" "Tue" "Fri"
[1] "Sun" "Fri"
[1] "Sun" "Tue" "Wed" "Fri" "Sat"
[1] "Sun"

Bisa juga mengakses beberapa elemen dengan mengacu pada posisi indeks yang berbeda dengan fungsi c():

Contoh

fruits <- c("banana", "apple", "orange", "mango", "lemon")

# Akses item pertama dan ketiga (pisang dan jeruk)
fruits[c(1, 3)]

Output :

[1] "banana" "orange"

Anda juga dapat menggunakan nomor indeks negatif untuk mengakses semua item kecuali yang ditentukan:

Contoh

fruits <- c("banana", "apple", "orange", "mango", "lemon")

# Akses semua item kecuali item pertama
fruits[c(-1)]

Output :

[1] "apple" "orange" "mango" "lemon"

Ubah Item

Untuk mengubah nilai item tertentu, lihat nomor indeks:

Contoh

fruits <- c("banana", "apple", "orange", "mango", "lemon")

# Ubah "banana" menjadi "pear"
fruits[1] <- "pear"

# Cetak fruits
fruits

Output :

[1] "pear" "apple" "orange" "mango" "lemon"

Ulangi Vektor

Untuk mengulang vektor, gunakan fungsi rep():

Contoh
Ulangi setiap nilai:

repeat_each <- rep(c(1,2,3), each = 3)

repeat_each

Output :

[1] 1 1 1 2 2 2 3 3 3

Contoh
Ulangi urutan vektor:

repeat_times <- rep(c(1,2,3), times = 3)

repeat_times

Output :

[1] 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Contoh
Ulangi setiap nilai secara independen:

repeat_indepent <- rep(c(1,2,3), times = c(5,2,1))

repeat_indepent

Output :

[1] 1 1 1 1 1 2 2 3

Menghasilkan Vektor Berurutan

Di bawah ini kita akan membuat vektor dengan nilai numerik secara berurutan dengan operator :

Contoh

numbers <- 1:10

numbers

Output :

[1] 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Untuk memperbesar atau memperkecil langkah secara berurutan, gunakan fungsi seq():

Contoh

numbers <- seq(from = 0, to = 100, by = 20)

numbers

Output :

[1]   0  20  40  60  80 100

Catatan: Fungsi seq() memiliki tiga parameter yaitu: from adalah tempat urutan dimulai, to adalah tempat urutan berhenti dan by adalah interval urutan.

Aritmatika vektor

Dua vektor dengan panjang yang sama dapat ditambahkan, dikurangi, dikalikan atau dibagi memberikan hasil sebagai keluaran vektor.

Contoh :

# Buat dua vectors.
v1 <- c(3,8,4,5,0,11)
v2 <- c(4,11,0,8,1,2)

# Vektor penjumlahan.
add.result <- v1+v2
print(add.result)

# Vektor pengurangan.
sub.result <- v1-v2
print(sub.result)

# Vektor perkalian.
multi.result <- v1*v2
print(multi.result)

# Vektor pembagian.
divi.result <- v1/v2
print(divi.result)

Output :

[1]  7 19  4 13  1 13
[1] -1 -3  4 -3 -1  9
[1] 12 88  0 40  0 22
[1] 0.7500000 0.7272727       Inf 0.6250000 0.0000000 5.5000000

Recycling Elemen Vektor

Jika kita menerapkan operasi aritmatika ke dua vektor yang panjangnya tidak sama, maka elemen dari vektor yang lebih pendek didaur ulang untuk menyelesaikan operasi tersebut.

v1 <- c(3,8,4,5,0,11)
v2 <- c(4,11)
# V2 becomes c(4,11,4,11,4,11)

add.result <- v1+v2
print(add.result)

sub.result <- v1-v2
print(sub.result)

Output :

[1]  7 19  8 16  4 22
[1] -1 -3  0 -6 -4  0

Sekian dulu yaa penjelasan mengenai vektor pada R Language. Semoga bermanfaat .

You may also like