Home » Javascript » 12 Framework JavaScript Terbaik

12 Framework JavaScript Terbaik

by Rhenn
by Rhenn

JavaScript merupakan sebuah bahasa pemrograman untuk membuat sebuah website yang interaktif serta intuitif. Sedangkan Framework JavaScript mempermudah untuk membangun sebuah website, sebab memiliki sistem pemrograman tingkat tinggi untuk mengatur bahasa pemrograman sebuah website. 

Penggunaan Framework JavaScript dapat mempersingkat waktu maupun proses dalam memangun sebuah website yang bagus. Karena dengan Framework JavaScript dapat menggunakan kerangka kode yang telah tersedia, sehingga menjadi lebih mudah dan cepat.

Apa itu Framework JavaScript?

Framework merupakan kerangka perintah-perintah dan fungsi dasar yang menjadi garis besar atau panduan langkah dalam membangun sebuah website atau aplikasi. Framework membuat pembuatan website maupun aplikasi menjadi teratur dan terstruktur. 

Sederhananya, framework adalah kerangka kerja atau outline. Kerangka kerja atau outline dapat menjadikan sebuah pekerjaan dapat dikerjakan sesuai urutan secara teratur sehingga tidak melebar pada alur yang tidak penting. 

Berdasarkan pengertian framework dapat kita simpulkan bahwa Framework JavaScript adalah sebuah kerangka yang dapat digunakan untuk membangun website maupun aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman JavaScript. Dengan menggunakan Framework JavaScript, membuat website tidak diperlukan untuk menuliskan kode JavaScript dari nol lagi, tetapi dapat menggunakan kerangka website yang sudah tersedia atau menggunakan kode dasar.

Sifatnya yang open source membuat Framework JavaScript dapat diakses dan dikembangkan lebih jauh atau disesuaikan dengan kebutuhan. Framework JavaScript ini tersedia gratis dan terdapat banyak pilihan. 

12 Framework JavaScript

Terdapat berbagai macam Framework JavaScript dengan mengusung berbagai fiturnya masing-masing, yaitu:

1. AngularJS

AngularJS
AngularJS

AngularJs merupakan framework JavaScript yang paling populer di kalangan developer. Framework ini dikembangkan oleh Google dan dirilis tahun 2009. Versi baru AngularJS mulai diperkenalkan pada tahun 2014. 

Versi baru ini dibangun dengan bahasa TypeScript yang memiliki komponen penting berupa 3 bagian utama, yaitu:

  • ng-app, merupakan petunjuk dan link dari AngularJS ke HTML.
  • ng-model, adalah arahan atau petunjuk data dari app AngularJS ke input kontrol pada HTML.
  • ng-bind, berupa arahan atau petunjuk data dari app AngularJS ke tag HTML.

Fitur-Fitur AngularJS:

  • Directives, fitur ini memberi kemudahan dalam pengaturan DOM (Document Object Model), untuk menghasilkan konten dengan HTML yang lebih dinamis lagi.
  • Hierarchical Injections, memudahkan pengelolaan kode yang berfungsi untuk pengujian serta penggunaan ulang.
  • Two-way Data Binding, untuk memudahkan sinkronisasi antara model dan view.
  • Scope, merupakan objek yang digunakan untuk menampung data Model yang isinya Method/perantara antara Controller dan View.
  • Controller, untuk mengontrol data juga alur kerja pada program yang dibangun, berupa kumpulan fungsi-fungsi JavaScript pada AngularJS.
  • Services, merupakan objek yang digunakan di sebuah aplikasi untuk membuat XMLHttpRequest.
  • Filter, untuk memilih item atau fungsi kode.
  • Directives, digunakan dalam pembuatan tag pada HTML.
  • Template, merupakan tampilan program yang sedang dibuat berdasarkan pada Controller serta Model. 
  • Routing, adalah proses perpindahan tampilan (switching).
  • Model View Whatever, ialah pola desain MVC yang membagi proses kerja dan memiliki tanggung jawab berbeda. Oleh karena itu metodenya lebih menjadi MVVM (Model-View-Viewmodel).
  • Deep Linking, merupakan fitur yang mengizinkan developer untuk melakukan encode aplikasi pada URL, membuat bookmark, dan melakukan restore kondisi terakhir URL.
  • Dependency Injection, adalah fitur yang memungkinkan Developer bisa menulis komponen atau kode terpisah satu sama lain, yang dapat memudahkan pengujian dan pengembangan program.

Kelebihan AngularJS:

  • AngularJS dengan TypeScript dengan konsep Object Oriented Programming atau berbasis objek, menjadikan prosesnya fleksibel, juga jauh lebih mudah untuk dikelola.
  • Bisa dipakai untuk membuat program yang kompleks.
  • Apabila ada perubahan kode, dapat langsung diketahui.
  • Jumlah dan struktur baris kode sangat rapi.
  • Komunitas penggunanya saat ini sudah luas..
  • Pengujian dapat dilakukan secara langsung.
  • Dapat kompatibel pada semua browser, kecuali Explorer.
  • Kode dapat tetap berjalan walaupun aplikasi masih dalam permintaan ke server. Karena terdapat RxJs yang merupakan tools untuk menampung ketidaksinkronan.
  • Single Page Application dapat dikelola dengan mudah.

Kekurangan AngularJS:

  • Cukup menyulitkan untuk digunakan oleh pemula, sebab aturan dari penulisan kode rumit.
  • Kurang SEO Friendly.
  • Ukuran frameworknya besar, 566 KB.
  • Membutuhkan autentikasi server guna menjaga keamanan dari aplikasi.
  • JavaScript dan browser harus terus terhubung, bila tidak akan mengakibatkan kode yang telah dibuat menjadi tidak dapat bekerja.
  • Harus terbiasa dengan bahasa pemrograman TypeScript.

2. Ember.js

Ember.js
Ember.js

Ember.js merupakan Framework JavaScript yang berkonsep MVVM atau model-view-viewmodel. Dengan sifat open source dari Ember.js memungkinkan pengembang dapat meningkatkan website yang dibuatnya sesuai kebutuhan.

Ember.js juga mendukung Two Way Data Binding, apabila developer membuat perubahan pada kode JavaScript, akan memberikan pengaruh terhadap tampilan layar yang ada pada kode HTML.

Fitur-Fitur Ember.js

 Fitur-Fitur yang terdapat pada Ember.js adalah sebagai berikut:

  • Ember Inspector, adalah alat yang digunakan untuk men-debug aplikasi pada Ember.js.
  • Route, merupakan fitur utama atau inti untuk mengelola URL.
  • Computed Properties, adalah fitur yang dapat digunakan untuk mendeklarasikan fungsi sebagai sebuah properti, yang nantinya akan ditampilkan ketika properti tersebut diminta.

Kelebihan Ember.js

Adapun kelebihan yang dimiliki Ember,JS di antaranya:

  • Templatenya dapat secara otomatis memperbaharui model apabila konten pada aplikasi dilakukan perubahan.
  • Pembangunan user interface atau antarmuka dapat menjadi mudah dan fleksibel berkat template yang sudah tersedia.
  • Dapat menghitung properti objek karena adanya fungsi properties.
  • Mudah dimengerti oleh pemula, sebab inti model menggunakan HTML dan CSS.
  • Kecepatan loading bisa ditingkatkan, karena penyusunan template dapat dilakukan lebih awal pada server.
  • Terdapat plugin yang dapat membantu validasi masukan atau permintaan sebelum dilakukan proses maupun sebelum dikirim ke server.
  • Terdapat plugin yang dapat memungkinkan server yang sedang istirahat melakukan sinkronisasi.
  • API stabil.

Kekurangan Ember.js:

Ember.js tidak luput dari berbagai kekurangan, yaitu:

  • Tetap diperlukan validasi dari server.
  • Memerlukan plugin khusus sebagai tambahan untuk memvalidasi input ke server, sebab belum terintegrasi.
  • Kode HTML tidak dapat diperluas.
  • Belum adanya sumber plugin khusus apabila diperlukan plugin tambahan.
  • Ukuran file besar, yaitu 235 KB.

3. ReactJS

Reactjs
Reactjs

ReactJS adalah Framework JavaScript yang memungkinkan untuk membangun komponen antarmuka (UI) yang bisa digunakan kembali dan visual bersifat dinamis. Tampilan UI dapat dikembangkan menjadi lebih detail di setiap komponennya.

Fitur-Fitur React:

  • Virtual DOM, sebagai penyimpanan perubahan kode.
  • Libraries Integration, dapat menghubungkan serta digunakan bersamaan dengan berbagai library yang basisnya JavaScript.
  • JSX (JavaScript XML), merupakan ekstensi sintaks JavaScript yang memudahkan modifikasi DOM menggunakan kode HTML. 
  • Declarative, dapat membuat UI yang interaktif.
  • React Native (Render khusus React), kode dimungkinkan dapat digunakan dalam dua aplikasi secara bersamaan pada Android dan iOS menggunakan satu block code saja.
  • Flux, merupakan bangunan aplikasi yang mengontrol aliran data ke komponen hanya melalui operator atau satu titik kontrol saja.
  • React Views, digunakan untuk melihat hasil program yang tengah dibuat.

Kelebihan React:

  • SEO Friendly.
  • Penggunaan DOM virtual membuat lebih cepat dibanding DOM biasa.
  • Komponennya teratur, terstruktur serta sederhana.
  • Bahasa yang digunakan mirip dengan HTML dan CSS.
  • Mudah untuk mengontrol kode dan men-debug, karena penggunaan one-way data binding dan Flux.
  • Debugging bisa dilakukan pada komponen yang bermasalah saja, sehingga tidak mengganggu komponen lain.
  • Uji coba dapat dilakukan dengan mudah.

Kekurangan React:

  • Fokus utamanya hanya pada tampilan.
  • Sering ada update yang mengakibatkan dokumentasi berubah-ubah.
  • JSX tidak mudah dipelajari oleh seorang pemula.

4. Vue.js

Vue.js
Vue.js

Vue.js adalah Framework JavaScript yang merupakan framework yang progresive sehingga berguna untuk membangun antarmuka bagi pengguna, serta memiliki kemampuan menjalankan halaman website yang canggih

Kerangkanya dapat dimodifikasi dan digunakan untuk keperluan website komersial maupun personal.

Fitur Vue.js:

  • Virtual DOM (Document Object Model), lebih cepat daripada DOM biasa.
  • Components, berfungsi pembuat dan kustomisasi elemen-elemen pada HTML.
  • Computed Properties, digunakan untuk melihat perubahan tampilan.
  • Directives, fungsinya untuk melakukan segala tindakan pada front-end.
  • Data Binding, memberikan nilai pada atribut HTML.
  • Lightweight, berguna untuk membuat program lebih sederhana dan cepat.
  • Routing, merupakan perantara antarhalaman.
  • Templates, sebagai penghubung antara DOM dengan data instance Vue.js.
  • Watcher, fungsinya menangani berbagai perubahan data supaya kode menjadi lebih sederhana.

Kelebihan Vue.js:

  • Dokumentasi detail dan detail.
  • Ukuran kecil, hanya 18 KB, sehingga ringan dijalankan.
  • Mudah digunakan oleh pemula, karena penulisan kode singkat, terstruktur, dan sederhana.
  • Plugin banyak tersedia, misalnya untuk meningkatkan UX, mengkompres gambar, dan lain-lain.
  • Lebih fleksibel, karena satu template bisa digunakan berkali-kali pada HTML dan CSS. 
  • Memungkinkan untuk membuat aplikasi single-page menggunakan satu file HTML saja.

Kekurangan Vue.js:

  • Komunitasnya masih kecil.
  • Komponen yang dimilikinya belum stabil.
  • Sering bermasalah pada kompatibilitas perangkat, karena sering melakukan update.

5. Node.js

Nodejs
Nodejs

Node.js adalah server-side JavaScript yang dapat digunakan untuk membangun website yang dinamis. Framework ini menjadi pilihan banyak pengembang untuk membangun berbagai aplikasi, karena beberapa program dapat berjalan dalam waktu yang sama tanpa proses antrian.

Fitur-Fitur Node.js:

  • Engine V8, merupakan compiler JavaScript yang dimiliki Google dan dibuat memakai bahasa pemrograman C++ untuk meng-compile kode JavaScript menjadi kode pada tingkat assembly.
  • Libuv Library, adalah library C++ untuk mengatur operasi asynchronous I/O (input/output) di Node.js dan main event loop.
  • Design Pattern, berupa object pool yaitu kumpulan objek untuk task tertentu dan Facade yang berfungsi untuk memberi tampilan antarmuka bagi body kode.
  • Asynchronous Process, ialah proses jalannya program dapat dilakukan bersamaan tanpa proses antrian.

Kelebihan Node.js:

  • Dukungan mesin V8 JavaScript oleh Google Chrome, Node.js library membuat eksekusi kode cepat.
  • Tanpa data buffering untuk data yang sedang diproses. 
  • Mudah dikelola
  • Terdapat banyak library.
  • Full-stack dari HTTP server hingga templating engine.
  • Bahasa pemrograman antara client dan server sama.

Kekurangan Node.js:.

  • Banyak update yang mengakibatkan kompatibilitas dengan perangkat terganggu.
  • Diperlukan penyesuaian codebase bertahap apabila ada versi baru.
  • API tidak stabil.

6. Backbone.js

Backbonejs
Backbonejs

Backbone.js merupakan framework yang cukup dikenal oleh para web programer, yang bisa juga dipakai untuk membuat single-page application. Komunitas penggunanya nyaris sebesar AngularJS, dan framework ini dirilis tahun 2010.

Fitur-Fitur Backbone.js:

  • Model, isinya berupa data interaktif berserta fungsinya.
  • Tampilan, berfungsi mengatur antarmuka
  • Koleksi, berisi model-model yang teratur.
  • Acara, ini merupakan modul Backbone yang mudah dikompilasikan dengan kelas lainnya.
  • Router,untuk menghubungkan URL klien ke tindakan aplikasi.
  • Sinkronisasi, berfungsi memetakan status model ke database server.
  • Key-Value Binding & Custom Events, setiap terjadi perubahan Model akan berpengaruh terhadap View, dan berlaku sebaliknya.
  • Event Handling, memungkinkan untuk menyesuaikan perintah pengguna pada browser.

Kelebihan Backbone.js:

  • Lebih mudah dalam pengembangan aplikasi serta front-end, karena menggunakan fungsi JavaScript
  • Ramah bagi pemula, karena mudah dipelajari.
  • Ukuran ringan, hanya 81 KB.
  • Supaya memiliki two-way data binding dapat menggunakan plugin 
  • Banyak libraries atau perpustakaan kode yang dimilikinya.
  • API juga dokumentasinya mudah dipahami.

Kekurangan Backbone.js:

  • Belum terdapat tool untuk debugging.

7. Mithril

Mithril
Mithril

Mithril adalah framework JavaScript yang memakai konsep MVC klasik yang berukuran kecil, hanya 7 KB. Menariknya framework ini seakan menjadi kombinasi antara arsitektur dari AngularJS dengan Virtual DOM ReactJS.

Fitur-Fitur Mithril:

  • JXS, merupakan ekstensi sintaks yang memungkinkan pengembang menulis tag HTML diselingi JavaScript.
  • Animasi, memiliki fitur untuk membuat animasi yang kompleks.
  • Path Handling, berfungsi menghasilkan rute URL. 
  • XHR, merupakan cara untuk terhubung dengan server, mampu membuat dan memperbaharui HTML, membuat komponen, juga membuat rute bagi Single Page Application.
  • Routing, merupakan perpindahan tampilan atau switching.

Kelebihan Mithril:

  • Performanya bagus, yaitu 6.4ms.
  • Cocok digunakan untuk membuat  widget JavaScript maupun UI (user interface), karena memiliki API.
  • Loading cepat.
  • Uji coba mudah dilakukan
  • Bisa diintegrasikan bahkan dengan plugin lain atau plugin pihak ketiga. 
  • Memiliki kompatibilitas dengan semua browser.

Kekurangan Mithril:

  • Komunitas penggunanya masih kecil.

8. Polymer

Polymer.js
Polymer.js

Polymer merupakan Framework JavaScript yang dikembangkan oleh Google serta dirilis pada tahun 2015. Framework ini dapat digunakan membangun aplikasi website dengan memakai komponen dari website tersebut.

Fitur-Fitur Polymer:

  • Terdapat fitur yang berfungsi untuk menyederhanakan proses pengembangan PWA.
  • DOM Shadow, berfungsi sebagai enkapsulasi CSS, JavaScript, serta templating.
  • Polyfills, sebuah fitur yang dapat dipakai membuat elemen serta bisa digunakan ulang.
  • Catalog Elements, merupakan fitur yang menyediakan komponen web yang siap untuk digunakan.

Kelebihan Polymer:

  • Ramah bagi pemula, sebab struktur kodenya mudah dipahami.
  • Dapat digunakan untuk membangun area aplikasi yang luas karena telah mendukung one-way maupun two-way data binding.
  • Mudah untuk membuat HTML secara khusus, sebab dibangun atas API standar website. 
  • Bisa dipakai guna membuat widget yang nantinya dapat digunakan ulang dalam dokumen serta web app.
  • Desain material Googlenya dapat memudahkan dalam mengembangkan mobile app.

Kekurangan Polymer:

  • Struktur komponen sulit dipahami.
  • Belum cocok dipakai untuk membangun aplikasi berskala besar.
  • Belum banyak dokumentasi dan tutorial yang tersedia.

9. Express.js

Express.js
Express.js

Framework Express.js ini untuk membangun aplikasi website atau web app yang berbasis Node.js. Framework ini adalah back-end development untuk mengelola routing session, permintaan HTTP, dan lain-lain.

Fitur-Fitur Express.js:

  • Routing, merupakan metode atau cara server untuk menampilkan permintaan browser (client).
  • Middleware, untuk engakses permintaan dan merespons objek.
  • Static File, merupakan file yang bisa diunduh baik oleh client maupun browser.
  • Template Engine, adalah perpustakaan atau library tempat memilih template berbeda.
  • Cache, berfungsi agar pengemang tidak perlu menulis ulang kode yang telah ada atau telah ditulis.

Kelebihan Express.js:

  • Skalanya dapat ditingkatkan secara cepat.
  • Mampu mengatasi dan memperbaiki error lebih cepat.
  • Terintegrasi dengan full stack MEAN, sehingga dapat membangun website secara keseluruhan dengan cepat.
  • Telah mendukung Google V8 Engine.
  • Sudah memiliki komunitas pengguna yang besar.
  • Bahasa pemrogramannya menggunakan JavaScript.

Kekurangan Express.js:

  • Sistem authentication harus ditambahkan dengan plugin.
  • Tidak memiliki ORM (Object Relational Mapping), sehingga harus menggunakan aplikasi pihak ketiga, misalnya Sequelize.

10. Next.js

Next.js
Next.js

Next.js adalah Framework JavaScript yang mudah digunakan untuk membangun sebuah website maupun program, yang mana program tersebut  siap dijalankan saat setup pertama kalinya. Next.js dianggap sebagai pelengkap ReactJS, sebab memiliki kemampuan rendering yang lebih baik.

Fitur-Fitur Next.js:

  • Routing Pages, merupakan fitur routing otomatis di tiap halaman..
  • Build-in CSS Support, bisa mengimport file CSS ke file JavaScript.
  • Layout Component, fitur ini bisa memecah konstruksi halaman untuk menjadi kumpulan komponen, dimana komponen tersebut dapat digunakan ulang untuk halaman lain.
  • Image Optimization, dapat merubah ukuran gambar supaya lebih responsif saat dibuka di browser.
  • Font Optimization, otomatis mengatur inline font CSS 
  • Script Optimization, dapat mengatur loading di script pihak ketiga.
  • Static File Serving, dapat memudahkan saat memanggil serta menggunakan file statis pada suatu halaman.
  • Fast Refresh, dapat merefresh otomatis saat ada perubahan script.

Kelebihan Next.js:

  • SEO friendly.
  • Memiliki template yang dapat melakukan routing pada halaman web.
  • Setup lebih mudah.
  • Performanya baik.

Kekurangan Next.js:

  • Plugin yang kompatibel masih sedikit. 
  • Halaman depan build-in siap pakai tidak banyak disediakan.
  • Perlu tim development dan manajemen khusus jika ingin membangun toko online.
  • Build-in state manager terbatas, Sehingga perlu bantuan lain seperti Redux, MobX, dan lainnya.

11. Meteor

Meteor
Meteor

Meteor merupakan framework yang digunakan untuk mengembangkan sebuah program dari pengembangan backend, logika bisnis, mengelola database, sampai front-end. Juga dikenal sebagai Isomorphic Development Ecosystem (IDevE) yang digunakan untuk membangun web app yang dapat berjalan secara real time.

Fitur-Fitur Meteor:

  • Distributed Data Protocol, dapat melakukan perubahan dengan cara otomatis berdasarkan permintaan dari klien tanpa diperlukan menulis kode sinkronisasi.
  • Universal app, menggunakan kode yang sama untuk website maupun mobile app.
  • Package/paket, memudahkan proses pemrograman serta instalasinya.
  • Meteor galaxy, merupakan layanan awan yang diperuntukan bagi penyebaran aplikasi meteor.

Kelebihan Meteor:

  • Prototype dapat dibangun dengan cepat.
  • Tidak dibutuhkan untuk menginstal serta mengkonfigurasi manajemen modul, library, driver, API, maupun yang lainnya.
  • Kode yang dihasilkan dapat lintas platform (cross-platform), yaitu android, iOS, serta, website.
  • Mudah dipahami oleh pemula, karena pengkodeannya yang sederhana.
  • Bisa dikombinasikan dengan framework lain, yaitu AngularJS dan React.
  • Menggunakan kode yang sama di front-end dan back-end, mobile app dan website, yaitu  kode JS isomorfik.

Kekurangan Meteor:

  • Tidak cocok untuk membangun aplikasi besar dan kompleks.

12. Aurelia

Aurelia
Aurelia

Aurelia merupakan framework yang bertujuan untuk menginterpretasikan sisi server dan klien bersamaan serta dapat digunakan untuk memperluas kode HTML. Mampu menghasilkan tampilan website yang bagus dan website menjadi semakin kuat.

Fitur-Fitur Aurelia:

  • Aurelia CLI, merupakan baris perintah resmi untuk framework  Aurelia yang bisa digunakan untuk membangun projek baru.
  • Two-way data binding, untuk memudahkan sinkronisasi model dan view.
  • Board Language Support.
  • Komponen, berupa blok penyusun kerangka kerja yang terdiri dari model tampilan JavaScript dan HTML. 
  • Routing, untuk konfigurasi routing.
  • Server Side Rendering, berguna untuk merender aplikasi di server lalu mengirimkan lagi halaman sepenuhnya kepada klien.

Kelebihan Aurelia:

  • Dapat digunakan untuk memperluas kode HTML.
  • Kerangka kerja standar websitenya yang bersih, sehingga tidak membutuhkan kode-kode tambahan yang tidak diperlukan.
  • Dapat melakukan testing atau uji coba  components serta testing end-to-end .
  • Apabila dibutuhkan dapat diintegrasikan dengan tools atau plugin lain
  • Bisa berintegrasi dengan Polymer.

Kekurangan Aurelia:

  • Dokumen tutorial masih sedikit.
  • Komunitas pengguna masi kecil. 

You may also like