Home » Jaringan Komputer » Internet » 10 Dampak Negatif Internet Violence and Gore pada Perkembangan Anak

10 Dampak Negatif Internet Violence and Gore pada Perkembangan Anak

by Elang Hendy Subrata
by Elang Hendy Subrata

Perkembangan jaringan komputer, khususnya dunia Internet sudah sangat umum di akses oleh siapapun. Baik tua maupun anak-ana dapat menikmati berbagai hal yang ada di dalam internet. Contohnya, konten hiburan sampai berbisnis dapat ditemukan dengan mudah. Namun, tidak jarang konten negatif juga dapat diakses oleh siapapun, misalnya konten violence and gore.

Violence and gore adalah dua kata yang berasal dari bahasa Inggris. violence adalah kekerasan, sedangkan gore artinya darah kental. Maksud dari darah kental itu adalah kekerasan yang menjurus ke sadis. Jadi, bisa dibilang konten violence and gore adalah konten yang menyajikan tayangan yang mengandung kekerasan dan juga kesadisan seperti mutilasi, kanibal, kekerasan yang sampai darahnya berceceran, dan lain-lain.

Dari pengertian seperti itu, bisa dibilang konten ini hanya dinikmati oleh orang-orang dewasa saja dan tentunya berbahaya jika anak-anak menonton konten semacam itu. Sayangnya, macam macam cyber crime yang ada di dunia internet membuat siapapun dapat melihat konten mengerikan tersebut, termasuk anak-anak. Lalu apa dampak yang ditimbulkan jika anak-anak menonton konten seperti itu? Berikut dampak negatif internet violence and gore pada perkembangan anak.

1. Berpengaruh pada mental

Anak-anak yang menonton konten kekerasan dan sadis dapat mempengaruhi mentalnya. Bisa saja anak tersebut akan meniru setiap adegan yang disajikan dan dapat membentuk anak menjadi seseorang yang sangat sadis. Biasanya, kesadisan dan kekerasannya akan dia lampiaskan pada orang yang lemah atau hewan yang ditemuinya.

2. Anak menjadi trauma

Ya, jika sebelumnya dapet membentuk anak menjjadi sadis, maka berikutnya bisa jadi kebalikannya, yaitu si anak akan merasakan trauma yang sangat menakutkan baginya. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap sosialisasinya. Anak yang sudah terkena konten kekerasan dan kesadisan akan menganggap semua orang itu jahat dan dapat mengancam nyawanya.

3. Merasa minder

Rasa minder juga akan dirasakan oleh anak yang sudah melihat konten kekerasan dan kesadisan. Minder tersebut didapatkan karena merasakan ketakutan sehingga dapat memengaruhi kepercayaan dirinya. Jika terus seperti ini dapat berpengaruh pada pergaulannya.

4. Sering mengamuk

Ketika anak-anak tiba-tiba mengamuk  dan lebih agresif itu merupakan salah satu tiruan yang dia lakukan pada konten yang berbau kekerasan dan juga kesadisan. Si anak akan berpikir dengan mengamuk merupakan cara yang ampuh untuk terlihat kuat sehingga dia bisa menaku-nakuti orang-orang sekitarnya.

5. Ketidakpercayaan pada orang lain

Ketidakpercayaan pada orang lain juga akan muncul karena merasa ketakutan dan trauma dia akan menjadi korban seperti yang ditunjukan di dalam konten tersebut. dia akan merasa tidak ada orang yang dapat dipercaya dan akan memilih menyelesaikan masalah sendiri. Hal tersebut lah yang membentuk anak menjadi agresif dan sering mengamuk jika bertemu orang-orang di sekitarnya.

6. Kesulitan dalam fokus

Karena trauma yang didapatkan dalam konten kekerasan dan kesadisan tersebut, anak tersebut kesulitan fokus dalam menangkap pelajaran. Setiap adegan-adegan tersebut akan terus terngiang-ngiang di dalam otaknya. Bahkan yang terparah adalah anak tersebut dapat kehilangan semagat belajarnya.

7. Selalu merasakan depresi

Dampak negatif beikutnya anak tersebut akan selalu merasakan deperesi. Si anak akan sulit merasakan kebahagiaan dan juga kegembiraan. Selain itu, sikap depresinya akan membuat anak akan selalu merasakan perasaan negatif dan tidak ada keinginan untuk mendapatkan semangat di dalam dirinya.

8. Keinginan bunuh diri yang kuat

Puncak dari semua semua hal-hal negatif di dalam dirinya adalah keinginan bunuh diri. Pertama – tama dia akan sering melukai dirinya sendiri. Bahkan melukai dirinya pun merupakan pengaruh yang kuat dari konten kekerasan dan kesadisan yang dilihatnya. Dari melukai dirinya sendiri itu, secara tidak langsung dia berusaha untuk mengakhiri dirinya sendiri.

9. Berkurangnya daya ingat

Daya ingat pada anak juga akan mengalami perubahan. Biasanya dia akan mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan perkembangan IQ-nya pun akan terhambat bahkan mengalami penurunan. Jika terus seperti itu, perkembangan tumbuh kembang anak pun akan terganggu.

10. Kesulitan dalam tumbuh kembang anak

Konten kekerasaan dan kesadisan juga berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Dalam jangka panjang, anak tersebut akan mengalami gangguan juga pada kesehatannya. Berbagai penyakit pun akan berdatangan seperti kesehatan jantung, hati, obesitas, dan bahkan perkembangan otaknya pun akan berpengaruh.

Itulah 10 dampak negatif internet violence and gore pada perkembangan anak. Memang pada dasarnya konten violence and gore bukanlah untuk anak-anak. Konten tersebut ditunjukan untuk orang-orang yang memiliki mental yang sehat dan sudah mengetahui bahwa violence and gore itu sebagai “hiburan” buat dia.

Oleh sebab itu, untuk orang tua selalu waspada dan menjaga buah hatinya. Sebab dampak positif dan negatif internet akan selalu ada. Tinggal bagaimana sikap kita menghadapinya dan tahu caranya bagaimana mengantisispasi konten negatif pada anak sehingga mereka bisa aman dari dampak negatifnya. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat untuk kamu semua.

You may also like