Bagi Anda yang sering berkutat dengan komputer, pasti Anda akan sering menjumpai sistem operasi. Yup, sistem operasi seakan telah menjadi “nyawa” bagi komputer. Karena jika tak ada sistem operasi, maka komputer Anda tidak bisa digunakan untuk apa-apa.
Sistem operasi sendiri merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang bertanggung jawab dalam mengatur atau mengontrol kerja perangkat keras (hardware), serta menjalankan software di dalam sistem komputer. Fungsi sistem operasi sendiri adalah sebagai jembatan antara manusia sebagai pengguna dengan komputer sebagai hardware yang menjalankan perintah dari pengguna.
Jenis sistem operasi komputer sendiri dapat dibedakan berdasarkan antarmuka yang disuguhkan kepada penggunanya, yaitu sistem operasi berbasis GUI (Graphical User Interface) dan CLI (Command Line Interface). Pada kesempatan sebelumnya, kami telah membahas mengenai macam-macam sistem operasi jaringan berbasis GUI. Nah, pada kali ini, kami akan mengulas mengenai macam-macam sistem operasi berbasis CLI.
Perkembangan sistem operasi berbasis CLI atau teks dimulai ketika komputer generasi kedua hadir, dimana komputer tersebut menyertakan sistem operasi menggunakan disket pada personal computer (PC). Saat ini, ternyata penggunaan sistem operasi berbasis CLI masih dibutuhkan. Biasanya sistem operasi ini digunakan untuk orang-orang yang pekerjaannya berkaitan dengan IT, mulai dari administrator jaringan, programmer, dan pekerjaan IT lainnya.
Ada beberapa sistem operasi yang antarmukanya berbasis CLI, diantarnya adalah sebagai berikut:
1. DOS (Disk Operating System)
Sekarang ini, istilah DOS menjadi istilah yang umum digunakan untuk menyatakan bahwa sebuah laptop belum memiliki OS yang terinstal. Padahal dahulu, peran DOS cukup besar untuk komputer zaman dulu. DOS sendiri terdiri dari beberapa macam, diantaranya:
2. POSIX
POSIX (Portable Operating System Interface for UNIX) merupakan sebuah standar sistem operasi yang dicetuskan oleh Institute of Electical and Electronics Engineers (IEEE), organisasi yang mendefinisikan semua layanan dalam sistem operasi. Software yang mendukung POSIX dapat dijalankan dari satu sistem ke sistem lainnya dengan mudah. POSIX menjadi dasar dari sistem operasi UNIX. Meskipun begitu, POSIX juga dibuat agar sistem operasi lainnya dapat mengimplementasikan standar POSIX. Standardisasi POSIX ini telah dilakukan sejak tahun 1985. Nomor standar yang formalnya adalah IEEE 1003, lalu menjadi standar internasional dengan nomor standar ISO/IEC 9945.
Nama POSIX sendiri diusulkan oleh Richard Stallman, sebagai jawaban atas permintaan IEEE untuk nama OS yang mudah diingat. POSIX menentukan antarmuka antara pengguna dan perangkat lunak terhadap sistem operasi yang tertuang di dalam 15 dokumen. Antarmuka pengguna standar dalam POSIX disebut Korn shell, yang digunakan untuk memasukkan command line. Program-program dari pengguna lainnya juga dapat dimasukkan ke dalam standar ini, misalnya seperti awk, ed, echo, dan program lainnya.
POSIX juga membuat definisi pustaka API standar untuk thread (POSIX Thread) yang banyak digunakan di dalam sistem operasi modern. Sementara itu, layanan level program yang dimasukkan ke dalam standar POSIX adalah input/output dasar seperti file, terminal, dan jaringan. POSIX juga menentukan cara melakukan pengujian terhadap sebuah aplikasi yang dapat mendukung POSIX atau tidak. Cara-cara tersebut dikenal dengan istilah POSIX Confirmance Test Suite (PCTS).
3. Linux
Linux merupakan sistem operasi berbasis UNIX yang dapat dijalankan pada perangkat keras (hardware) PC berbasis Intel x86. Linux dikembangkan berdasarkan standar yang ditetapkan UNIX, sehingga kemampuannya sama dengan UNIX. Itu artinya, Linux juga memiliki kemampuan sebagai server maupun workstation seperti halnya UNIX. Awalnya, Linux hanya bisa dijalankan di platform Intel x86, termasuk AMD Cyrix dan platform lainnya.
Hingga kini, perkembangan Linux didukung oleh lisensi yang digunakan oleh Linux yaitu GNU GPL (GNU General Public License. Lisensi tersebut memungkinkan suatu software (termasuk sistem operasi) untuk digunakan dan disebarluaskan secara bebas, dimana pengguna atau penerima software berhak untuk menerima source code dari software tersebut beserta hak-hak yang diizinkan oleh pembuat aslinya. Itu mengapa, Linux termasuk salah satu dari macam-macam sistem operasi open source terpopuler sampai saat ini.
Software tersebut dapat dimodifikasi atau digunakan di dalam software lain, dimana lisensi dari software yang telah diubah atau software baru tetap mengacu pada lisensi GNU GPL . Pembuat asli source code dari software tersebut hanya bertanggungjawab pada source code buatannya dan tidak bertanggungjawab terhadap akibat yang disebabkan dari perubahan software tersebut. Penyebarluasan software yang telah diubah pun harus tetap mencantumkan pembuat asli, source code, kode perubahan yang ditambahkan, dan penanggungjawab dari perubahan tersebut. Dengan GPL, bukan berarti tidak memperbolehkan software tersebut untuk dikomersialkan (dipungut harga jual), setidaknya biaya dari pengguna dapat dipungut dari biaya salinan media distribusi.
Macam-macam perubahan dari Linux sendiri biasa dikenal dengan nama Distro. Banyak distro-distro Linux yang menawarkan keunggulan di hal tertentu, contohnya seperti Debian, Ubuntu, Linux Mint, Slackware, RedHat, KaliLinux, dan lainnya. Nah, dari tiap distro tersebut, ternyata juga memiliki beberapa macam. Salah satunya, jenis-jenis Linux Debian yang pernah kami bahas di situs ini.
Sekian ulasan kami kali ini seputar macam-macam sistem operasi berbasis CLI. Semoga ulasan yang kami bahas kali ini bisa bermanfaat untuk Anda.