Home » Ilmu Komputer » 5 Jenis-jenis Booting Komputer yang Perlu Diketahui

5 Jenis-jenis Booting Komputer yang Perlu Diketahui

by Dadan Abdullah, S.Kom.
by Dadan Abdullah, S.Kom.

Booting, merupakan suatu tahapan persiapan dan pemeriksaan kelengkapan sebelum komputer beroperasi sepenuhnya, seperti halnya Kita mempersiapkan dan memeriksa kelengkapan kendaraan (memastikan lampu, rem, kaca spion, tekanan angin ban dan lain sebagainya dalam keadaan baik) sebelum berkendara, booting pun demikian, sebelum komputer dapat digunakan untuk memuat sistem operasi, sistem ROM-BIOS (Read Only Memory – Basic Input Output System) yang umumnya tertanam pada motherboard komputer akan memeriksa kelengkapan dan kondisi komputer.(Baca juga: Fungsi ROM , Tips Memilih Laptop Untuk Desain Grafis)

ROM-BIOS atau hanya disebut BIOS merupakan suatu memory yang menyimpan informasi yang cukup untuk memeriksa perangkat keras dan memuat sistem operasi. Berbeda dengan RAM (Random Access Memory), informasi yang tersimpan dalam BIOS akan tetap ada meskipun komputer dimatikan.(Baca juga: Perbedaan RAM dan ROM , Cara Melacak Orang dengan GPS)

Ada beberapa tahapan dalam booting komputer, diantaranya:

  1. Komputer dinyalakan dan BIOS aktif

Pada tahap ini, RAM dalam keadaan kosong dan processor belum dapat memproses intruksi apapun selain mengaktifkan BIOS. (Baca juga: Fungsi Processor , Kelebihan dan Kekurangan Jaringan 4G)

  1. Power-On Self Test (POST)

Tahapan ini merupakan tahapan pemeriksaan, BIOS akan memeriksa komponen komputer yang diperlukan untuk dapat beroperasi seperti, temperatur Processor, Hard Disk Drive, keadaan RAM, VGA Card (jika terpasang). (Baca juga: Fungsi Harddisk Pada Komputer)

  1. Memuat Sistem Operasi (jika ada)

Jika hasil pemeriksaan tidak menunjukkan kesalahan, misalnya temperatur Processor dalam keadaan normal (tidak over-heat), Hard Disk Drive terdeteksi dengan baik, maka BIOS akan melanjutkan memuat Sistem Operasi (jika ada). Jika Sistem Operasi tidak ditemukan, umumnya BIOS akan menampilkan peringatan seperti “Please Insert Boot Device” atau semacamnya, hal tersebut terjadi karena perangkat (device) yang berisi file-file boot sistem operasi tidak ditemukan. (Baca juga: Jenis Sistem Operasi Komputer , Fungsi Monitor LCD)

Ada beberapa jenis-jenis booting komputer, diantaranya:

  1. Cold booting

Booting ini terjadi saat komputer dalam keadaan mati, lalu dinyalakan dengan prosedur yang normal, maka komputer akan memasuki tahap booting dan listrik akan mengalir ke tiap komponen komputer yang sebelumnya dalam keadaan dingin (belum teraliri tenaga listrik).

Sebagaimana telah kita ketahui bahwa komponen elektronik pada komputer mengandung logam (semacam tembaga atau kuningan) yang merupakan penghantar listrik sekaligus penghantar kalor (panas) yang baik, sehingga panas bisa terjadi pada komponen elektronik sebagai (sebut saja) residu dari aliran listrik pada komponen logam didalamnya, oleh sebab itu istilah cold booting digunakan pada komputer yang dinyalakan (melalui proses booting) dalam kondisi sebelumnya setiap komponen belum mendapat aliran listrik.(Baca juga: Cara Menghidupkan dan Mematikan Komputer Dengan Benar)

  1. Warm booting

Booting yang hangat, hangat? Ya, disebut demikian karena booting ini terjadi setelah semua komponen komputer menyala (teraliri tenaga listrik), proses booting ini kebalikan dari cold booting, alasannya penamaannya (mungkin) sama dengan cold booting, setelah semua komponen komputer teraliri listrik (menyala), suhu komponen tersebut meningkat (menjadi lebih hangat, walaupun tidak sampai panas), karena sebelum komputer melakukan warm booting, komputer dalam keadaan menyala atau bahkan sistem operasi sedang bekerja dengan baik. (Baca Juga: Manfaat Firewall , Ciri ciri Keyboard Laptop Rusak)

Rebooting atau Reboot atau Restart mungkin istilah yang lebih Anda kenal dibandingkan dengan Warm Booting, namun berbeda dengan Rebooting (Reboot atau Restart), Warm Booting terjadi karena kerusakan program dan menjadikan komputer harus mengatur ulang sistem. (Baca Juga: Fungsi Komputer , Bahaya Kecanduan Internet)

Misalnya karena ada sector pada Hard Disk Drive yang perlu diperiksa, setelah diperiksa (dalam hal ini hasil pemeriksaan kita abaikan), komputer akan Restart, gunanya adalah untuk memeriksa ulang kondisi Hard Disk Drive tersebut, pemeriksaan dilakukan oleh BIOS sebelum sistem operasi di load, dengan begitu partisi sistem operasi-pun diperiksa. (Baca juga: Komputer Sering Restart , Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli)

  1. Soft Booting

Hampir sama dengan warm booting, soft booting terjadi setelah seluruh komponen komputer aktif (teraliri energi listrik), namun soft booting ini terjadi bukan karena kerusakan program. Misalnya Anda mengakses interface BIOS dan melakukan perubahan pada pengaturan BIOS, biasanya dilakukan oleh pengguna dengan alasan optimasi atau keamanan (memasang password BIOS), untuk dapat melanjutkan ke sistem operasi Anda harus menyimpan pengaturan BIOS tersebut lalu merestart komputer, restart atau reboot yang dilakukan oleh komputer (bukan oleh sistem operasi) dan bukan karena kesalahan (error) disebut soft booting. (Baca Juga: Fungsi Algoritma , Cara Mencegah Cybercrime)

  1. Hard Booting

Kebalikan dari soft booting, hard booting biasanya terjadi karena komputer tidak merespon dalam waktu lama (hang), sehingga terpaksa Anda menekan tombol “Reset” pada komputer. Pada komputer desktop atau PC umumnya terdapat dua tombol, satu tombol power,dan satu lagi tombol reset (atau hard reset). Gunanya sudah jelas, untuk me-reboot atau me-reset atau me-restart paksa komputer yang tidak merespon. (Baca Juga: Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi )

Menekan tombol reset berbeda dengan menekan tombol power dan menahannya agak lama, memang alasannya sama biasanya karena komputer hang, orang yang menekan tombol power dan menahannya agak lama akan mendapati komputernya mati sedangkan jika tombol reset ditekan komputer akan reboot.

(Baca juga: Cara Mengatasi Komputer Hang , Teknologi Digital dalam Fisika)

Selain itu jika mematikan komputer dengan cara “force shutdown” (dimatikan paksa) dengan cara menahan tombol power akan membahayakan kesehatan Hard Disk Drive, karena saat komputer menyala dan Hard Disk Drive mendapat pasokan tenaga listrik, cakram (disk) didalam Hard Disk Drive tersebut dalam keadaan berputar sangat cepat, dan jika pasokan tenaga listrik pada hard disk drive tersebut tiba-tiba terputus, dampaknya akan sangat buruk terhadap kesehatan hard disk drive. Mungkin bisa kita asumsikan dengan kendaraan (mobil) yang melaju kencang tiba-tiba direm dengan maksimal. (Baca juga: Ciri Hard Disk Rusak , Peran Teknologi Dalam Pendidikan)

Lain halnya jika kita mematikan komputer dengan menekan tombol shutdown (pada sistem operasi Windows), pasokan tenaga listrik akan secara bertahap dikurangi sedikit demi sedikit oleh sistem operasi sehingga cakram didalam hard disk drive akan melambat dan akhirnya berhenti (dengan halus).

  1. Rebooting

Sama halnya dengan Warm Booting, Soft Booting, dan Hard Booting, Rebooting juga terjadi setelah semua komponen komputer aktif, namun karena beberapa alasan misalnya disebabkan oleh sistem operasi yang mengharuskan komputer melakukan reboot. Mungkin Anda pernah mengalaminya saat Anda menginstall driver (misalnya saja driver VGA Card), fungsi dari driver tersebut akan optimal (atau bahkan baru dapat diterapkan) setelah komputer reboot dan sistem operasi membaca ulang hardware dan software (driver) yang terinstall (terpasang).(Baca juga: Ciri-ciri VGA Rusak , Penyebab Teknologi Komputer Berkembang Cepat)

Proses booting memang cukup memakan waktu lama, namun hal tersebut dapat dipercepat dengan mengaktifkan fitur “fast boot” yang dapat diakses pada interface BIOS (umumnya tiap BIOS memiliki fitur tersebut), Anda juga dapat mengoptimalkan waktu yang diperlukan untuk booting dengan cara mencabut perangkat yang sekiranya tidak selalu Anda butuhkan, misalnya ada USB Flashdisk yang masih menancap, atau ada CD/DVD pada Optical Disk Drive, hal tersebut akan menambah waktu yang dibutuhkan untuk booting karena sistem secara otomatis akan memeriksanya.

Sekian jenis-jenis booting pada komputer yang berhasil dihimpun oleh DosenIT, semoga bermanfaat.

You may also like